Walaupun harga minyak sudah dibawah 50$, tetap saja shale oil/shale gas belum benar-benar mati. Karena BEP (Breakeven point) itu juga akan turun “mengikuti” turunnya harga komoditas. Sampai akhirnya bener-bener berhenti pada titik yang jauh dibawah BEP. Kita tahu munculnya ketika dipermukaan, tetapi “akar” dari Shale oil/gas ini ada pada “infrastruktur”nya yang sudah terlalu kuat untuk dicabut !

Pada level tertentu mempertahankan hidup itu berbeda dengan mengawali kehidupan. Seperti juga ketika kita mendorong meja memerlukan tenaga lebih besar (FS – Force Static/Gaya statis), namun ketika sudah bergerak maka yang kita perlukan hanya (FD – Force Dinamic/Gaya dinamis).
Demikian juga Shale gas yang memerlukan harga tinggi untuk memulai tetapi ketika sudah “terlanjur berjalan” akan berhenti pada harga yang sangat rendah.

Saat turunnya harga mencapai sekitar 87$/bbl (WTI, Nymex). Shale oil dianggap akan mati ketika mencapai harga dibawah 80. Namun kenyataan hingga harga dibawah 50, masih saja ada yang hidup. Walaupun aktifitas berkurang.
Akar dari shale gas/oil ini pada infrastruktur yang sudah menancap kuat. Kalau ingin mencabut harus mencabut akar yang sudah tertancap ini. Jadi mulailah dengan menumbuhkan akar-akar yang kokoh untuk bertahan.
Bacaan terkait :
Wahh, bahasannya menarik banget gan. Ditunggu tulisan selanjutnya yaaa. Thanks gan ^^
Selalu menarik pembahasan tentang shale gas/oil, apalagi bila dikaitkan dengan geo politik.
Thanks info-nya Pak