Ikatan Ahli Geologi Indonesia
PRESS RELEASE IAGI 21 Februari 2013
Banjir dan Longsor Masih Terus Mengancam
JAKARTA – Perubahan iklim global terus mempengaruhi cuaca dan hujan di awal tahun 2013. Ancaman banjir dan longsor masih terus harus diwaspadai.
“Ancaman bahwa masih akan terus berlangsungnya banjir dan tanah longsor semakin terlihat nyata” kata Rovicky Dwi Putrohari, Ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia di Jakarta, Kamis (21/2/2013).
Dikatakan oleh Rovicky, perbedaan prakiraan hujan bulanan dari BMKG bulan Januari lalu menunjukkan bahwa curah hujan yang diperkirakan jauh diatas yang terukur, ini diartikan sebagai ancaman banjir dan longsor di Indonesia semakin besar dari yang diperkirakan dan dimodelkan sebelumnya.
Menurut Rovicky, perlu dilakukan evaluasi ulang terhadap prakiraan hujan serta banjir yang kemungkinan mengancam lebih besar pada daerah-daerah yang selama ini berpotensi terjadi longsoran dan banjir. Terutama di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi pusat bencana. Termasuk diantaranya daerah sekitar gunungapi yang tahun sebelumnya aktif menumpuk material yang masih belum terbatukan. Juga daerah-daerah yang sebelumnya tergetarkan oleh gempa dan menimbulkan keretakan pada tanah. “Material ini pasti rawan tererosi dan terangkut menjadi lahar dingin atau longsor” ujarnya.
Di dalam evaluasi singkat banjir Jakarta dan sekitarnya yang dilakukan oleh team ahli dari IAGI, menyebutkan bahwa jebolnya tanggul merupakan salah satu penyebab yang memperlihatkan kurangnya pengawasan dan perawatan terhadap bangunan-bangunan air. Ini mengingatkan Rovicky pada kasus jebolnya bending Situ Gintung di Jakarta beberapa tahun lalu.
Team ahli dari IAGI juga telah melihat adanya ancaman pada Waduk Penjalin, Jawa Tengah, yang merupakan bendungan lama yang dibangun jaman Belanda (1930). Bendung waduk ini terletak diatas patahan yang menurut Rovicky sangat rawan kebocoran yang mungkin saja memicu keruntuhan bendunbendingini. Rovicky mengatakan, team IAGI menyarankan untuk terus dikontrol dan diawasi bendungan-bendungan yang memiliki konstruksi lama serta konstruksi sederhana. “Termasuk juga tanggul di Lumpur Sidorajo loh ya”, demikian ujarnya.
Untuk masalah sosialisasi ini IAGI yang dipimpinnya berjanji untuk terus mengikuti kegiatan ekstraksi sumberdaya alam, mitigasi kebencanaan serta konservasi lingkungan. “Loh IAGI kan memiliki anggota lebih dari 4000 ahli geologi yang tersebar di Indonesia, sudah seharusnya berkiprah langsung membantu masyarakat dengan sosialisasi seperti ini”, demikian menutup pembicraan dengan beberapa reporter media.
Detilnya dapat diunduh dibawah ini
Menurut Bpk Perlu Ga Diadakannya Konservasi air tanah,,,???
jika perlu langkah2 kongkrit apa yang harus dilakukan baik individu maupun dinas terkait,,,???
kunjungan perdana, cari referensi, thanks
blogwalking, info menarik, thanks
ayo pemerintah gimana nih antisipasi’a
Semoga pemerintah dapat memperhatikal hal ini
wah ni jangan – jangan banjir di pertengahan bulan januari kemarin adalah permulaan
semoga saja tidak akan terjadi kembali
Senang melihat pak de Rovicky muncul di tv ( di ILC). Ternyata pak de lebih ganteng dari yg saya tau lewat foto … ^_^
Selamat , sbg Pilot IAGI.