Penyebab Semburan Lumpur Kesongo dan Keberadaan Mud Volcano Utara Jawa

2

Kamis 27 Agustus 2020 warga Kawasan Kesongo dikagetkan oleh adanya semburan gas bercampur lumpur. Kawah lumpur panas Kesongo di kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyembur dahsyat bahkan Ledakan lumpur di Petak 141 RPH Padas BKPH Trembes tersebut getarannya terasa hingga radius 1 kilometer. Ternyata fenomena tersebut tidak hanya baru kali ini terjadi tapi pada tahun 2013 lalu juga pernah terjadi di titik lokasi yang sama, dimana membuat beberapa warga keracunan karena menghirup kandungan gas. Fenomena ini terjadi secara alami bukan akibat pengeboran sumur.

Hasil Penelitian pada tahun 2013 menghasilkan kesimpulan Hasil penelitian saat itu menyebutkan, peristiwa tersebut diakibatkan adanya gunung api lumpur atau  mud volcano, merupakan sebuah fenomena ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti methane. Kawasan Kesongo sendiri adalah keunikan fenomena alam setempat berupa hamparan tanah luas yang terkadang muncul semburan lumpur menyerupai fenomena Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

Secara terpisah menurut Babinsa Gabusan , Serka Jatmiko menyampaikan, dalam peristiwa itu empat orang warga Desa Gabusan dilaporkan keracunan. Mereka diduga keracunan akibat menghirup gas dari semburan lumpur Kesongo saat sedang menggembala kerbau di dekat lokasi semburan. “Empat warga, Marno, Sukimin, Kadis dan Warino diduga keracunan gas dan dilarikan ke Puskesmas terdekat,” kata Jatmiko. Tak hanya itu, sambung dia, sebanyak 19 ekor kerbau milik warga juga dilaporkan terjebak hingga terkubur lumpur kesongo. Saat kejadian, belasan ekor kerbau tengah digembalakan di dekat lokasi semburan lumpur kesongo. “Baru satu ekor ditemukan dalam kondisi selamat,” ujar Jatmiko. (Kompas.com)

“ Bang, Gunung api lumpur itu apa sih ?

“Thole mud volcano merupakan struktur pembubungan (piercement structures) yang memperlihatkan lepasnya sedimen dengan tekanan berlebih (overpressure). Membubung ke atas (upward piercing) dari bawah permukaan ke permukaan bumi (from subsurface to the Earth’surface) dikarenakan oleh adanya pengapungan dan perbedaan tekanan (buoyancy and differential pressure).”

“Walaah, apa itu bang, thole masih belum paham, Apakah sama dengan gunung merapi bang ? Kok Bisa meletus gitu ?

“ Haha gini thole, mud volcano ini gak sama seperti gunung merapi, dia gak akan mengeluarkan lava Cuma akan mengeluarkan lumpur dan gas rawa saja, jadi jangan terlalu khawatir ya, nah di Kawasan Kesongo ini memang sering muncul fenomena ini seperti di bledug kuwu. Jadi kan lapisan batuan itu diisi oleh bermacam batuan dan lapisan nah salah satunya batuan sediment, nah selama jutaan tahun batuan itu terendapkan dan membentu suatu formasi, nah di kesongo ini munculnya gas dan lumpur ini berasal dari bawah tanah yang sudah terendapkan selama jutaan tahun tersebut, dimana dibawah sama ada lapisan yang fluid dan membawa kandungan gas, nah akibat adanya tekanan dan temperature yang panas di dalam tanah hingga ke lapisan batuan yang fluid tersebut, secara otomatis membuat lapisan batuan yang fluid tadi mencari jalan untuk naik dan membuat bumbungan di dalam tanah, nah bisa jadi nanti keluar dan seakan akan meletus dan mengeluarkan materialnya seperti tanah, batu, dan gas ke permukaan.  Jadi beda ya gak seperti gunung berapi yang ada magmanya, tapi disebut Mud Volcano karena ada efek letusan seperti gunung berapi”

“Owalah gitu ya bang, paham kalau gituu, Tapi bang  bahaya enggak mud volcano ini bang ?”

“ Iya bahayanya ada ketika terjadi ledakan seperti yang terjadi pagi hari tadi, akan tetapi tidak radius bahayanya lebih bersifat local, karena tidak akan mencapai puluhan kolometer seperti letusan gunung berapi, akan tetapi memang harus diwaspdai oleh warga sekitar karena belum adanya alat deteksi untuk letusannya kapan, jadi baiknya untuk menjauhi titik dan kawasan tersebut bagi warga yang tidak berkepentingan karena selain lumpur , gas yang keluar pun bisa membahayakan”

Selain berbahaya sebenarnya dengan mud volcano seperti ini kita juga bisa belajar banyak hal, misalnya  keberadaan gunung lumpur yang berkaitan dengan keberadaan potensi migas  Nah untuk kenampakan mud volcano sendiri memang unik bisa dilihat disini

Keberadaan Mud Volcano

Mud volcano di Jawa  sudah didokumentasikan  sejak  1816  oleh  Goat  (Kopf,  2002),  salah  satu  yang  sudah  dikenal  lebih  dulu  adalah  Bleduk  Kuwu,  Purwodadi  Grobogan.  Beberapa  penulis  mencoba  mengiventaris  dan  merangkum  data-data  tersebut  seperti  halnya  dilakukan  oleh  Satyana  dan  Asnidar (2008). Namun demikian penelitian yang detail sangat  terbatas, salah satunya di Timor, mud volcano di zona  prisma  akresi  yang  dilakukan  Barber  dkk.  (1986), Tjokrosaputro, dkk. (1978), Warn dan Ichram (1997).  Penelitian  lapangan  dan  analisa  laboratorim  mud  volcano  Pangebelangan  Sangiran  yang  pernah  dilakukan  oleh  Itihara  dkk.,  (1985).   Fenomena  ini    semakin  dikenal  dengan  lahirnya  Lusi,  yang  aktif  meletus mengeluarkan material dan cairan.  Fase aktif  atau  letusan  umumnya  kurang  dari  dua  hari  (Mukhtarov,  dkk,  2003),  namun  Lusi  sangat  lain,  sampai  sekarang  masih  aktif.  Letusan    di  fase  aktif  umumnya  disebabkan  oleh  pelepasan  gas  biasanya  metana  termogenik  dari  kedalaman  yang  terkadang  lebih  dari    dari  10  km  (Mazzini,  dkk,  2008).

Disamping  Lusi  terdapat  umd  volcano  aktif  terdapat  di  Komplek  mud  volcano  Kradenan  (KMVK)  yang  terdiri  dari  beberapa  mud  volcano  yang  aktif  dan  berdekatan  seperti    Kuwu,    Medang,  Crewek,  Cangkingan,  Medang  dan  Banjar  Lor.  Disamping  itu  terdapat  juga  Kesongo  dan  Anak  Kesongo  yang  berada  sekitar  30  Km  di  Timur  Medang,  di  sekitar  Lusi yaitu Gununganyar dan Kalanganyar serta Geger  di Madura.  (Burhannudinnur, et al. 2012)

Gambar Lokasi  mud  volcano  di  Peta  Zona  Tektonostratigrafi  Jawa  Timur.  Kotak  merah,  komplek  mud  volcano  Kradenan  dan  Kesongo.  Bulatan  merah  lokasi  mud  volcano,  bulatan  biru  lokasi rembesan gas. Sumber  Peta Smyth dkk., 2005.

Letak  mud  volcano  di  Peta  Zona  Tektonostratigrafi  sebagian berada di  Zona Kendeng dan sebagain yang  lain  di  Rembang  Jawa  Timur.  Kesongo,  Anak  Kesongo  dan  KMVK  terletak  di  Zone  Rembang  sedangkan  Pangeblengan,  Lusi,  Gununganyar,  Kalanganyar  berada  di  Zone  Kendeng. terbentuknya gunung lumpur, atau mud volcanoes, adalah fenomena yang lazim terjadi pada cekungan sedimentasi yang mengalami pengendapan secara cepat dan pada daerah yang secara tektonik aktif.

Foto-foto  yang  menunjukkan  morfologi  mud  volcano  di  Jawa  timur.  (A)  Kerucut  di  Medang,  (B)  Pie  di  Kuwu,  (C)  Salsa  di  Crewek,  (D)   Kerucut  dengan pie di bagian atas di Anak Kesongo, (E) Pool  di  Medang,  (F)  Gryphon  di  Kesongo  (G)  Gryphon  dengan  pie  kecil  di  bagian  atas,  (H)  Fragmen  batuan  sedimen di Kesongo (Burhannudinnur, et al. 2012).

“ Wah ternyata banyak juga ya bang gak Cuma di Kesongo saja terdapat Mud volcano?”

“ Iya benar sekali thole, banyak sebenarnya Mud volcano khususnya di pulau jawa bagian Utara. Selain  menjadi  mud  volcano  tersingkap  baik  dan  mudah  diakses,  ada  beberapa  aspek  lain  yang  membuat  KMVK  menjadi  sebuah  laboratorium  alam  mud volcano di Jawa Timur  melengkapi Lusi. Variasi  morfologi  mud  volcano  dapat  dijumpai  di  area  ini.  Informasi  dari  warga  sekitar  adanya  letusan  di  Kesongo  tiap  2-3  tahun  sekali  perlu  dipelajari  lebih  lanjut, terutama potensi  meningkatnya tekanan gas di  bawah  permukaan.  Dimana memang ketika pengamatannya periodic dan teratur kita akan lebih mudah memprediksi kapan Mud Volcano tersebut mengalami perubahan dan dinamika bahkan meletus”.

Gunung Lumpur Kesongo

Antiklin Gabus – dimana Gunung Lumpur Kesongo muncul pada puncaknya – merupakan lipatan dengan sayap bersudut paling besar, dimana Burhanuddinnur (2020) menghitung rasio regangan deformasi paling besar, mencapai 0,7. Tempat yang favorable bagi aktifnya gunung lumpur.

Gambar berikut menunjukkan penampang geologi Jawa Tengah bagian utara, dari utara Ngawi hingga Rembang, melintasi Gunung Lumpur Kesongo, direkonstruksi berdasarkan data seismik. Antiklin Gabus terbentuk sebagai lipatan akibat propagasi sesar anjak (fault-propagation fold) yang bergerak ke utara dan memotong formasi Ngimbang hingga Kujung-Prupuh (sesar berwarna merah pada gambar). Formasi Tuban hingga Mundu yang terlipat di atas sesar anjak tersebut, kemudian mengalami gangguan akibat diapirisme lumpur Formasi Tawun, menyebabkan lipatan tersebut semakin tegak (upright) dengan ekstensi/lengthening mencapai 44%. Kondisi ini tentu mengundang para lumpur yang sedang tertekan (overpressured) di bawah permukaan untuk berkumpul di Antiklin Gabus.

Sejak 45 juta tahun silam, mulai terbangun penampang geologi dari sedimentasi batuan laut dangkal. Formasi demi formasi batuan yang diendapkan pun saling bertumpuk, hingga pada rentang 20-14 juta tahun silam terbentuk Formasi Tawun, yang kemudian menjadi sumber lumpur bagi Kesongo.

Laju pengendapan yang cepat umumnya mencegah lumpur untuk mengeras dan membatu, sehingga meski kemudian ditumpuk oleh formasi-formasi lain, lumpur Tawun tetap sebagai lumpur, yang tidak memiliki kesempatan terlitifikasi menjadi batu lempung. Kelak ketika bagian utara Pulau Jawa mulai terangkat di dua juta tahun silam, bagian laut dangkal tersebut mulai didorong oleh gaya tektonik dan muncul ke permukaan, membentuk serangkaian perbukitan (Salahuddin Hussein).

Aktivitas semburan lumpur menyebabkan tidak ada pepohonan yang mampu tumbuh di dalam depresi kaldera Kesongo, hanya rerumputan dan semak belukar yang mendominasi. Karenanya, masyarakat setempat lebih mengenal area itu dengan sebutan Oro-Oro Kesongo, alias tempat yang banyak rumput untuk mengembalakan ternak.

 

Perlunya Mitigasi Bencana Mud Volcano

Terkait kemungkinan terulang lagi letusan lumpur dahsyat seperti Kesongo pada Kamis kemarin, kemungkinan akan terjadi lagi akan tetap ada, sebab proses alam akan berulang apabila material masih tersedia dan perpindahan energinya masih sama. Karena jumlah lumpur di Formasi Tawun di bawah sana masih berlimpah, dengan kondisi tektonik yang sama, tentu letusan besar berikutnya akan terjadi. Untuk itu, ia menyebutkan perlunya mitigasi bencana gunung lumpur seperti gunung api. Sebab, ada kesamaan antara fenomena gunung lumpur dan proses vulkanisme gunung berapi; hanyalah material dan energinya yang berbeda.

Selama ini di Indonesia, dengan 127 gunung api aktif, protokol yang baku telah dibentuk untuk mitigasi bencana. Peralatan dan sumber daya manusianya pun memadai. Sementara itu, untuk Gunung Lumpur Kesongo, yang lokasinya di kawasan tak berpenduduk dan dampak letusan radiusnya tak terlalu besar, nilai ancaman kebencanaannya dianggap tak begitu berarti terhadap masyarakat, ekonomi, dan infrastrukturnya.

Padahal, aktivitas masyarakat di sekitar kawasan Gunung Lumpur Kesongo, juga gunung-gunung lumpur lainnya, makin bertambah seperti bertani, meladang, menggembala, dan menambang garam. Untuk itu, perlunya mitigasi bencana mud volcano yang komprehensif.

Referensi
Awang Harun Satyana and Asnidar. 2010.MUD DIAPIR DAN MUD VOLCANO DI DEPRESI JAWA DAN MADURA: ASALMULA,  KEJADIAN, DAN IMPLIKASI PADA SISTEM PERMINYAKAN.
Muhammad burhannudinnur ,  Dardji noeradi,  Benyamin sapiie , Doddy abdassah. 2012 KARAKTER  MUD VOLCANO DI JAWA TIMUR.

 

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

2 KOMENTAR

    • tidak bahaya asal dilakukan monitoring berkelanjutan dan masyarakat dimohon untuk tidak memasuki wilayah sempuran lumpur, karena mud volcano lebih bersifat lokal dan perlu dilakukan mitigasi bencana

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here