Tadi pagi aku mendengar dua sahabat saya memutuskan untuk mengajukan resign, tentunya dari tempat kerja yang lama dan masuk menuju ke kantor yang baru. Memang ngga istimewa tetapi keduanya mengingatkan aku akan kelangkaan pekerja di perminayakan saat ini. Ya kelangkaan pegawai perminyaan saat ini. Okelah, semoga kedua sahabat saya itu menemukan tempat kerja yang lebih baik untuk menunjang impian mereka mengejar karier.
🙁 “Pakdhe, karier itu yang dikejar apanya sih ?”
😀 “Thole cita-cita manungsa itu kan bisa sangat pribadi. Tetapi secara mudah kalau kita lihat ada dua yang utama. Pertama mengikuti jenjang menajerial atau menjadi profesional yg sering disebut juga kerja teknikal. Walaupun bisa juga looh jadi investor atau entrepreneur, tapi itu sudah dongengan lain”
Nah kayaknya kok menarik juga untuk mendongeng seperti apa karier professional.
Dua jalur karier sebagai pekerja itu bisa dibagi dua, manajerial dan profesional (teknikal). Kalau kemarin mendongeng adanya office politics kali ini salah satu aspek yang perlu diketahui untuk mengejar karier professional.

Secara umum jenjang karier profesional di perusahaan itu bisa dibagi dua. Yaitu sebagai pekerja profesional yang khusus atau yang general.
Disebelah ini salah satu contoh saja untuk seorang geoscientist (Geologist-Geophysicist) tetapi nantinya akan terlihat bahwa ini sebenarnya akan bersifat generik yang mungkin dapat dterapkan juga untuk berbagai disiplin ilmu atau jenis profesi.
Secara umum ada tiga jenjang yang terbagi dalam perjalanan karier profesi. Yaitu, masa training di awal, masa pengkayaan pekerjaan, masa lanjut atau sebagai seorang senior.
Pada saat awal ketika masuk kerjasemua yang baru masuk kerja akan masuk program pelatihan (training) bagaimanapun yang namanya lulusan baru itu ndak akan bisa langsung memegang “obeng”. Tetap harus ada program pelatihan. Entah dalam waktu dua hari, seminggu atau bahkan bisa saja hingga beberapa bulan. Walaupun diketahui nantinya hanya berperan 20% saja dalam perjalanan kariernya, training masih tetap diperlukan.
Bentuk training memang tidak harus dalam kelas, dapat saja berupa job-training atau formal mentoring bekerja dengan pengawasan ketat. Atau boleh juga dianggap bekerja sambil belajar. Seringkali status si pekerja masih dalam fase percobaan (probation period).
Spesialis vs Generalis
Secara mudah dalam jenjang profesional geosaintis di perminyakan itu bisa dibagi dua yaitu profesi spesialis dan profesi generalis. Memang jarang profesi geologist yang generalis dalam dunia migas, karena profesi generalis ini lebih banyak dalam eksplorasi. Sedangkan kegiatan eksplorasi hanya ada pada awal (hulunya hulu) kegiatan industri migas.
Ada juga looh seorang geosaintist yang sangat suka dengan pekerjaan khusus misalnya mengevaluasi data sample-sample batuan baik dari “core” (inti bor, sample batuan permukaan, sampai ‘cutting’ hasil pengeboran. Dalam dunia engineering mungkin ada juga engineer yang suka sekali dengan katup / klep. Mungkin nanti spesialisasi pompa. Dalam dunia human resources (HR) ada yang suka dengan itung-itungan benefit, yaitu soal gaji, remunerasi, ngitung tunjangan jabatan dll. Namun di HR ada juga yang lebih suka dengan HR-Relation yaitu hubungan industrialis dengan pegawai dsb.
Seoarng yang generalis memang akan cenderung mengerti banyak hal tetapi tidak terlampau dalam. Pengetahuan yang dimilikinya sangat lebar, sehingga memiliki kemampuan mengintegrasikan beberapa hasil pekerjaan orang lain. Dalam menentukan prospektifitas sebuah daerah, seorang eksplorasionis harus mengerti bagaimana perkembangan sebuah cekungan (basin analisis), juga harus mengerti pengetahuan tentang geokimia untuk melihat ‘petroleum system’, di daerah itu.
🙁 “Pakdhe petroleum system itu seperti tulisan pakde tentang terbentuknya minyak bumi itu ya ?
Seorang insinyur sipil yang bersifat integrator misalnya sorang field project coordinator. Dia harus tau banyak hal (segalanya) walupun bukan “expert”. Tugasnya koordinasi. dalam profesi yang lain tentunya ada juga.
Nah kau pingin jadi spesialis atau integrator ? Tuliskan saja di komentar dibawah ini. Ntar terus boleh ambil hadiahnya donlod lagu sini The Place Mixdown – By Irsha Primanda:
tips nya menarik untuk jadi pekerja profesional. oh ya aku ada cerita menarik seputar pekerja profesional nih, disini http://bit.ly/1jMGuQY
Mending jd owner bkn pekerjanya
Jadilah owner jgn mw jdi pekerja!
Sampai sekarang saya gak tahu mau pilih atau malah sudah berada di posisi mana … mungkin semua jenjang itu mesti dilalui, generalist, trus specialist baru integrator … lengkap dech….!!!
pgnnya sih lebih ke managerial yah.krn dlm bayangan ku tuh di bidang itu lebih terlibat dgn bnyk orang yah,daripada spesialis yg kyknya berkutat sendiri dgn kerjaannya. bener ga sih pakdhe?
tp saat ini tuh pekerjaan aku malah lebih ke spesialis,sedangkan aku masih bingung dengan keinginan pgn krj dibidang apa hehehehe
kalau aye sih pilih generalist… jelas dunk, kan aye pinginnya jadi bos. apalagi aye lulusan teknik fisika yang belajar kulit2nya doank (pak lik bilang menguasai semua bidang kecuali bidangnya haha..), jadi kagak perlu tahu detil, yang penting bisa nyambungin omongan orang mesin dengan orang elektrical, bisa lobying dan banyak kenalan karena diajak ngomong apa aja nyambung lak nggih to pak dhe hiihii
Yg paling menguntungkan sepertinya specialist yg generalist. Maksudnya ahli dibidangnya tetapi memiliki general knowledge yg solid di technical, business, leadership, dll. Contoh: Masternya Business atau Finance atau lainnya yg berbeda dengan background yg BSc ato BEng. Dengan ini options tetap terbuka tuk pergi ke managerial atau technical expertise.
Met lebaran tuk semua…
jadi speciallist, tapi sekarang sedang menimba ilmu sebagai integrator.. jadi bingung?”:*^&
integrator aja deh..
Salam kenal pakdhe,
Kalau jadi profesional kelihatannya gampang pindah-pindah perusahaan. Tapi kalau jadi managerial atawa struktural gampang pindah-pindah kumpeny gak pakdhe?? 😀
salam kenal mas..baru mampir ke sini…blog yang bmanis dan niche banget…sementara saya harus banyak belajar ke Mas ….karena blogku jadi gado2…dokter rasa SEO, rasa lainnya.
“emang jarang profesi generalis, karena profesi generalis ini lebih banyak dalam eksplorasi” maksudnya apa pakde?
integrator mesti pandai negosiasi kayaknya pakde ya..
aku juga mo pindah kerja. tapi yang sesuai dengan bakat dan minat. gak berdasarkan besar kecilnya gajih. Hal-hal yang tulus membuat sesuatu menjadi profesional. tapi kalau pekerjaan yang anda tulis di atas sepertinya tidak sepadan dengan kapasitas otaku yang melompong ini hehe
integrator
Salam kenal Pak Dhe…,tulisan yang sangat menarik, dunia kerja kita sering terbentuk oleh situasi dan lingkungan dimana tempat kita bekerja, apa yang menjadi cita2 diawal kerja dapat bergeser bahkan sangat bertolak belakang. Menjadi spesialis atau generalis kadangkala terbentuk bukan dari sebuah perencanaan awal namun tuntutan “tugas” dan “jabatan” yang mempengaruhinya. Sukses ditempat kerja tidak semata oleh “skil” yang kita miliki, menurut saya keahlian lain adalah : leadhership, managerial, emotional, komunikasi dan relationship yang baik. Karir yang terus meningkat idaman setiap pekerja. Saya yakin “rejeki, fasilitas dan kesempatan” akan mengikuti Karir bukan sebaliknya.
Salam
Kemarin ada yang bertanya kepada saya ‘De, kalo dah kelar S2 mau kerja dimana’ lalu saya jawab ‘saya mau menjadi Istri dan Ibu, berkarir dirumah’ lalu sang penanya bilang ‘kalo gitu ngapain loe sekolah tinggi tinggi’
ehm … saya gak tahu lagi harus jawab apa.
Kalau pakdhe sendiri sekarang kerjanya sebagai spesialis atau integrator?
intregrator ajah, amien!
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia membuka kesempatan untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
info lengkap kunjungi http://karangsambung.lipi.go.id
mau jadi spesialis saja pakdhe.. Eh pakdhe, saya request dong.. tolong dibahas tentang pembentukan gunung baru (yg katanya akibat gempa) yg di Tanimbar kemarin. Makasih sebelumnya.
waduh yang mana ya yg enak…
kok kayaknya masih jauh neh…
heheheh
Spesialis aja lebih dihargai sesuai bidang ilmunya…
Tapi enak kalau jadi bos di usaha sendiri 🙂
Sorry ngga mau lagunya
Kalo aku lebih suka jadi boss,mas hehehe…Ngga pernah pengen meniti karier jadi pekerja meskipun profesional. Sukanya walaupun ampe jatuh bangun tetap usaha sendiri
Aku sech pilih specialist….walaupun aku cuma sekolahnya rendah tetapi karena menguasai satu bidang yg agak langka, lumayanlah gajinya PakDe hehehehhe
Kayaknya, yang paling menguntungkan di masa depan yakni sebagai spesialis. Karena generalis biasanya mengenal “kulitnya” saja. Kalo ada masalah lebih kompleks, mungkin ia tak sanggup mengatasinya. Tapi PAKDE,ada yang lebih penting lagi. Yakni sebagai versatilis, yang katanya Om Romi di “Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis”, mampu memberikan solusi komprehensif dalam permasalahan teknis
CMIIW, Sumonggo
Kayaknya, yang paling menguntungkan di masa depan yakni sebagai spesialis. Karena generalis biasanya mengenal “kulitnya” saja. Kalo ada masalah lebih kompleks, mungkin ia tak sanggup mengatasinya. Tapi PAKDE,ada yang lebih penting lagi. Yakni sebagai versatilis, yang katanya Om Romi di “Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis”, mampu memberikan solusi komprehensif
CMIIW, Sumonggo
integrator lebih sulit tapi payment pasti lebih baik…
integrator lebih menantang ya…
integrator kayaknya lebih asyik deh…
spesialis aja pakdhe..