Seorang kawan minta pandanganku tentang keanggotaan Indonesia di OPEC
On Tue, May 6, 2008 at 8:06 PM, ratna gitasari wrote:
Vicky, apa pendapatmu tentang rencana (yang sudah pasti) keluarnya RI dari OPEC?
bagi-bagi pengetahuan di sini… ya
OPEC sebenernya sebuah organisasi bergengsi ketika OPEC mampu mengendalikan harga minyak dengan kuotanya, namun saat ini OPEC sepertinya tidak banyak mempengaruhi harga minyak. Juga ketika Indonesia sudah menjadi net importir Indonesia masih tercatat sebagai anggota OPEC. Tetapi sependek pengetahuanku, menjadi net exportir bukanlah syarat keanggotaan OPEC. Jadi sepertinya asalkan anggotanya masih mengeksport minyak maka bisa menjadi anggota. Indonesia saat inipun sebenarnya juga masih mengeksport minyak namun juga mengimpor minyak, baik dalam bentuk minyak mentah maupun BBM (refined).
Posisi sulit
Indonesia saat ini memang sedang kesulitan berat dalam pengelolaan sumberdaya energi. Saat ini kebutuhan energi didalam negeri hampir 40% masih didominasi oleh minyak bumi. Sedangkan sisa lainnya dipenuhi dari batubara (yang mulai meningkat sejak 1980an), Gas lebih banyak dijual karena biasanya gas itu dijual dengan sistem kontrak. Karena sistem kontrak ini, maka harga gas tidak bisa serta-merta naik seperti harga minyak.
Btw, harga minyak yang saat ini disekitar 120USD/barrel sakjane sudah tidak realis. Karena harga minyak saat inipun sudah menggunakan “future trading” atau sistem ngijon. Membeli untuk kebutuhan tigabulan mendatang. Dan karena “ketakutan” tidak mendapat jatah di masa mendatang inilah yang menyebabkan harga minyak menanjak. Demikian juga dengan batubara yang ikutan melonjak. Tapi lagi-lagi gas yang menjadi andalan eksport Indonesia tidak bisa menolong kenaikan harga energi ini.
Fluktuasi harga minyak saat ini banyak yang menduga akibat beberapa faktor antara ain supply minyak yang terganggu akibat produksi Shell di Nigeria, nilai US dollar yang melemah, serta kebutuhan (demand) dimasa mendatang yang tidak pasti atau keraguan mendapatkan pasokan energi primer.
Indonesia yang menderita
Indonesia itu menjadi net importir minyak sejak 2004. Jadi sejak 2004 Indonesia secara riil selalu nombokin belanja minyak di dalam negeri. Produksi Indonesia hanya sekitar 800 000 barrel sehari, sedangkan kebutuhannya diatas 900 000 barrel sehari.
🙁 “Pakdhe, syapa sih yang haus dengan BBM ini. Makanya harga minyak naik ya Indonesia “termehek-mehek”
Nah apakah saat ini memang sudah tepat kalau Indonesia keluar dari OPEC? OPEC sendiri tidak meminta Indonesia keluar, karena dalam banyak hal wakil Indonesia di OPEC sejak dulu selalu mendapat peran yang penting (terutama Subroto). Jadi keanggotaan Indonesia di OPEC sangat dinanti-nanti. Hal ini disebabkan Indonesia termasuk negara yang “berpengalaman” dalam mengelola perminyakan. Lah wong sejak akhir 1890 sudah mulai memproduksi minyak kok. Sedangkan saudi ini baru sekitar tahun 1930-1940-an, kalau ga salah. Indonesia memang berpengalaman dalam mengelola tetapi bukan ahli memanfaatkan sumber energi ini untuk kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia saat ini malah sudah “terlanjur” manja BBM. Dan belum bersiap-siap bergeser ke sumber energi lain. Lah mau ngganti Geothermal saja terganjal adat di Bali, mau bikin PLTN malah difatwa sama ulama lokal.
😀 “Lah yo itu yang bikin mumeth …”
🙁 “hihihihih sampe-sampe Pak SBY puzink ya Pakdhe “
Kalau melihat gelagatnya harga minyak ga bakalan kurang dari 100$/bbl. Jadi fluktuasinya akan berkisar diatas 100. Bahkan ada yang menduga pada dua tahun kedepan akan berkisar 150, bahkan bisa-bisa mencapai 200$/bbl.
Finansial atau kebanggan sebagai bangsa
Keluar dari OPEC secara finansial mungkin menguntungkan karena tidak harus membayar iuran keanggotaan sebesar 2 Juta Dollar setahun. Tetapi harus diingat bahwa ada policy atau kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif. yang artinya kalau Indonesia ini mau aktif dalam politik dunia, ya mesti ikutan lah. Termasuk dulu aktif dalam kegiatan PBB, Nonblok, Asean, G-15 dan organisasi lainnya.
Tidak hanya kebanggaan saja, mungkin dengan sesama anggota OPEC Indonesia mampu mengundang negara-negara anggota lainnya itu untuk menjadi investor, atau bahkan bersedia menjual minyaknya dibawah harga normal. Tentusaja ini sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi wakil Indonesia di OPEC yang mampu melakukan loby-loby canggihnya.
Saya kira alasan Airlangga dan Alvin Lie di Komisi VII DPR hanyalah alasan ekonomi semata. Mereka sama sekali tidak berpikir soal kebanggaan serta titipan moral pendahulu Indonesia untuk berperan aktif dalam politik luar negeri sesuai amanat UUD-45. Disisi lain memang harus diakui bahwa saat ini Indonesia sedang dilanda krisi kebanggaan sebagai warga negara. Peranan serta namanya di luar negeri sedang merosot, bahkan dihadapan rakyatnya sendiri. Howgh !
🙁 “Maksudnya, Pakde Airlangga ngga mikir kebanggaan negara gitu apa ?”
😀 “Mmmm anu, … gimana ya, nanti aku tanyain ke Pakde Langga ?”
tp ngomon-ngomong kalau indonesia keluar efeknya ke rakyat apa? Jangan bikin blunder ah…..
–> RDP :Secara langsung Rakyat tidak akan merasakan bedanya. Tetapi secara politis kenegaraan akan berarti beda. Nah sekarang bisa dianalogikan begini saja “Kalau ada satu rumah yang ngga pernah ikutan kerja bakti apa yang dirasakan anak-anaknya ? Selama anak-anak hanya diem di dalam rumah ngga pernah belanja ke toko sebelah kagak terasa ngaruh lah. Tapi kalau anda mau ke sekolah lewat sebelah rumah (Pak eRTe) mungkin ada yang merasa sungkan
“
[…] Rovicky. (2008, May 7). Perlukah Indonesia Keluar dari OPEC. Retrieved November 9, 2014, from Dongeng Geologi: http://rovicky.wordpress.com/2008/05/07/perlukah-indonesia-keluar-dari-opec/ […]
Hihi…jadi ketawa sendiri klo ada komen konspirasi tanpa data n ngamuk2 ke pemerintah. Pasti susah jd pemerintahnya Indonesia. Apa kita yang gak terlalu manja klo menggantungkan diri pd pemerintah tuh. Udah dipilih sdr dr wakil sp presiden, ya itulah keputusannya. dia yang pegang mic ya dia yg bersuara, dia yg pegang kuasa ya dia yg buat keputusan. Baik dan tidak selalu sisi mata uang. Ini bukan masalah berani dan gak berani, tapi mawas diri. Klo bisa bermanfaat spt yg penulis gambarkan ya ikut, klo tidak ya cabut. Setidaknya keputusan keluar bukan krn emosional saja. Klo ditimbang sisi ekonomi jg nantinya bisa dikaji, manfaat ekonominya (utility function of benefit..kontrak, security energi etc) dikurang iuran. Smg menjadi keputusan yg tepat
begini….teman-teman
kita butuhkan pemimpin seperti di Venezuela..
meskipun pemerintahan mereka secara eksplisit mendapatkan sentimen negatif dari A.S tapi secara regional mereka dapat memakmurkan negara mereka.. ketiga Chaves menasionalisasi semua perusahaan asing yang beroprasi menjadi milik negara.. lihat saja harga BBM disana untuk PETROL jika di konversi rupiah hanya Rp.400 perak.. jadi selama mereka mandiri dalam mengelola aset negara.. selama itu pula rakyat bisa gembira.. disini pemimpin kita penakut, penjilat, tukang bohong..
alias cemen..
sekarang waktunya untuk ANAK MUDA.. semngat orang tua kita pada kendor.. liat saja usia Chaves belum terlalu tua tuh..
menurut presiden iran, harga minyak yang naek bukan karena masalah supply dan demand, tapi sebuah concerted effort dengan tujuan.
http://news.yahoo.com/s/nm/20080617/ts_nm/iran_oil_ahmadinejad_dc
http://www.ameinfo.com/160616.html
Siapa yang mendapatkan keuntungan terbesar dari ini semua?
duh, kalo inget bagaimana indonesia babak belur ‘dikerjain’ sana sini oleh penguasa dunia dan oknum lainnya, jadi sediiihhh sekali. dalem ati, aku berdoa supaya indonesia bisa bangkit dan bangga sama diri sendiri. bener2 merdeka, bukan cuman “merdeka”.
solusinya apa yah? apa kite orang kurang pinter? ngga juga. jadi kenapa? masalah karakter? hmm…
Indonesia keluar dari OPEC, ya karna ditekan USA, agar Indonesia terus pakai US$. Kenapa???
Anggota OPEC yang rata-rata negara Islam yang adalah musuh-musuh Amerika dan nyata-nyata memang benci kepada Amerika. Sejak tahun 2000 telah mengkaji cara menumbangkan sang master Imprialis dan dominasi Dolar Amerika. Pada tahun 2006 para anggota OPEC, bersepakat, cuman mau transaksi pake euro. Dangan begitu selesailah dollarnya Amerika! Perlu di ingat Iraq tahun 2000 minta PBB supaya semua minyaknya dibayar menggunakan euro; plus semua uang milik Irak [$10 bilyun] dikonversikan ke euro dari dollar. Nah inilah alasan sebenarnya amerika Invansi Irak.
Nah, bisa ditebakkan alasan Indonesia keluar dari keanggotaan OPEC, tentu Mr. Master Imprialis dalangnya. karna Indopahit ini, akan manut wae, disuruh jinjit, jongkok atau tiarap sekalipun. kalo yang minta amerika.
Indonesia yang tidak punya background ekonomi mungkin bingung. Koq bisa bangkrut? Orang yang bisa hitung-hitungan ekonomi bisa menjelaskan begini, Kalau kita punya uang tunai $1, di tangan, maka secara ekonomi itu artinya adalah Anda memberi hutang ke Bank Federalnya Amerika dan Bank Federalnya Amerika itu “berjanji” akan membayar hutangnya sebesar $1 itu!. Sekarang, karena kita tinggal di Indonesia yang rupiahnya sangat parah itu; maka jelas secara rasional kita berusaha terus memegang $1 ditangan itu dari pada ditukar ke rupiah. bukan begitu! Jadi, secara ekonomi itu artinya Bank Federal Amerika tidak perlu menebus hutangnya karena hutangnya yang $1 itu tidak kita minta untuk dibayar. Artinya: Amerika itu bisa berhutang tanpa perlu bayar sama sekali. Bravo Amerika, kau genggam erat Indonesia.
-Salam
cukup pekerjaan di Indonesia dan dengan gaji yang relatif sama dengan gaji di luar negeri ya Pak?
Sudah lama nih tidak menyapa Pak Rovicky. Terimakasih ya Pak atas tulisannya ttg keluarnya Indonesia dari OPEC, bisa menyeimbangkan perspektif agar tidak melihat dari satu sumber berita aja.
Pak, SDM minyak kita yg profesional kan banyak yg lagi kerja di perusahaan-perusahaan minyak di negara-negara OPEC itu kan Pak? Gimana ya minta supaya mereka rame-rame pulang untuk menggenjot produksi minyak dalam negeri kita. Jadi keluarnya Indonesia dari OPEC sebaiknya dibarengi dengan keluarnya pekerja profesional migas (petroteknikal, GGE, earth sciences dll). Jika tidak, produksi minyak kita ntar engga up-up (naik-naik, maksutnya..hehehe)..lalu terpaksanya kita nambahin impor minyak lagi..lalu APBN membengkak dan terpaksa harga BBM dinaikkan..
Salam hormat buat Bapak, Ratih
Bagi wakil Indonesia di OPEC kita nyanyikan…” Mari pulang, marilah pulang, marilah pulang, bersama-sama….” Gitu aja repot!
SBY harus berani unjuk gigi, karena negara kita penuh dengan keberanian, juga perlu diingat negara kita adalah negara kaya akan segala-galanya seperti rempah-rempah, minyak dll masa negara yang sudah dijajah untuk merebut itu tidak mampu untuk melawan perekonomian kita (untuk Indonesiku tercinta)
kalo emang indonesia udah ga guna di opec, buat apa bertahan??? emangnya indonesia ga punya SDM dan fasilitas yang memadai untuk mengolah minyak sendiri ya??? kita kan masih punya banyak persediaan minyak mentah, kenapa ga diolah sendiri aja terus jual sendiri di dalam negeri… ga usah export tapi ga usah import juga. bisa ga sih kaya gitu??
pemimpin negeri ini memang pinter-pinter,
kami dukung kebijakan anda mr. president,
ntar yang nanggung akibatnya ‘kan anak-cucu bangsa ini. yang penting saat ini OK.
udah keluar pak.. lumayan hemat 3,1 juta dollar
*kalo uang yang dijadikan ukuran*
Pak Dhe : Indonesia da usah keburu keluar opec :
Upayanya :
1.Loby serius dari SBY dan Mentri pertambangan dan Energi dibantu Duta besar kita di negara opec ( yangkebayakan penduduknya muslim ) bahwa kenaikan minyak mentah sebesar $120 sangat membuat rakyat indonesia menderita ; Buktikan bahwa sesama muslim itu bersaudara ;
2.Yakinkan bahwa indonesia niat dan ngotot untuk memperbaiki pemerintahan yang bersih danberwibawa dari Presiden sampai ke tingkt RT ;
amanah kepada rakyat dan selalu kepentingan rakyat diatas kepentingan sendiri ;Tegakan hukum mulai dari atas ;
3.Niatkan puasa BBM berprioritas , dari presiden dan rakyatnya terskedul dan bersama-sama
hasil penghematannya berapa laporkan transparan dan hasilnya untuk mengurangi wubsidi ;
4.Dorong penggunaan energi alternatif al.bio fuel yang baru tumbuh dan mudahkan izinnya ;
5.Gunakan dan prioritaskan produk indonesia untuk pemberdayaan ekonomi ;
Trims
Setujuuu…. kita keluar aja dari organisasi produsen minyak. Kita buat aja organisasi baru yaitu organisasi produsen lumpur. sapa tau dg begitu harga lumpur besok2 jadi naik.. hehehehehe
Erik,
Penemuan-penemuan itu memerlukan “pengawal” silahkan baca disini :
http://rovicky.wordpress.com/2007/08/02/dicari-pengawal-impian-yang-tangguh/
Kenapa ya.. bahan bakar dari air seperti penemuan dari UMY dan pak Boy dari palu tidak direspon oleh pemerintah???
Komentar Pakde..??
Wahhh….wah.., gonjang ganjing harga minyak semakin melebar, tidak hanya soal subsidi tapi juga perlu tidaknya keluar dari OPEC. Presiden SBY tampaknya mumetnya tambah banyak. Dia harus dekat-dekat sama dokter kepresidenan biar kepalanya dingin terus. Jangan panik, tetap aja di OPEC. Manfaatnya masih lebih banyak. Toh kita masih menjadi eksportir. Gitu aja kok repot, pak presiden!
Kalau keluar dari OPEC itu baik yaa keluar aza tapi kalau keluar menjadikan itu sebuah malapetaka untuk Indonesia Raya mbok yaooo dipikir dulu…
Dulu ketika zaman orde baru ketika harga minyak dunia melambung tinggi, kita meraih untung yang sangat banyak….. tapi kini ketika harga minyak tinggi kita ndiri rugi. Kenapa blog cepu belum dioperasikan juga atau karena proses operasional yang begitu lambatkah. oh iya pak dhe rovicy yang saya tahu Blog Cepu bila beroperasi akan melebihi cadangan minyak di duri, pekanbaru milik Chevron ( kalo dulu gak salah miliknya Caltex) benar gak / kemudian keluarnya Indonesia dari OPEC menurut saya sah-sah aja OPEC itu kan ada untuk mengimbangi minya dunia tapi kalo ternyata harganya terus melonjak buat apa OPEC itu ada mending keluar aja… hitung-hitung meminimalisir biaya anggaran negara untuk membiayai perwakilan kita disana…
boss…keluar gak keluar dari opec gak ada bedanya. didalam opec kita gak bisa menekan para anggota lain untuk menaikan produksi minyak krn alokasi produksi kita juga kecil dibanding dgn negara opec lainnya. keluar opec juga kita gak ada gunanya cuma menghemat 2 juta dollar yg notabenenya harga jual minyak dr seluruh sumur tua kita yg belon di lifting selama 1 hari…hehhehe.
Yg terpenting berantas penyelundupan minyak yg beredar di perairan kita.
Tekan abis kebocoran dr cost recovery produksi minyak kkks.
Dan terakhir…ayo cari terus cadangan minyak dan gas bumi yg baru dgn memanfaatkan teknologi terkini.
Kapan buat artikel tentang cara lifting minyak dr sumur tua pak de..?
mungkin akan bisa dilihat 2 tahun lagi…
amerika kan sekarang punya tumpukan utang sejk thun
’82 yg blon terbayar-bayar.
atau emng ga bisa bayar…(kya soeharto..kikiki)
dan george bush(jr) menyumbang 25% dari total hutang amerika saat ini.
parahnya lagi skrg negara-2 pendonor udh ga mau lagi
tuh ngutangin amerika…
jadi,skenario krisis ekonomi dunia 2010 boleh ga pakdhe…?
Jujur agak kecewa akhir2 ni harga BBM akan dinaikan,,walaupun kita tau memang pada dasarnya bisa dikatakan persediaan BBM sudah cukp terbatas.
Tapi apakah pemerintah tidak memperhitungkan dampak kepada kebutuhan2 yang lain,secara otomatis pasti harga sembako langsung naik buuuu!!!
Lalu untuk apa gunanya Indonesia berperan dalam OPEC? sedangkan “menyelamatkan” warganya saja masih…………….maaf
Minyak…minyak..gas…gas… 🙂 sudah saatnya negara kita memberdayakan energi laen, such as : nuklir, cold fusion, panas bumi dll. Dinegara kita banyak orang pintar mengenai hal itu, tinggal kesiapan kita saja sebenarnya. Lihat negara Iran mereka sudah mengembangkan nuklir, mereka jual minyak plus untung karena supplay energi mereka kagak tergantung pada minyak.
MERDEKA!!! Bravo Indonesia.
kabarnya indonesia jg udah diketawain ama anggota OPEC lain-nya, soalnya udah gak bs ngekspor minyak lg, dan gak punya suara utk nentuin kebijakan harga.
Keputusan keluar atau tetep di OPEC serahkan pd pak SBY ^^
sayangnya Soekarno sudah tiada….
Salam
Kayaknya Indonesia di OPEC juga ga punya gigi, jadi kalau cuma ngabsen doang buat apa, ya mending keluar aja lumayan juga kok iurannya buat dipake yang yang lebih bermanfaat buat rakyat 😀
Btw salam kenal aja 🙂
Mengapa ya biofuel tidak segera berkembang?
Volume minyak bumi jelas akan semakin menipis. Ketika suplay terbatas, harga akan naik karena demand juga meningkat.
Indonesia adalah negara agraris. Jika saja biofuel bisa dikembangkan, pasti negara-negara di dunia bisa ketergantungan dengan Indonesia.
kalo dulu memang kita pernah booming minyak , wajar kalo kita masuk OPEC. Sekarang kan kita lebih banyak ngimpor minyak. kalo menurut aku, tetep jadi anggota aja. biasanya kalo masih anggota, kalo beli kan pake harga miring 🙂
**kabur**
Indonesia tidak punya suara signifikan ketika masuk OPEC, Indonesia juga mati kreasi ketika negara lain panen fulus karena harga minyak naek, Indonesia juga bukan negara pengekspor minyak kok!!!
jadi buat apa masuk OPEC??
Dear pakDhe,
Kalo pendapatku sih, justru kita tunjukkan kinerja kita dengan menjadi anggota OPEC, bisakah kiprah Indonesia didengar, diakui dan diikuti oleh anggota2 lain nya…
Justru kini saat nya (harus nya sudah dari dulu ya…, dan mungkin juga sudah dilakukan sih, hanya apa sudah maksimal ya….?), Indonesia khan kebutuhan dalam negeri lebih besar dari produksi nya, belum lagi masalah penjualan, beli minyak dari luar negeri, simpan di kilang Indonesia, dsb., yang mana masih terus di efisienkan…
Hendak nya dengan diprakarsai oleh Pertamina, dan didukung oleh pemerintah, mungkin dalam bentuk ‘payung hukum’ yang jelas,ber ‘eksplorasi’ lah ke basin-basin, lead and prospect, wilayah kerja minyak di luar Indonesia…
Saya yakin hal ini juga dilakukan oleh negara2 lain, dalam rangka menghemat dan menyimpan minyak dan gas mereka, jadi kalo nanti di luar negeri sudah habis, khan di dalam negeri masih punya banyak, jadi masih aman lah buat konsumsi dalam negeri nya,…gitu ‘objective’ nya…, unless and except, energi pengganti minyak bumi, contoh nya ‘Blue Energy’, akan cepat ‘on stream’ dan sangat ekonomis, la semoga dan hopefully, ketergantungan pada minyak bumi ini akan sedikit berkurang…
Regards
Sigit
Numpang lewat aja….. tp ngomon-ngomong kalau indonesia keluar efeknya ke rakyat apa? Jangan bikin blunder ah…..
[…] From: rovicky […]
waitauw…sambil ngenalin blog saya..ya..pakdhe…
ini dia…
ariefcute.blogspot.com
aku kemarin liat di press release…
minyak 200 $/brl masih terlalu rendah,kata ahmadinejad…
itu maksudnya gimana sih pakdhe?
hem, wacana yang bagus om. Jadi kayaknya Pak SBY emang harus berpikir jauh lebih mendalam sebelum benar – benar memutuskan…
kalimat ini yang aku suka… bisakah wakil kita disana jadi tukang lobi yang sahih….
Saya dukung,Perlu sekali. Coba sekali-kali kita tunjukan gigi kita. Masa, selama jadi bangsa merdeka tidak pernah punya sikap yang bebas. soal untung rugi belakngan. sekali-kali nekat. lamon wani
klo udah baca tulisan Bapak sih ya jgn ampe keluar ah, apalagi klo itu cuma sekedar “wacana” anggota dewan yang TERHORMAT…
klo urusan titipan pendahulu dan kebanggaan sih lain cerita… sepanjang kebijakan tsb (apapun itu dengan segala konsekuensinya) di-LAKSANAKAN oleh pemerintah dgn BENAR dan berdampak positif serta tidak bertentangan dgn dasar negara, maka KITA tidak ada alasan untuk tidak menyetujuinya…
MASALAHNYA, apakah kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini telah memberikan dampak positif kepada “seluruh bangsa Indonesia” lebih banyak daripada dampak negatifnya?…
dlm “urusan” OPEC ini saya todak mengenal Airlangga dan Alvin Lie Komisi VII DPR (klo ini sih pengetahuan saya yang kurang) apa sih basic-nya apakah pakar ekonomi atau hubungan luar negeri atau sumber daya mineral dan energi, tapi itulah PEMIKIRAN wakil rakyat kita yang terpilih melalui PESTA politik yang SANGAT MAHAL-yang tunjangannya byk bgt ampe laptop aja minta gratis, yang sering “suap-suapan” di kamar hotel ampe syuting film segala- sudah sewajarnya kita (TIDAK!?) memaklumi dan menghargai wacana-wacana seperti keluar dari OPEC…
keluar saja.
Di OPEC selama ini ngapain juga? Ndak ada untung-untungnya. Sesekali Indonesia boleh ‘sadis’ nentuin sendiri minyaknya. Regulasi internasional?! Ke laut aja kaleee… !
*misuh-misuh*
urusan ganti kurs mata uang itu ngak jadi yakz?
ayo tingkatkan produksi minyak Indonesia. Hari gini mikir gengsi?? mati aja deh… hidup yang realistis aja deh, yang sesuai kemampauan, kalau ga mampu ya udah…
Negeri yang kaya minyak tapi malah mahal harga minyaknya……..piye tooooooooooo…(negara yang aneh)
nampaknya para negara kaya minyak anggota OPEC itu lagi menikmati hari2 ini. bener ndak ya????
Efek untuk Indonesia hanyalah menghemat keanggotaan 2 juta dollar pertahun ! Nah tergantung Indonesia dapat apa dari keanggotaan ini secara finansial. Apakh lobi-lobi sesama anggota OPEC memiliki dampak ekonomi yang positip ? Ini yang perlu diketahu atau dijawab oleh mereka yang bekerja di OPEC selama ini.
Nah pakde, apakah ada efeknya keluarnya Indonesia dari OPEC dengan kemungkianan harga minyak yang bakal naik ini ?
Apakah dengan keluar darei OPEC Kemungkinan kita untuk menekan harga minyak lebih besar atau justru malah memperburuk keadaan ?