Tidak semua hoax itu 100% salah

0

Kamu mesti tahu kalau aku ingin biacara soal Blue Energy, kan ? Yupp, betul … langsung ajah yah !

Disini aku hanya akan meingatkan beberapa kisah lutju-lutju dimasa lalu, dimana sebuah cerita bohong berkembang mengundang polemik, bahkan menjadi polemik tingkat negara. Di detik.com sudah dijelaskan bagaimana kisah lutju-lutjuan ini sering malanda negeri ini yang sedang mengalami kesulitan.

🙁 “Kata pepatah di setiap kesulitan disitu ada jalan, tetapi jalan itu apa ya harus keajaiban to Pakdhe ?”

😀 “Keajaiban itu kisah dan cerita jaman dahulu Thole. Sesuatu yang belum dijelskan pada waktu itu. Saat ini manusia tidak bisa begitu saja menerima ‘keajaiban‘ turun dari langit. Keajaiban manusia itu ada di otaknya, ada pada kreasi dan kerja kerasnya ! Dan saat ini hampir semua orang meminta penjelasannya”, walaupun belum tentu ada

Keajaiban itu memang sebuah fenomena yg ‘belum‘ mampu dijelaskan. Namun saat ini manusia sudah berubah cara hidup serta pandangannya tentang kehidupan. Proses pembelajaran atau “learning proccess” merupakan sebuah tata cara hidup untuk melanjutkan dimasa mendatang.

Dari bayi dalam kandungan mengaji di Aceh, Ahli komputer dari Jerman hingga membongkar situs harta karun di Bogor

Sejak dahulu di Indonesia ini dilanda beberapa kisah loetjoe-loetjoean.

Tahun 1970-an di Aceh ada perempuan yang hamil selama dua tahun dan bayinya bisa mengaji, sampai-sampai seorang menteri menempelkan kuping di perut yang ternyata berisi tape recorder…. (kalau jaman sekarang barangkali pakai ipod nano lebih sip ! 🙂 . Kemudian tahun 1980-an ada seorang yang mengaku ahli komputer dari Jerman hingga mengelabuhi menteri POLKAM ! Dan akhirnya didepak dari Indonesia karena pelanggaran keimigrasian. Yang mungkin anda masih ingat adalah penggalian situs Batutulis diprakarsai seorang menteri di Bogor karena diduga ada HARTA KARUN !!.

Akhirnya kita tahu bahwa semua yang mengagetkan dan hebat-hebat itu mengandung kesalahan, kebohongan, dan juga seringkali diakhiri dengan penipuan.

🙁 “Lah iya Pakdhe, pokoke aku mau tau soal Blue Energy ini looh ! Ini Hoax atau bukan ?”

Tidak ada yang 100% benar atau 100% salah

Penipu ulung selalu menggunakan beberapa gelintir kebenaran serta dibumbui dengan sebuah kisah atau dongeng yang menawan dan sukur-sukur menggandeng emosional. Nah sekarang coba perhatikan tiga kejadian diatas itu.

Kisah bayi dalam kandungan yang mengaji itu. Tentusaja jelas sekali ada emosional yang dibawanya, dalam hal ini soal agama. Tentusaja ada sedikit ke”takut“an bagi yang menyangkal suara orang mengaji, karena takut dinilai atau dianggap tidak percaya dengan agamanya karena ini sebuah fenomena keagamaan. Kalau saja dia hanya sekedar nyanyi ndangdut tentu saja lagunya akan cepat berubah menjadi …”oooh … aku ketahuaan … þ … menipu lagi þ “.

Demikian juga dalam kasus ahli komputer yang di awal tahun 1980-an mengelabuhi Menko Polkam waktu itu. Memang benar dalam ilmu komputer ada teknik-teknik membuat gambar orang dari berbagai jenis hidung, jenis mata, warna rambut, perawaan dan sebagainya. Bahkan anda saat ini sudah melihatnya dengan jelas dalam game-game permainan yang bisa membuat wajah si tokoh yang diinginkan. Tapi coba bayangkan hal itu di tahun 1980-an dimana orang masih terkesima dengan komputer. Sampai-sampai Menko Polkam saja mlongo !

🙁 “Hiya ya Pakdhe, wong pakdhe saja dulu kursus FORTRAN-77 ya ?, padahal sekarang kagak kepake blass !”

😀 “lah hiyo thole mulane ojo gumunan !”

Saat ini bukan hal mustahil membuat virtual face atau wajah virtual, memang bener kaan ? Ada di setiap game Nitendo maupun PS-2. Kesalahan orang yang mengaku jago komputer adalah mengaku dirinyalah penggagas hal itu. Lah kalau di era jaman sekarang tentunya verifikasi “pembajakan” akan mudah sekali di telusur dengan google dalam waktu sekejap. Tapi bayangkan di tahun 1980-an dimana semua terkesima dengan seorang yang mengaku ahli Tekno Komputer … dari Jerman lagi ! Tetapi akhirnya dia didepak dari Indonesia justru “hanya” karena pelanggaran identitas imigrasi. Weeh !

🙁 “Wis to Pakdhe, kembali ke Laptop eh kembali ke Blue energi saja ! Jadi hoax bukan ?”

Blue Energy tidak 100% isinya salah.

//www.sasol.com/sasol_internet/frontend/common/sasollogo_small.gif” cannot be displayed, because it contains errors.Seperti yang sudah aku tulisakan sebelumnya bahwa synfuel atau synthethic fuel itu sebuah ilmu jaman lawas. Salah satu proses yang dipakai dikenal dengan nama Fischer-Tropsch, yg dikembangkan oleh orang Jerman. Jadi mereaksikan Hydrogen dengan Carbon ataupun mereaksikan air dengan Carbon tidak jenuh sudah dipakai di negara lain. Bahkan konon sudah ada di Afrika Selatan sudah ada perusahaan yang mengguanakan batubara untuk dirubah menjadi minyak. Perusahaan ini bernama Sasol.

🙁 Pakdhe konon katanya yang dipakai oleh Blue Energy berbeda ?”

😀 : “Bisa saja berbeda dengan segala variasinya Thole. Tetapi semua proses itu selalu memerlukan energi luar (endoterm). Sehingga ada ‘kehilangan’ energi dalam proses yang menyebabkan tidak efiesien”

🙁 “jangan-jangan bukan proses diatas itu Pakdhe ?”

http://www.energy-visions.com/home.htm

KDV (Katalytische drucklose Verölung)

Proses lain selain Sasol dengan proses Fisher-Tropsch, ada lagi yang dilakukan oleh Jerman juga yang disebut KDV. KDV-500 adalah teknologi catalyst yang telah dikembangkan juga oleh orang Jerman bermana Dr Koch. KDV pada prinsipnya menggunakan reaksi katalisa biomasa dengan sebuah katalisa tanpa tekanan. Teknologi proses adalah cracking atau memecah molekul carbon-hydrogen dengan bantuan katalis konon katalis untuk reaksi ini berbasis zeolit. Dan sudah dipatenkan milik Dr Koch.

🙁 “Sumpih lidahku keseleo baca yang diatas itu!” 😛

Proses “penghasil minyak” ini masih harus dipisahkan didalam kolom distilasi. Konon sistem peralatan jenis ini pernah ditawarkan ke Indonesia oleh negara Jerman, Kanada. Namun investasinya juga tidak murah yang katanya investasi peralatan sekitar 5 juta Euro untuk kapasitas produksi 500 liter/jam. Atau sekitar 70-75 Milyard saja 😛

Jelas bukan proses sederhana yang dibuat oleh Mas Joko kan ? Atau barangkali mas Joko (tim Cikeas) menyontek dan mengembangkan sendiri teknologi ini ? Wupst ! Jadi sampai tahap disini pembuatan synfuel bukan hal mustahil.

🙁 “Tapi kalau dengan 70 M menghasilkan 500 liter sejam gimana Pakdhe ?”

😀 “ya harus dihitung keekonomian dari biaya investasi, bahan, ongkos produksi, perawatan dan harga jual thole”

🙁 “Belum lagi nanti ada tambahan uang pajak dan uang palak ya dhe ” 😛

Soal ekonomi berbeda dengan soal science

Seperti yang sudah ditulis sebelumnya disini adanya pertanyaan besar “Blue Energy create energy or create value ?“. Disitu saya menjelaskan sebuah proses endoterm dimana proses ini membutuhkan energi. Sehingga reaksi ini justru memerlukan energi, sehingga secara fisis-kemis akan terjadi pemborosan (pembuangan) energi.

Nah kalau saja memang bisa mendapatkan energi dengan murah, lah kenapa mesti membuat minyak ? Kenapa ngga menggunakan energi itu langsung saja ? Kalau energi listrik tentunya lebih mudah langsung menggunakan listriknya, tetapi kalau energi panas ya harus ditransformasikan ke energi lain tetapi bukan untuk “disimpan” sebagai energi kimia dalam minyak. (Baca tulisan Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi)

Mengapa ?
Karena mesin dengan pembakaran minyak (combustible engine) merupakan proses tranasformasi energi (dari energi kimia menjadi energi gerak) yang memiliki efisiensi sangat rendah, karena banyak panas yang terbuang.

Jadi Blue Energy Hoax ?

Karena saya masih belum melihat proses itu dengan mata kepala sendiri, maka saya menganggap proses pembuatan minyak dari cara-cara diatas masih belum ekonomis. Sampai nantinya dketemukan sumber energi yang harganya lebih murah.

🙁 “Looh emang pakdhe udah melihat proses pembuatan minyak Blue Energi itu ?”

😀 “belum thole, aku hanya ditunjukin benda cair berbau seperti kerosen yang (katanya) minyak buatan itu. Dan masih seperti dahulu SKEPTIS tapi sekaligus pingin tahu !!”

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

1 KOMENTAR

  1. Pak Dhe,
    Kemarin Mas Joko Suprapto menunjukkan kepada kalangan terbatas di bengkelnya… dan hasilnya…katanya dia bisa membuat bahan bakar sekelas diesel dari air… bikin semangkin penasaran.
    Saya sangat berharap tim dari LIPI, BPPT, atau Universitas bisa segera mengkaji secara ilmiah karya Mas Joko ini, agar bangsa kita tidak selalu terombang-ambing dalam kebingungan… antara senang bisa dapat BBM murah… dan bingung dengan semua ketidakjelasan metode Mas Joko ini.

    Yang dia buktikan buat aku masih meragukan … 🙂 Kenapa ? Joko hanya berani membuktikan dinyalakan dalam waktu beebrapa menit saja.
    Ada kemungkinan yang dicobakan adalah sebuah aki/baterei yang sering dipakai dalam UPS (Uninteruptable Power Supply) http://en.wikipedia.org/wiki/Uninterruptible_power_supply. Hanya saja relaynya dibalik. Kalau diberi baterei relaynya on, sedangkan tanpa power di relay jadi off.
    Lah kalau diembel-embeli dengan Beton supaya tidak dibuka dengan alasan radiasi, hayooo syapa yang berani ? … yang berani ya UMY, dan isinya memang bukan apa-apa

  2. Pak dhe… apakah minyak yang dibikin oleh pak Joko itu Hydrofuel? yaitu BBM+Air+katalis, kalo katalisnya bisa beli dipasaran kayak beli pil.., tinggal beli BBM di Pom bensin, ambil air di sumur, lalu kita mix sendiri… dan total harga yang kita dapatkan berkisar Rp 3000/liter… aku milih yang ini dhe… dari pada mbulet mikirin bensin yang sekarang ini Rp 6000/liter…

  3. meski saya yakin banget yang dibilang pakdhe dan juga saya yakin banget kalo pak joko bohong tapi hati kecil saya ingin itu bener pakdhe.
    saya bayangin ada energi alternative selain minyak. wah.. tentu indah pakdhe.
    *berarti tidak tergantung minyak lagi, lalu ada penurunan nilai saham, dilanjut ada kekacauan ekonomi, berujung perang bisa phisik ato ekonomi, trus ada yang dirugikan, ada pengangguran, nambah kriminalitas, .. wah kok malah mumet ya*
    :mrgreen:

  4. kalok ngomong blue energy pasti padha mumet, tapi giliran ngomong blue pilem pasti langsung njegrak! 😆

    betewe, keep SKEPTIC pakdhe, pokoke sampek kita2 bisa ngeliyat prosesnya, ngerasain mangpaatnya, baru yakin 🙂

  5. Pakdhe, konon kabarnya joko itu bikin blue energy dari hasil merebus campuran air, deterjen, kabur barus dan bubuk item-item, pake api kayu bakar.

    Itu tergolong proses yang mana ya ? :mrgreen:

  6. mumet pak dhee, kait kenal biyne Mas Djoko gaweane ngono iku, golek duit gawe riset in, riset ituu, ciptakan alat ini dan ituuu habis iku wassalam, ngelu pakdhee turu disik aku sesuk esuk wes kerja meneh

  7. Mas Vicky, apakah mungkin membuat blue energy dari minyak kelapa? Atau minyak jarak? Atau pula minyak sawit? Atau lagi minyak kedelai?

    –> ya bisa saja, tetapi masak menciptakan saingan dengan perut ?
    Sependek pengetahuanku bisnis bioenergi yang masih menggunakan “food as a raw material” kemungkinan akan mendapatkan penentang besar dimasa mendatang. Saya kira akan lebih “aman” kalau memanfaatkan “non food”, misalnya buah jarak.
    Di Malesa sini sudah banyak yang protes dengan biodiesel yang menafaatkan CPO sebagai bahan dasar. Juga denger-denger di Amrik Gasohol dari “corn” atau jagung juga mendapat “perlawanan” dari “partai perut” 🙂

  8. ok makin sip penjelasannya pakde…., sedikit mengulas hoax jaman dulu…, siapa tahu pakde juga punya teman yang pernah menjadi korban dan bisa diulas sekalian…dan sekalian trik dan tip agar kita tidak mudah kena hoax.
    karena sudah banyak sekali korban……..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here