Dengan adanya berita bahwa biaya membuat Web DPR ternyata menelan biaya sebesar 9.75 Milyar rupiah, seorang sahabat Pakdhe bernama Sulastama membandingkan dua website. Yang satu Website bernuansa dongengan berisi ilmu sederhana, yang satunya website resmi kenegaraan yang berbiaya tinggi hinggi 9.75 Milyar.
Dan inilah hasilnya:
Membandingkan popularitas website dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun cara yang dilakukan dibawah ini hanyalah cara sederhana namun sangat praktis untuk memperikirakan berapa nilai atau peringkat dari sebuah website. membandingkan dua website atau beberapa website tantunya juga mudah. Dibawah ini menggunakan BizInformation.
Website DPR menghasilkan:

Nah sekarang dibandingkan dengan blog Dongeng Geologi ini :

Hasil ini menurut Si Komo begini :
Hasil pingin iseng membandingkan antara http://www.dpr.go.id dengan http://rovicky.wordpress.com 🙂
Meksipun berbiaya mahal, 9.75 M [http://nasional.kompas.com/read/2011/05/08/17295933/Teknologi.Mahal.tapi.Tak.Dimanfaatkan], dpr.go.id sedikit kalah dibandingkan dengan dongeng geologi dalam beberapa hal menurut http://bizinformation.org/i
1. dari nilai web, dongeng geologi sedikit lebih mahal, meskipun tidak signifikan
2. dari nilai metric, dongeng geologi juga sedikit lebih bagus
3. dari sisi peringkat, dpr.go.id lebih bagus, baik di indonesia maupun dunia.
🙁 “Jadi sebaiknya pemerintah memberikan sumbangan dana untuk pengembangan web ini saja ya Pakdhe ?”
😀 “Hust, ini kan cuma iseng Thole !”
Namun walaupun bedanya sedikit tetapi Blog Dongeng Geologi ini hanya berbiaya rendah hanya 125 ribu rupiah pertahun !!! Bandingkan dengan 9.75 Milyar !!.
bnar2 gak masuk akal……
sampai segitunya ya,,,
Saya setuju kalo pemerintah lebih baik kasih dana untuk buat situs – situs web yang penting buat SDM kita. Seperti situs geologi ini. Kalau perlu dibuat juga situs serupa ini untuk pembahasan khusus Biologi, Fisika, Matematika, Ekonomi dan sebagainya.
Dana 9.7 M, cukup untuk membiayai 10 situs Pengetahuan dgn bayaran para pakar (ahli) untuk menggolahnya. Gimana Pemerintah…?
sepakat sulastama
lebih mantap punya ku dhe… cuma 75rb.hehehe
kerajinanjepara.com
ah ada2 saja to pakdhe ini
ane baru $ 6.000-an 🙁
BRAVO Pak Dhe! Besok saya ke jogja,,,ketemuan yuukkk pengen tau semua tentang geologi
Ilmu yang kami dapat dari analisis-analisis Pakdhe lah yang bikin kami tambah pinter dan lebih bijaksana dengan apa yang terjadi di sekitar kita.
Bravo Dongeng Geologi!
Kami Rakyat Malu punya Wakil Rakyat Gak Tau Malu….!
Pantas saja Indonesia ga sejahtera, rupanya terlalu banyak korup!!!
jangan sombong
kelak kau akan mengatahuinya (TB)
Ajarana Pak Dhe …. Gk kelingan biyen Si Mbah ngomong,”Murah, sandang, Pangan …”
pakdhe memang luar biasa….
dongeng pakdhe nilainya lebih dari trilyunan….
mugi2 saget dados amal jariyah….
ikut nyimak artikelnya pak. ngomong-ngomong boleh jadi teman di blogroll anda endak pak.
salam
Amirul SEO
Kontak: [email protected]
situs sekaliber itu cuma dihargai 154 juta adahal ongkosnya aja udah 9.7 milyar… setelah diliat liat emang info di dalamnya kurang menarik, kurang penting. design tampilannya aja Kurang Elegan untuk ukuran situs milik pemerintah… bahkan teman saya ada yg berani sesumbar klo situs spt itu bisa diongkosi dengan biaya nol rupiah.. dalam tiap pemberitaan gag berani pasang tempat untuk komentar pembaca…
ben tho Pak Dhe, itu kan lahannya orang tertentu tuk cari nafkah….hehehe
di dunia nyata, mereka korupsi. bikin dunia maya juga korupsi.
jangankan sekian miliar, puluhan juta rupiah pun sudah cukup membiayai situs dpr pertahun.
tunggu saja…, di pintu neraka pun kelak mereka akan korupsi. setidaknya berupaya menyuap malaikat agar mereka dipindahkan ke surga.
kalo web dpr ngebahas tentang dongeng2 yang beredar di dpr kali yaaaa.he
Baru mbahas geologi, ilmu yang rada eksklusif. Apa jadinya kalo blog ini mbahas politik kayak DPR… Wah, bisa KO itu webnya. 😀
hahahah
musti rajin ngupdet yg penting2 nih biar keq pakdhe, blog yg sy bikin bln november kmrn baru dapet $2,567.68 –“”””
sik mahal itu, nggaji yang nulis 🙂 , apalagi penulisnya sekelas Mas RDP.. wah jian larang tenan …