“Digital Darwinisme”: Urang Bandung paling ceriwis

0

Kita hidup di era apa yang disebut sebagai “Digital Darwinisme“, saat teknologi dan kehidupan sosial yang berkembang lebih cepat dari kemampuan banyak manusia serta komunitasnya untuk beradaptasi mengikuti. Sosial media is more about social science than technology. Berbiacara tentang sosial media lebih mengarah ke  ilmu sosial ketimbang tentang tehnologi.

Bayangkan saja, saat ini segelintir orang bisa menghancurkan citra, merusak bisnis dan mematikan usaha. Namun juga dengan ‘getok tular‘ tweeps anda dapat menaikkan citra penyanyi ndangdut lokalan menjadi setingkat nasional dalam sepekan.

Tahukah anda bahwa kota Bandung menjadi tweepers terceriwis di dunia ?

Top20CityofTweet

Jakarta memang merupakan kota terbanyak kicauannya, jumlah penduduk Jabodetabek ini dua kalinya kota Bandung Raya tetapi jumlah tweet-nya lebih dari setengah dari Jakarta. Artinya urang  Bandung lebih criwis !

Follow the Crowd” Hajar dulu beritanya baru diverifikasi bersama-sama. Sekelas TV Nasionalpun bisa terkena hoax kalau ikut-ikutan ngikut.

Gwe dah dapet niih !” (Law of scarcity), semakin langka semakin asyiik. “Kagak peduli apa manfaatnya, kaga digubris bagaimana rasanya,  yang penting gwe udah dapet duluan ooey !”

Generasi Y adalah generasi yang akan sangat merasakan era “Digital Darwinisme” ini. Mereka tidak bisa hidup tanpa koneksi internet. Lebih baik ngga ngrokok ketimbang kehabisan pulsa … [bagus deh]. Barangkali harga pulsa akan menjadi tolok ukur statistik harga bahan pokok kebutuhan hajat hidup orang banyak yang ke 11.

Generasi “Y” Siapa dan seperti apa mereka ?

Generasi Y (mereka yg tahun 2013 ini usia 19-30 th)
Generasi Y (mereka yg tahun 2012 ini usia 18-29 th)
  • Influence comes from we know” Tahukah anda bahwa nantinya Generasi “Y ini akan lebih percaya pendapat teman ketimbang evaluasi laboratorium dan penelitian resmi dari perusahaan pembuat sepatu yang merka banggakan.
  • Tujuhpuluh Lima (75) %  tenaga kerja tahun 2025 diisi oleh Generasi “Y. Dan hanya 11% yang mengatakan bahwa memiliki uang banyak merupakan ciri kesuksesannya. …. hadddeh semakin matrek !
  • Konon 66% dari generasi Y ini akan mencari tokonya jika mereka melihat teman-temannya pernah check-in disitu. Whoalaaah Facebook … Facebook … tweet … !
  • Tahukan anda “UGE” ? User generated experience. Diantara mereka akan saling terhubung sehingga pengalaman tidak harus dialami sendiri. Mereka akan sharing pengalaman. [Hanya keledai yang tidak belajar dari keledai lain sehingga ikutan masuk lubang].
  • Pssst … ini rahasia nih …. 29% dari generasi Y ini akan jadian melalui Facebook, sementara 33% diputus  melalui SMS atau posting di wall . [Haddeh itu si bupati udah masuk generasi ini kali ya ]
  • Waaah bahayanya adalah 59% merka akan meng-update status didalam kelas. [Bu guru jangan ikutan FB-an ya !]

sumber “Generation Y and Facebook (2012)”

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

1 KOMENTAR

  1. pakde, ini seperti mengulang sejarah cerita turun temurun. jaman dulu sebelum ilmu pengetahuan berkembang, orang tua hanya berpesan ini itu secara turun temurun, dari mulut ke mulut. baru kemudian pesan dan nasihat tersebut dipelajari secara ilmiah.

    lha sekarang kembali lagi, ketika ilmu pengetahuan dirasa kurang cukup, maka ada social media dan networking yang mengisi kebutuhan itu pesan berantai dari mulut ke mulut.

    bukankah sebagian bisnis menjadi sukses dari mulut ke mulut?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here