Lagi-lagi banjir bandang, ada apa dengan desa Sempol, Bondowoso ?

0

Banjir bandang kembali melanda Desa Sempol, Bondowoso, Jawa Timur Sabtu (14/3/2020). Banjir bandang kali ini seakan mengulang hal yang sama seperti kejadian banjir bandang yang terjadi pada januari lalu (29/1/2020). Sempat beredar informasi kalau banjir bandang tersebut terjadi di kawasan Gunung Ijen. Hal tersebut disinyalir akibat hutan yang gundul dikawasan perbukitan gunung Raung yang dipicu kebakaran hutan yang terjadi pada medio 2019 lalu hingga sebagian kawasan lereng gunung jadi gundul. Kemudian, sisa-sisa kebakaran tersebut terbawa saat banjir bandang. Tapi dengan berulangnya kejadian banjir bandang kali ini menimbulkan pertanyaan, apa sih penyebabnya ?

Banjir bandang menerjang Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Bondowoso, Rabu (29/1/2020). (Foto: Antara Foto/Imelia)

Kronologi Banjir Bandang di Desa Sempol

Lokasi banjir terjadi pada cachment area hutan produksi (HP) dan hutan lindung (HL), di bawah pengelolaan Perhutani. Dimana posisinya berbeda dengan arah datangnya air banjir. Kemarin itu, kondisi di Gunung atau Kawah Ijen, tidak ada hujan. Hujan besar justru terjadi di Gunung Jampit dan Gunung Suket. (sumber www.kumparan.com)

Sebelum terjadinya bencana banjir bandang, cuaca di Desa Sempol cerah dan tidak terjadi hujan. Air yang datang berasal dari sebelah barat Desa Sempol dan mengalir ke arah timur. Air tersebut diperkirakan berasal dari Gunung Jampit, Gunung Malabar dan Gunung Suket, yang berada di sebelah barat Desa Sempol. Kemudian, mengalir dan bertemu pada satu titik pertemuan di jalan depan Posramil Sempol. Lalu, air mengalir menuju satu sungai. Banyaknya material lumpur dan ranting pohon mengakibatkan air meluap hingga ke perkampungan.

Gambar Citra lokasi desa sempol  (Source : Google earth)

Menurut keterangan beberapa saksi dan dari rekaman video yang beredar luas, air membawa material lumpur sedimentasi dan ranting serta cabang pohon dengan ukuran terbesar sebesar paha orang dewasa. Merupakan cabang dan ranting kering dan tidak terlihat adanya tanda bekas potongan atau gergajian.

Lokasi banjir bandang

Melihat peta topografi yang di over lay dengan peta kawasan hutan, Desa Sempol sendiri berada di sebelah barat kawasan CA dan TWA Kawah Ijen. Jadi, tidak benar informasi dan berita yang menyatakan bahwa air tersebut berasal dari kawasan Gunung Ijen (CA dan TWA Kawah Ijen). Namun, berasal dari kawasan Pegunungan Raung, sebelah barat Desa Sempol. Kalau dilihat secara jarak, antara CA/TWA Kawah Ijen ke Desa Sempol relatif cukup jauh, sekitar 17 kilometer dan masih melalui beberapa lembah dan bukit.

Gambar . Lokasi desa sempol yang masih termasuk kedalam kawasan Hutan lindung dan hutan produksi.

“Nah bang kalau gitu arah sumber banjirnya bukan dari kawah ijen ya kalau arah alirannya dari barat menuju timur “

“iya benar sekali, banjir bandang sendiri berarah dominasi dari pegunungan raung dan gunung Suket, coba deh lihat ada sebuah perbukitan yang berbentuk setengah lingkaran , itu merupakan kaldera rim, nah morfologi kaldera rim ini yang sangat curam membuat membentuk tipe aliran airnya yang awalnya parallel kemudian memusat masuk kedalam lembah yang dimana lembahnya  sendiri sekarang sudah menjadi desa sempol itu sendiri”.

“ owalah, jadi desa sempol itu desa didalam caldera gunung ya bang “

“ iya, desa sempol ,merupakan desa di inner caldera komplek pegunungan ijen, coba kita lihat peta geologi gunung api raung  yang mencakup daerah sempol dan sekitarnya dulu .”

Gambar. Terlihat jelas Daerah desa sempol masuk kedalam satuan batuan (Irv atau Ijen rempah rempah vulcanik berwarna merah muda bagian kanan gambar ) yang terdiri atas rempah rempah gunung api hasil kegiatan kompleks gunung api ijen, berupa aliran lava, aliran piroklastika , lahar dan batuan terobosan yang berumur pleistosen ( Igan Sutawidjaja dkk, 1996)

Apa sih implikasi lokasi daerah sempol dengan banjir bandang ?

Melihat dari sudut padang geologi dan morfologi dari daerah desa sempol tersebut, memang daerah tersebut akan memiliki tanah yang subur akibat dari banyaknya tanah hasil dari lapukan produk vulcanik yang kaya akan mineral sehingga akan cocok digunakan sebagai lahan pertanian, maka tak heran daerah tersebut menjadi kawasan hutan lindung dan hutan produksi, akan tetapi perlu diingat lagi bahwa dengan adanya perbukitan tinggi yang mengitari desa sempol tersebut akan membuat desa tersebut rawan mengalami bencana geologi, seperti tanah longsor dan banjir bandang.

Hal tersebut berkaitan dengan pola alirannya, ya kita tahu air pasti mengalir dari daerah yang tinggi menuju daerah yang rendah nah dengan adanya bentukan caldera rim yang berbentuk bukit setengah lingkaran akan membuat adanya beberapa pola aliran parallel maupun annular yang nantinya berkembang kearah radial sentripetal dimana aliran air akan mengalir menuju tengah lembah yang lebih rendah elevasinya. Ketika ada aliran air yang banyak ditambah hujan di wilayah atas perbukitan gunung Suket akan bisa membuat debit air bertambah. Tetapi permasalahannya dengan adanya perbukitan kaldera di sebelah utara gunung Suket tersebut menjadi blokade dari aliran sungai yang harusnya pola aliran sungai bisa menyebar ke segala arah akan terakumulasi menuju satu sungai saja di sebelah utara desa Sempol tepat di sisi selatan Lereng gawir caldera. Sehingga sangat rawan terjadinya banjir bandang di daerah desa Sempol dan juga Desa Kalisat yang dilalui aliran sungai tersebut.

Gambar sungai dan arah aliran air yang menuju desa sempol dan desa kalisat.

“Trus gimana dong bang biar gak terjadi bencana banjir bandang lagi?”

“Perlu adanya konservasi lahan yang serius dari pemerintah dan warga, dimana hutan lindung harus dikembalikan fungsinya sedia kala sebab ternyata di puncak perbukitan Nampak maupun gunung Suket sudah mulai gundul minim sekali tanaman dan pohon primer yang dapat menyerap air dan mengurangi resiko gerakan tanah. Dan sepanjang aliran sungai dari hulu sampai sungai disepanjang utara desa Sempol tersebut perlu diberi tanggul di sepanjang aliran sungainya agar kelak tidak terjadi banjir bandang di wilayah tersebut.”

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here