Industri itu dapat dipahami juga mirip evolusi. Mirip juga perkembangan budaya manusia. Saat ini kita masih menjumpai budaya batu, yg masih dijalankan di P Nias dan menjadi atraksi wisata. Nah, demikian juga kita masih melihat industri manual dengan tangan disaat orang berlomba mengatakan dirinya milenial dan perusahaan bisnis unicorn.
😟 “Mbok ya Pakde juga mendongengkan apa itu Industri 4.0”
Era Industri. Coba lihat gambar satu
• Industri 1.0 adalah era dengan mesin mekanik, dengan tenaga air juga mesin uap. Ini era menggantikan tenaga manusia dan binatang.
• Industri 2.0 adalah era dengan produk massal, dengan tenaga listrik dalam jumlah sangat banyak. Ikonnya ban berjalan dalam merakit produk.
• Industri 3.0 adalah era dengan otomatisasi dan komputasi. Sedikit mesin robot.
• Industri 4.0 adalah era produksi dimana setiap mesin robot yang saling berkomunikasi. Ini memanfaatkan jaringan internet, dan BIG DATA sehingga efisiensi akan semakin lama meningkat.
☺️ “Dongeng sederhana era Industri didunia ya hanya itu”
😟 “Tapi Pakde,kan tidak semua lokasi di dunia mengalami pada waktu bersamaan ?”
☺️ “Nah, Thole pinter ! 👍🏽”
Tetapi dengan perkembangan internet muncul dilingkungan bisnis adanya cashless, marketplace, e-commerse, virtual machine, dan segala macam e- maka pengertian untuk Era Industri 4.0 menjadi berkembang seperti layaknya “organisme” biologi yang bermutasi sendiri-sendiri. Semua orang bicara disrupsi, energi terbarukan, semua merasa sudah Industri 4.0 bila sudah pakai “e-commerce”
____
KETIDAK SELARASAN status perindustrian di Indonesia ?
Nah setelah tahu ada “organisme” eh Industri era 1.0, 2,0 maka untuk Indonesia, tentunya menarik ditengok. Industri 1.0 dan Industri 2.0 mungkin mendominasi di Indonesia. Sedangkan 3.0 belum banyak. Sedangkan 4.0 … hmm. Anda bisa tahu sendiri. Kita masih bertungkus-lumus membicarakannya. Iya membicarakan, dan masih juga banyak yanh belum dieksekusi.
Kita masih sering melihat “foto cantik” pak Tani mencangkul _(psst yg cangkulnya import itu looh 🤭)_ Namun kita sering diskusi ngobrolin IoT (Internet of Things), BIG DATA.
Ini kalau dalam ilmu geologi namanya ada *“Ketidak selarasan/ _uncoformity”*_ . Bertemunya satu periode kuno dan moderen secara berdampingan.
_Nah mau kemana kita, Pakde ?_ 😟
Apakah kita mau “meloncat” dari cara pak tani yang menggunakan kerbau dan manual menanam padi sambil mundur itu langsung dengan “robot traktor” ? Atau kita mau memilih cara konvensional belajar dari 0.5 (manual) ke 1.0 2.0 3.0 dst tapi waktunya dipercepat ?
Jalas bukan pilihan mudah.
Ini juga perlu dipikirkan khususnya karena *INDONESIA ITU UNIK*. Setiap pulau memiliki pamahaman ilmu cara menanam yg berbeda. Cara berpikir berbeda. “Indonesia is one of most diverse country”. Indonesia itu beragam. Menyeragamkan Indonesia itu usaha mulia, tapi mungkin sia-sia. Karena Indonesia hidup dalam keberagaman.
——
Kalau dibaca dibeberapa presentasi seminar para menteri, dirjen tenaga ahli dan dewa-dewa kampus ataupun video pendek ttg 4.0 seolah melupakan kondisi sekitar di indonesia yg masih 1.0 atau bahkan masih 0.5.
Contoh ekstrim. Apakah anda menganggap Jepang sudah diera 4.0 ?
Sebagian mungkin sudah, khususnya untuk industri manufaktur. Tapi bagaimana dengan yg lain ? Tentunya, di Tokyo, kita masih bisa menikmati tradisi industri makanan Jepang yang menggunakan tangan biasa. Warung-warung makan masih memasak biasa, walaupun cara pembayaran dan pemesanan sudah modern.
Walau ada Sinkanzen, mereka juga masih mengendarai sepeda. Walaupun mungkin sepedanya tidak harus memiliki tetapi sewa dengan nge”tap” HP dan dibayar non-cash.
Artinya, semua levelnya masih berjalan. Dan masih dijalankan dengan serius secara INTEGRASI.
——
Bagaimana menjadikan Indonesia 4.0 ?
Menurut saya. Konsep arah Industri di Indonesia belum jelas design atau kerangka besarnya. Seperti apa profil Indonesia nanti. Berapa % target antara “milestone” yg masih 1.0, 2.0 dan 3.0. Mana “step” yg akan digarap dulu pada tahap 1, 2, dst serta waktunya.
Kita mungkin bangga dengan “cashless” dengan e-Toll. Tapi menjadi sangat lucu ketika mau nge-tap, _“eh masih ada petugas yg membantu nge-tap”_ di loket … 😳
Artinya kita belum siap utk memberikan “lapangan kerja” pada orang2 petugas tol dengan digantikan otomatisasi.
😟 “Pakde, mau upload malah jadi download, donk !”
😄 “Hust ! Bukan itu. Ini persoalan unicorn”
😅 “Haiyah … wis ga usah guyon dulu”
Nah memang masih banyak yang belum tahu dan belum mengerti dan juga tidak menyelami apa itu era Industri 4.0 malah jadi “dagelan” kan ? 🤭
Ini memang hanya salah satu dongeng untuk memahami Industri 4.0 yg sering didengungkan akhir-akhir ini.
Silahkan dishare ke kawan lain untuk lebih memahami apa itu Industri 4.0.