Tentunya sudah mendengar berita banjir dan juga longsor dalam minggu-minggu terakhir di tahun ini. Kali ini karena hanya bisa di Next-Warnet, Notoprajan Jogeja ya ngomongin banjirnya dulu saja ya.
🙁 “Lah inggih to Pakdhe. Wong upacara tutup tahun kok ya pakai bencana. Tapi bener dugaan Pakdhe bahwa gempa di bulan perigee masihberbau mitos. Alhamdulillah, ramalangempa besar tanggal 23 kemarin tidak benar ”
😀 “Lah hiya kuwi. Profesor dari Brasil kok lebih dipercaya dibanding kawan sebangsa ya to ?”
Bencana-bencana kali ini harus bisa dipilah dan dipilih untuk diketahui apa penyebabnya. Tidak semua bencana banjir yang terjadi disebabkan oleh perubahan alamiah, tidak semua bencana disebabkan oleh manusia. Kombinasi keduanya selalu saja ada dan saling terkait.
Perigee masih membawa banjir di pinggir pantai
Banjir pasang dibeberpa tempat terjadi di Jakarta Utara juga di beberapa tempat di Pantura (Kawasan Pantai Utara), juga beberapa pantai selatan. Banjir perigee (sering disebut ROB) ini tentunya bukan hanya disebabkan oleh meluapnya sungaiyang digelontor hujan.
Banjir ini tentunya akan naik turun (pasang-surut) mengikuti pola naik turunnya muka air laut yang berubah setiap 4 jam. Naikmya air memang bisa cukup deras karena menyangkut daerah yang sangat luat dan merata.
Penataan ruang yang amburadul juga menyumbang banjir
Banjir dibeberapa tempat di Jakarta misalnya di Jalan Sudirman-Thamrin bukanlah banjir karena ROB ini. Tetapi jelas ini banjir karena hujan. Banjir yang ini sangat mungkin dsebabkan oleh curah hujannya yang berlebihan ditambah penataan tata ruang yang tidak benar.
Banjir yang terjadi di Solo disebabkan oleh jebolnya tanggul yang akhirnya meluapkan air sungai Bengawan Solo ini sangat mungkin disebabkan oleh curah hujan tinggi dan juga penataan penyerapan yang sangat jauuh berkurang yang mungkin saja karena penggundulan hutan maupun pemgerasan tanah pekarangan yang menyebabkan bertambahnya air limpasan.
😀 “Masih ingat tulisan tentang penyebab banjir di Jakarta dan soal penyerapan air ini nggak, Thole ?”
🙁 “Kan ada di tulisan tentang Villa Puncak ini kan Pakdhe?”
Banjir secara sederhana disebabkan oleh air limpasan yang merupakan kelebihan air permukaan yang tidak mampu diserap oleh tanah.
Ini bukan banjir besar
Banjir yang terjadi dalam minggu-minggu ini bukanlah banjir besar yang “biasanya” hadir.Di Jakarta, banjir besar seringkali terjadi pada akhir bulan januari hingga akhir bulan Februari/ Jadi kita harus berjaga-jaga untuk mengantisipasi banjir bulan mendatang. Dan memang masih mungkin akan terjadi pada saat perigee di tahun 2008 nanti yang akan terjadi pada tanggal-tanggal ini
Bacaan terkait :
yahhhhhhh kok gak seperti yang aku inginkan?
banjir itu dikarnakan ulah perbuatan manusia itu sendiri……! contohnya penebangan hutan.
Ow yup… info tentang banjirnya yang lengkap dong,,cZ gw lagi mumet bikin paper bwt kelulusan gw ntar di lia. skalian bwatin gw contoh essay tentang the causes and effects of flood in Jaka Baring
BANJIR TERUS MARAKKE MUMET
banjir lagi cape dehh!!!!!
[…] btw: untuk warga pulau… nih ada informasi mengenai banjir….. sambil nolongin korban banjir, sambil belajar, […]
Banjir maning…
Banjir maning….
[…] lama lagi tahun 2007 akan berakhir. Sepertinya tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun berkabung. Tahun musibah walaupun tahun2 sebelumnya juga banyak. […]
untuk bimbim
robs itu banjir pasang yang terjadi dikawasan pantai akibat masuknya air laut ke daratan
faktor utama longsor ditawangmangu lebih disebabkan oleh faktor kemiringan lereng lawu, dimana untuk lereng bagian barat arah perlapisan juga sejajar dengan kemiringan lereng,sehingga rentan longsor. hutan lawu yang keliatan hijau sebenarnya juga mengalami kerusakan karena illegal loging dan pembakaran hutan
Bagi Otto, banjir di Jakarta tuh bukan berita, karena itu adalah sebuah rutinitas, sama seperti kita berangkat ke kantor atau bekerja.
Yang jadi berita adalah daerah-daerah yang tadinya bebas genangan air, kini jadi tergenang…, lah itu baru namanya berita banjir.
Pakdhe, bisa gak ada sedikit kajian pengaruh geologi terhadap banjir ini?
saya ko ngliat ada sedikit benang merah, mungkin kita bisa mulai dari morfologi, daerah yang saat ini terkena banjir, sebetulnya adalah flood plain, (madiun, Malang dll)
bahkan itu sepertinya sudah lama terjadi, bisa diliat dari tanggul sungai yang dibangun mulai jaman belanda. (belanda wis mikir rek)
pengaruh geologi disini mungkin (masih mungkin lho) dari bedrocknya yang agak sulit meresapkan air sehingga air mengalir sebagai run off.
ada juga sedikit hipotesa saya bahwa di bagian hulu banyak daerah yang rawan erosi dan terbawa air sdehingga di hilir terjadi kejenuhan yang meningkatkan berat jenis air (TDSnya naik) sehingga material yang besar dan berat terbawa air.(jembatan di madiun mungkin jebol karena itu)
MOHON KOREKSINYA BOOOOSSSS!!!!
koq sesederhana itu to pakdhe…
tapi,adha itu!
Aduh pak de, aku lagi pilek jadi kalau denger banjir tambah piye ngono. Ning ya saya gak heran wong salurane ciut banyak sampah, rumah, dll jadi air ya golek dalan sakarepe, ya tho?
[…] Nih, dah ada di dongeng geologi. […]
kok yang dulu ga banjir jadi kebanjiran pakde? hujannya kelebihan po? hehe..
Iyo Pak Dhe…
Daerah saya Ngawi yang terakhir banjir tahun 90-an
sekarang juga banjir lagi.
Pakdhe, tsunami nyang profesor Brazil bilang bakal terjadi di Padang, gak jadi. Lha kok jawa akeh sing kebanjiran.
@bimbim
Dari sekitaran jalan memang kelihatan hijau, tapi di dalam hutan sendiri hancur sudah…
Kalu rob itu singkatan dari apa mas. (maklum awam). Nah kalo longsor yang terjadi hari ini di Tawangmangu kira2 apa sebabnya. Daerah itu kan Hutan nan Hijau….