Ini dia curah hujan yang mengguyur Jakarta

0
Peta sebaran curah hujan selama 24 Jam (09 Feb 2015 pukul 07.00 WIB - 10 Feb 2015 07.00 WIB)

Update curah hujan 9-10 Feb 2015. Pemutakhiran (update) peta sebaran curah hujan ini menunjukkan bahwa banjir Jakarta kemarin bukanlah sekedar banjir kiriman, dan bukan banjir rob (pasang). Ini mestinya menjadi pembelajaran bagi warga Jakarta untuk memelihara lingkungannya sendiri, tanpa harus menyalahkan kiriman dari Bogor.

Peta sebaran curah hujan selama 24 Jam (09 Feb 2015 pukul 07.00 WIB - 10 Feb 2015 07.00 WIB)
Peta sebaran curah hujan selama 24 Jam (09 Feb 2015 pukul 07.00 WIB – 10 Feb 2015 07.00 WIB)

🙁 “Berarti bukan sabotase ya Pakdhe ?”

😀 “Hust !”

HujanJakarta9Feb2014
Sebaran curah hujan tanggal 8-9 Februari 2015.

Hujan selama 24 jam yang mengguyur Jakarta akhirnya menggenangi dan hampir melumpuhkan Jakarta. BMKG mencatat curah hujan selama 24 jam maksimum mencapai diatas 150 mm/hari. Artinya ada kedalaman air hingga 150 mm pada semua tempat secara merata. Curah hujan ini jelas melebihi kemampuan infiltrasi tanah Jakarta yang rata-rata hanya 54 mm. Artinya bila ada air lebih dari itu akan langsung menjadi air limpasan. Kemampuan atau daya serap Jakarta ini diperburuk dengan banyaknya pengerasan yang menutup atau mematikan infiltrasi air. infiltrasi-jakarta[1] Kalau kita lihat peta daya serap Jakarta diatas, jelas menunjukkan bahwa daerah yang curah hujannya tertinggi kemarin jatuh ditempat yang memiliki daya serap air terrendah. Tanah yang memiliki daya serap rendah ini berupa tanah lempung. Seprti apa daya serap air itu ?

infiltrasi.jpg

Daya serap air permukaan tergantung dari batuannya.

Secara mudah ilfiltrasi digambarkan seperti disebalah ini. Kalau tanahnya berbutir kasar dan berpori-pori bagus, maka air akan terserap. Ketika air hujan menjatuhi tanah lanau yg lebih halus, maka kapasitas ilfiltrasinya berkurang banyak. Demikian juga ketika air hujan turun tepat diatas lempung, ya lebih sulit lagi terserap. Lah kalau tanahnya disemen ? Itu sih air hujan langsung menjadi air limpasan (run-off water). Jadi pengerasan jalan-jalan kampung memang sepertinya membuat jalan menjadi rapih, tetapi jelas mempersulit masuknya infiltrasi air hujan. Jadi kalau anda menutup tanah halaman, sebaiknya memiliki sumur resapan yang akan “membantu” daya serap tanah. Walaupun tidak akan menghapus banjir tetapi akan mengurangi genangan.

Kalau kita lihat penyebaran lokasi banjir yang dilaporkan memang cocok seperti dibawah ini.

Peta Laporan BanjirLokasi banjir yang dilaporkan sesuai dengan lokasi hujan dan lokasi dimana daya serap airnya sangat rendah.

😀 “Semoga saja hujan tinggi tidak terjadi pas Imlek besok, Thole”

🙁 “Kenapa Pakdhe ?”

😀 “Karena akan berbarengan dengan terjadinya banjir Rob atau air laut pas pasang naik. Nanti banjirnya diserang dari laut, dari atas dan dari kiriman dari Bogor !”

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

1 KOMENTAR

  1. Pakdhe izin tulisan ini sy pakai untuk jadi bagian materi kuliah Geologi lingkungan di semester pendek yaa..Peta curah hujannya masih greezz. Matursuwuun.

  2. yang pakdhe ceritakan di sini baru kulitnya saja..tapi inilah yang membuat mata awam terbuka..

    kadang kepingin juga baca tulisan pakdhe yang sedikit mendalam, alias ada hitungannya dikit…he he he..

    maklum sayah masih muda, kepingin sinau terus meskipun belum berkesempatan S2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here