Pertamina itu NOC (National Olil Corporation) bukan IOC (International Oil Corporation) sehingga harus menjadi bagian terpenting dalam ketahanan (energi) nasional.
Sepertinya perlu diketahui saat ini bahwa saat ini 50% produksi migas dunia disuplai oleh NOC, sedangkan jumlah cadangannya 77% dikuasai NOC. (lihat gambar sebelah).
Apa artinya ? Hmmm menarik ini menunjukkan bahwa ada perkembangan dan perubahan global yang harus diantisipasi dalam transformasi Pertamina (NOC). NOC saat ini menjadi salah satu bagian penting dalam ketahanan energi nasional. Masing-masing negara saat ini sudah mulai berpikir untuk mendapatkan kepastian pasokan energi negaranya sendiri. Ini memang peperangan antara dunia industri migas yang sebelumnya yang dikuasi oleh IOC dan bergeser ke NOC.
Reserves Replacement Ratio (R/R).
Saat ini rasio discovery vs production Indonesia cukup jelek, artinya menemukan minyak sedikit tetapi disedot habis-habisan (emang udah habis ya ?). Memang kalau targetnya seperti perusahan IOC akan berpikir hanya sampai kontrak habis. Tetapi Pertamina sebagai NOC (atau negara) tentunya juga perlu Resource Replacement. Sustainable atau kesinambungan hidup menjadi lebih buat Pertamina ketimbang Chevron (apalagi Chevron di Indonesia hanya perusahaan operator), Chevron di US sana mungkin mikir Resource Replacement lebih ketat juga.
🙁 “Sik Pakdhe R-R itu apa ?”
😀 “Itu perbandingan antara minyak yang diketemukan dengan minyak yang diproduksi. Kalau kita menemukan sedikit dan memproduksi banyak, lah nanti kalau habis minyaknya maka fasiltas lain yang sudah dibangun tidak berguna, Thole”
Nah karena R-R di Indonesia ini buruk (baca Raport merah lima tahunan migas di Indonesia) maka akibatnya”ketahanan energi” Indonesia jadi jeblok ! “Halllah kesiannya Pertamina kok kebagian disuruh mikir ketahanan Nasional, ya ?” Tetapi itulah NOC saat ini. Pertamina bukanlah IOC, Pertamina itu NOC, miliknya nasional, seperti Petrobras, Petronas, Iran oil dll.
Saya sih ngga mengharapkan Pertamino menjadi BUMN kayak IOC tetapi, (kalau bisa) kayak dibawah ini Saudi Arabian Oil Company (Aramco), National Oil Corporation Libya, Petroleos Mexicanos, Petroleos de Venezuela,China National Petroleum Corporation (CNPC), PetroChina-PetroChina Company Limited, Nigerian National Petroleum Company, Iraq National Oil Company, Kuwait Petroleum Corporation, Petrobras (Brazil), Petroleum Development Oman (PDO), Petronas (Malaysia), Rosneft (Russian), Sinopec (China), dll.
Bagaimana Amerika ?
Amerika tidak memiliki NOC. Amerika berbeda dengan negara-negara lain, walaupun Amerika memiliki cadangan cukup besar tetapi kebutuhan energi dalam negerinyapun juga paling besar di dunia ini (perkapita maupun total negara). Yang dilakukan ngAmrik dalam jaminan pasokan energi adalah segala cara, termasuk diantaranya diversifikasi, substitusi, hingga mencari sumber unconventional, bahkan juga termasuk aneksasi. Ini kalau melihat perilaku manusia dalam sejarah, sakjane aneksasi menjadi hal yang wajar walaupun belum tentu benar. Analoginya untuk Amerika … Negara sebagai sebuah organisasi seolah hanya menyediakan “pesawat tempur dengan kapal induknya“, sedangkan “tank-tank dan prajurit invantrinya” adalah IOC-IOC yang cukup kuat dan menggurita, seperti Exxon-Mobil, Chevron dll.
Mengingat bahwa saat ini NOC di dunia ini menjadi penting karena menguasai 50% oil prodiksi dan 77% oil Reserves di dunia. Maka menurut saya Pertamina harus menjadi bagian dari ketahanan (energi) nasional dengan target menyediakan energi didalam negeri Indonesia. Pertamina harus mampu menguasai reserves-reserves besar di Indonesia, syukur-syukur bisa ikutan keluar negeri seperti Pteronas dll. Kita tidak mungkin seperti Amrik dengan memiliki tank dan prajurit untuk maju. Perusahaan milik nasional kita (seolah tank dan prajurit) cukup banyak tetapi Indonesia tidak memiliki “pesawat dan kapal induk” yang mampu mendukung Tank dan prajurit invantrinya ini untuk maju bertempur.
Pertamina semakin dibutuhkan oleh negara.
Sakjane ketahan energi ini tidak hanya migas, termasuk geothermal, yang sayangnya sependek pengetahuanku, Pak Sukusen sebagai pejabat dirut hulu Pertamina, yang notabene mantan “orang geothermal” sepertinya tidak banyak (kurang) berkiprah disini. Tentusaja ada kemajuan disini, tetapi apakah sesuai dengan target KEN 2005, aku belum lihat lagi. Dan oleh sebab itu maka peranan migas dalam ketahanan (energi) nasional, menjadi jauh lebih pentinglagi. Dan tentusaja peranan Pertamina saat ini menjadi suangat strategis. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut Pertamina, tidak bisa tidak, harus dibuat bukan sekedar kebutuhan politis saja.
Filosofi korporasi yang berbeda
Cara-cara berpikir serta filosofi NOC seringkali berbeda dengan pemikiran IOC. Kita harus berhati-hati dalam merubah paradigma Pertamina yang mesti menjadi perusaan profit. Sistem manajemen KPI yang dipakai di IOC mungkin harus dimodifikasi dengan kebutuhan NOC. Mungkin penemuan lapangan besar-besar itu menjadi tidak relevan utk KPI seorang direktur sebuah NOC atau IOC, who knows … Mungkin karena ngucurnya minyak paling tidak masih harus menunggu 5-7 tahun setelah discovery. Tentusaja dalam arti keuntungan financial menjadi berbeda. Karena bagi IOC yang penting monetize resources secepat-cepatnya sebelum masa kontrak habis, dan pada saat harga tinggi. Bagi NOC jaminan pasokan energi dalam negeri menjadi hal yang lebih penting untuk menjaga kelangsungan kehidupan bernegara.
Ngobrol-ngobrol dengan kawan-kawan di Petronas (NOC-nya Malaysia), ternyata Petronas ini cukup unik, mbalah kekeuh banget. Bahkan kawan-kawan G&G dari Indonesia di Petronas mengatakan dirinya seolah-olah sebagai pegawe negeri … halllah !
🙁 “Pakdhe mbok dibandingin NOC dan IOC itu seperti apa ? Aku masih ngga mudeng je”
😀 “Ya wis nanti aku tulis terpisah saja”
Bacaan selanjutnya : Pergeseran peran NOC (National Oil Corporation) dalam kancah global energi
Source references :
- Amy Myers Jaffe, March 1, 2007 – The Changing Role of National Oil Companies in nternational Energy Markets
Dongengan terkait :
- Jual saja sebagian kecil sahamnya Pertamina di bursa
- Indonesia perlu Pertamina-Pertamina yang lain sebagai NOC
- Sepintas mengenal IOC – International Oil Corporation –
- Pergeseran peran NOC (National Oil Corporation) dalam kancah global energi
- NOC dan IOC – Pentingnya Pertamina sebagai bagian dari Ketahanan (energi) Nasional
Pak Dhe, minta ijin pemakaian artikelnya untuk memperkaya website kami yang baru ya? sumber pasti kami tulis. banyak artikel yang bagus untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa
pa mo nanya nihh…
knp ya pertamina dulu kan perusahaan monopoli tapi kok slalu merencanakan rugi tiap tahunnya?shg masih disubsidi ma pemerintah.pdhl perusahaan monopoli kan untungnya besar???
Pak Rovicky, ijinkan saya pake beberapa gambarnya/grafik dengan mengutip sebagai rovicky.files
[…] NOC dan IOC – Pentingnya Pertamina sebagai bagian dari Ketahanan (energi) Nasional […]
Pak Dhe ,
Mohon ijin untuk mengutip tulisan sampean untuk keperluan thesis saya yaaaaaaaaa ……….
Amal
Pak Dhe,
Kalo NOC, kepentingan negara turut berperan ya Dhe, terus Pertamina itu sudah menjadi Persero khan ya, apa masih bisa disebut sebagai NOC
Regards
Sigit
Israel kembali menyerang Gaza di saat Sidang OPEC.
Tanya kenapa?
BBM melangit toh tidak ada crash program khusus, business as usual.
Tanya kenapa?
Kita harus berhati-hati dalam merubah paradigma Pertamina yang mesti menjadi perusaan profit.
Pilih mana? Tidak profit tapi disubsidi. atau Profit, untungnya masuk APBN, dikeluarkan untuk pengembangan sektoral.
Dulu yang boleh untung itu swasta, BUMN “harus” rugi, maksimum impas, TVRI, PT. KA, PERTAMINA, TELKOM, PLN, DAMRI.
Tanya kenapa?
Nuwun sewu pak Rovicky, KEN, KPI kepanjangannya apa ya ? Terus Petronas ini keukeuh dalam hal apa ? Saya kurang rajin mengikuti perkembangan Pertamina atau BP Migas, tapi dari dongeng ini, saya tangkap pak Rovicky wanti wanti agar mereka jangan berlaku seperti IOC, tapi harus memperhatikan kepentingan nasional dan bersikap sebagai NOC. Kelakuan mereka sekarang sendiri sebenernya seperti apa ? Mungkin bukan NOC bukan IOC tapi POC, Personal Oil Company ? 🙂 Mentingin profit individual ? 🙂