Merapi masih menuju relaksasi

0
sumber Merapi ESDM

Hingga hari ini Gunung Merapi di Jogja masih belum mencapai titik normalnya. Merapi masih menunjukkan gejala-gejala aktifitas bawah permukaannya.  Kewaspadaan ancaman G Merapi yang serius justru berasal dari aktifitas permukaannya yaitu banjir lahar hujan (lahar dingin).

Kamera-kamera Pemantau Lahar Merapi di dongengan ini memperlihatkan aktifitas laharan merapi yang justru harus diperhatikan karena dampaknya langsung ke lokasi-lokasi pemukiman dan lokasi-lokasi strategis lainnya.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental hingga tanggal 28 Maret 2011, status aktivitas G. Merapi berada pada tingkat “Waspada” (level II)

sumber Merapi ESDM
Pengamatan seismisitas G Merapi 14-20 Maret 2011, Dalam satu minggu, tercatat gempa MP 57 kali, tektonik 7 kali dan guguran 50 kali. Terjadi penurunan jumlah gempa MP sejumlah 5 kali, dari 62 kali pada tanggal 14 Maret – 20 Maret 2011 menjadi 57 kali pada tanggal 21 Maret – 27 Maret 2011. Secara umum terjadi penurunan jumlah dari semua jenis gempa. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik makin mereda.

Warna biru=Guguran, Warna kuning=Gempa Multiphase. Pengamatan seismisitas diatas itu masih memperlihatkan status WASPADA Merapi

Hasil pengamatan visual yg dilaporkan Kepala BPPTK, Drs. Subandriyo, M. Si, pada bulan Maret (14-20) lalu menunjukkan keadaan cuaca pada umumnya cerah pada malam hari dan pagi hari, sedangkan sore hari pada umumnya tertutup kabut. Hujan tercatat dengan intensitas tinggi di semua Pos Pengamatan menyebabkan bertambahnya volume aliran di semua sungai yang berhulu di G.Merapi sehingga banyak menimbulkan banjir lahar. Berdasarkan informasi dari Pos Kaliurang, pada tanggal 19 Maret 2011 terjadi hujan dengan intensitas total sebesar 132 mm selama 250 menit, pada pukul 17:10 WIB terjadi penambahan volume aliran yang berhulu di sektor selatan-tenggara yang merusak tanggul K.Gendol, Dusun Gunggan dan Dusun Karanglo, pada pukul 18:00 WIB beberapa dusun diterjang aliran lahar dari K.Gendol ( Dsn.Guling, Dsn.Besalen, Dsn.Jaranan, Dsn.Karanglo dan Dsn. Brongkol), pada pukul 16:45 WIB s/d 17:55 WIB Pos Ngepos melaporkan terjadi banjir lahar dengan ketinggian mencapai 1.5 meter di K.Putih, menyebabkan ditutupnya Jalan Jogja-Magelang. Banyaknya material yang longsor dari 23 Maret 2010 sampai tanggal 16 Maret 2011 menyebabkan perubahan morfologi kubah G.Merapi yang cukup signifikan (gambar dibawah). Intensitas hujan tertinggi sebesar 75 mm/jam selama 80 menit pada tanggal 19 Maret 2011 di sekitar Pos Kaliurang (sektor selatan). Suhu udara di sekitar G. Merapi berkisar antara 14 0 – 29 0C.

Asap solfatara berwarna putih sedang hingga tebal, bertekanan lemah. Ketinggian asap maksimum 600 m condong ke barat daya terjadi pada tanggal 17 Maret 2011, pada pukul 06:09 WIB teramati dari Pos Kaliurang.

Foto perbandingan perubahan morfologi kubah G.Merapi teramati dari Pos Kaliurang pada tanggal 23 Maret 2010 terhadap 16 Maret 2011

Cahaya titik api di puncak merapi.

Pada tanggal 25 Maret 2011, Pos Kaliurang melaporkan, pada pukul 19:40 WIB, dari CCTV Deles terlihat sinar api cukup terang di sisi timur pada bukaan puncak G.Merapi.

BPPTK masih memberikan status WASPADA pada merapi dan memberikan saran-saran dibawah ini :

  1. Sehubungan dengan meningkatnya bahaya lahar apabila terjadi hujan di lereng G. Merapi, masyarakat tidak melakukan kegiatan pada badan sungai yang berhulu di G. Merapi. Bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, agar lebih waspada terhadap ancaman bahaya lahar.
  2. Mengingat banyaknya material lepas di lereng G. Merapi yang berpotensi longsor, maka masyarakat tidak diperkenankan melakukan kegiatan pendakian ke kawasan puncak G. Merapi.
  3. Dalam rangka mengurangi resiko bencana letusan G. Merapi mendatang, pemerintah daerah agar melakukan penataan ruang ulang dengan mengacu Peta Kawasan Rawan Bencana G. Merapi yang dikeluarkan oleh Pusat vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
  4. Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan, maka status aktivitas G. Merapi akan ditinjau kembali.
  5. Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi G. Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke pos pengamatan G. Merapi terdekat atau ke kantor BPPTK, Jalan Cendana 15 Yogyakarta, telepon: (0274) 514180, 514192, 554608
  6. Pemerintah daerah diharapkan kerjasamanya untuk menyosialisasiakan rekomendasi ini kepada masyarakat.

Salam WASPADA !

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

1 KOMENTAR

  1. Pakde ada informasi bahwa dapur magma merapi yang dangkal udah hilang..akibatnya apa..info dari jaringan informasi lingkar merapi..dan katanya dari pak Subandrio kepala BPPTK rapat di magelang…tanggal 6 mei 2011…

    –> Lah kok ilang sing nyolong syapa ya ? 🙂 barangkali maksudnya dapur magma yg aktif sekarang dari dapur dalam. Kalau ditengok sejarahnya yg dilihat dari endapan merapi masa lampau, memang merapi pernah memiliki karakteristik letusan yg berbeda dijaman dulu.

  2. wahhh…tetap waspada….rumah nenek saya deket sana tuh

    tetap post pakhde!…saya sering baca kok post milik pakhde

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here