Sudah melihat filem Inconvenient Truth ?
Iya, sebuah filem yang menjelaskan tentang proses Global Warming yang “sedang” terjadi saat ini. Al Gore menjelaskan dengan bagus bagaimana proses pemanasan global ini terjadi. Dijelaskan tentang GW dengan versi dongengannya Al Gore.
Aku mendongeng gempa Al Gore mendongeng Pemanasan global (GW-Global Warming). GW merupakan fenomena alam (yg diyakini) juga akibat ulah manusia, sedangkan gempa juga fenomena alam yang juga perlu kita ketahui sebagai orang Indonesia yang “kaya” gempa. Keduanya merupakan proses yang awalnya tidak mudah dimengerti tetapi pasti dapat mempengaruhi kehidupan kita.
🙁 “Wah Pakdhe udah mau maju mencalonkan presiden kayak Al Gore ya ?
Walaupun aku yakin gempa dan GW sama-sama susah ditahan, Aku rasa ada sdikit beda antara gempa dengan global warming (GW)-nya AlGore. AlGore mengatakan kalau GW bisa “ditahan” dengan usaha manusia. Namun aku pikir kita tidak bisa apa-apa dengan gempa, mau apa lagi seperti kata kawanku Pak Awang.
Aku berbeda dengan Al Gore
Menurut Al Gore disini : http://www.climatecrisis.net/thescience/ Dia mengatakan bahwa “global warming akibat ulah manusia”, walaupun dibawah artikelnya sebenernya kalimat refrensinya begini “is unlikely to be entirely natural in origin” … tapi Al Gore njujug menyimpulkan “The vast majority of scientists agree that global warming is real, it’s already happening and that it is the result of our activities and not a natural occurrence.1” Silahkan chek website beliau diatas itu linknya.
Disinilah aku berbeda pemikiran dengan Al Gore … Aku stuju bahwa GW memang “sedang terjadi”. tetapi proporsi penyebabnya masih belum diketahui pasti. Boleh dibilang masih 50-50 antara natural vs man made. Coba simak gambar disebelah yang aku tulis uraiannya disini :
Kalau saja mensikapi GW seperti Al Gore dengan usaha keras mengurangi emisi gas buang juga dengan mencari alternatif energi dll, biaya yang harus ditanggung terlampau besar. Juga konsekuensi logis dengan mengurangi jumlah energi yang dihasilkan tentusaja akan ada juga.
Bukan melawan tetapi beradaptasi.
Saya masih berpikir “Not fight to it, but how we adapt to it“. Aku akan memanfaatkan keterbatasan resources (termasuk pendanaan) untuk mendapatkan hasil yang lebih optimum bagi kelangsungan hidup manusia. Artinya lebih baik duwik yang buanyak untuk mencari energi pengganti itu akan lebih efisien seandainya untuk studi dan meneliti hal-hal lain yang mungkin justru berakibat lebih fatal dalam kelangsungan hidup.
Misalnya studi nyamuk malaria atau dengue (demam berdarah). Kedua nyamuk ini yang mungkin justru akan menjadi killer ketika suhu bumi meninggi. Kita tidak akan mati dengan suhu naik 3-5 degree. Tapi kita justru akan mati kesengat nyamuk dengue yang jumlahnya berlipat-lipat karena suhunya mempercepat penetasan telurnya. Kita (human race) bisa terpukul dari belakang.
Baca fakta ini disini :
Research and studies have shown that warmer weather actually suits the Aedes mosquitoes better and they will mature faster. The heat will accelerate the growth process from larva to adult stage in less than 10 days compared to the usual one to two weeks.
In addition, when temperatures hit 30 degrees Celsius, more females are produced compared to males by a ratio of 4 to 3. This results in a bigger, predominantly female mosquito population that has to feed more often in order to breed.
At the same time, the dengue virus actually multiplies faster in warmer temperatures as the virus has a shorter incubation period in the mosquito body.
Seandainya proyek efisiensi energi gagal, maka kalau saja energi berkurang mungkin kerja (usaha termasuk riset) juga terpaksa dikurangi. Dan kalau kerja dikurangi berarti kemajuan peradaban malah tertahan. Aku sendiri justru berpikir peradaban manusia serta teknologi inilah selama ini yang menjadi “tool atau senjata” bagi spesies manusia untuk tetap survive (hidup dan bertahan). Jadi kalau ada pengurangan supply energi justru akan berbahaya buat manusia.
Saya malah khawatir kalau jalan politik Al Gore dilakukan tanpa pikir panjang di Indonesia, maka Indonesia akan paling banyak menderita kerugian. Yang jelas sengsara akan sampai pada rakyatnya, karena kasus dengue ini saja yang paling parah di Asia adalah Indonesia. Kalau dugaan ini benar, Saya akan cenderung menjalankan fungsiku sebagai individu dalam bertahan hidup demi anak keturunanku, bukan keturunannya Al Gore 🙁 … maaf pak Al Gore aku jadi bersikap parsial demi negeriku 🙁
Aku tidak mau menyatakan Al Gore sekedar berpolitik dalam mengatasi lingkungan yang aku juga sangat perhatikan lingkungan ini, tetapi bahwa politik sudah mempengaruhi arah gerak kemajuan peradaban umat manusia, itu sudah pasti.
Masih banyak hal-hal lain yang perlu dipikirkan dalam mensikapi pemanasan global, misalnya kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut ini pasti dan perlahan-lahan, masih bisa diantisipasi. Namun perlu diketahui juga bahwa biaya untuk memindahkan infrastruktur yang mungkin terkena dampak ini suangat besar untuk kota-kota pantai seperti Jakarta, Surabaya, Palembang, Semarang dll. Sehingga antisipasi ini perlu dilakukan sedini mungkin.
Jadi mengantisipasi GW bukan hanya mengurangi gas buang dan emisi saja.
Hal lain yang perlu diketahui
Masih ada satu lagi yang menggelitik dan perlu diketahui juga bahwa pernah terjadi periode pendinginan luarbiasa dalam dekade tahun 1965-1975. Lihat gambar sebelah ini. Periode ini tidak berkorelasi dengan pemanfaatan atau produksi minyak bumi. Jadi bagaimana kalau nantinya terjadi pendinginan lagi ?
[…] http://rovicky.wordpress.com/2007/09/19/inconvenient-truth-aku-berbeda-reaksi-dengan-al-gore/ […]
lha ngurus lapindo aja ndak bisa. apalagi ngurusi GW apalagi ngurusi dapur untuk keluarga. udah ah.. nanti kalau udah ndak ada capital energi baru klimpungan. welcome to the mother nature, she will balance without humanity just nature itselft
bagi yang belum pernah merasakan tinggal di rumah yang rawan longsor karna bukit di belakang rumah sudah gundul, rumah rawan banjir akibat daerah resapan air semakin minim, di kota yang bentar2 mati lampu karna PLN kekurangan daya, bagi mereka mungkin isu GW adalah omong kosong.
Aku melihat gak ada salah nya kita manfaatkan hutan, minyal, listrik, dll SDA lebih efisien, toh yg di untungkan kita2 juga. pengeluaran negara juga bisa ditekan, dan untuk pribadi kalo listrik sama bbm irit kan pengeluaran rumah tangga juga irit.
http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/08/konspirasi-pemanasan-global.html
saya setuju pakdhe….GLOBAL WORMING ini kayak HOAX….kalau menurut-ku the BIGGEST ever….gile…dengan data sedikit udah ngomong-nya banyak…dikorelasi2 yang seakan masuk akal…ditambah dengan ilmu sales..jadi deh komoditas…ckckckckck…
wah keren bgt…
aq nonton bareng dosen
dosen yg ngadain nonton barenng…kebetulan aq jurusan teknik lingkungan n ada belajar tentang konservasi lingkungan
pusing.. udah deh. aku mau melakukan hal2 baik sajaa..
hehe
global warming, kepunahan, itu memang proses alami.. tapi kegiatan manusia seperti perusakan habitat, pembakaran fosil fuel,merubah bumi secara besar-besaran itu sangat mempercepat proses2 alami itu ssehingga keseimbangan bumi rusak.. perubahan iklim pada bumi itu alami, jika perubahan sampai membuat manusia tidak bisa mentoleransi iklim bumi maka manusia yang akan musnah
Menurut saya Al Gore benar… saya meyakini bahwa kita harus melawan GW sebisa mungkin dengan melakukan tindakan-tindakan kecil… Menurut saya Bapak/Ibu yang menulis artikel ini janganlah membuat suatu propaganda yang membingungkan masyarakat… Suatu saat ketika jawa tenggelam barulah kita kita berkata: “Ternyata Al Gore benar..”
[…] Inconvenient Truth – Aku berbeda reaksi dengan Al Gore […]
kebetulan saya lagi cari bahan buat artikel tentang GW. setelah baca artikel ini saya jadi bingung. sebenarnya GW itu suatu hal yang patut kita cegah atau kita waspadai??? apa bedany? jika kita sudah tau itu terjadi patut kita cari solusi untuk menghambat terjadinya. Pun jika kita menganggap GW suatu ang harus diwaspadai tentunya kita juga harus melakukan persiapan untuk itu. Masalahnya dengan apa kita akan menghadapi kejadian itu???
atau kiamatkah dunia???
sebelum saya baca artikel ini saya membaca cebuah buletin yang membahas tentang GW. Dalam buletin ini kita diajak untuk jadi Vegetarian guna mengurangi jumlah emisi yang ada bi bumi akibat manusia yang banyak mengkonsumsi hewan.
bagaimana endapat anda??
jadi, tetep juga kita perlu ikut nyegah (menjaga lingkungan dll) global warming ini?
saya stuju dengan pakdhe rovicky…GW adalah siklus alam, dan manusia juga termasuk di dalamnya. perkembangan teknologi dan jaman adalah contoh adaptasi manusia terhadap alamnya.
aku percaya global warming memang siklus yang udah terjadi sejak dulu..
tapi bedanya jaman dulu dengan sekarang adalah,, jaman dulu konsumsi bhan bakar gak segila sekarang..
jaman dulu orang masih sering pake sepeda,, masih serigjalan kaki.. mall2 belum ada da industrialiasi belum seheboh sekarang ini,, jadi pemanasan yang terjadi tentunya gak seekstrem sekarang..
global warming memang gak bisa dihentikan,, tapi setidakya yang
bisa kita lakukan adalah mempercepat lajunya..
jumlah penduduk yang semakin banyak tentunya menimbulkan demand terhadap bahan bakar yang makin banyak juga(untuk peralatan elektronik di rumah,,untuk transportasi,,bahkan untuk ngenet kaya sekarang),, dan needs lain,, seperti kebutuhan akan tempat tingal yang akan semakin mengurang lahan hijau yang berfungsi sebagai penetralisir carbon..belum lagi kebtuhan2 tersier lain yang juga butuh bahan bakar..jadi jangan ngeles kalo dibiloang manusia memang memicu percepatan peningkatan suhu di bumiini..segala kegiatan manusia saat ini memang mau gak mau tetep aja meghasilkan gas rumah kaca si co2 dan temen2nya..
gak usah jauh 2 ngomong dari sisi ilmiah tentang dampak global warming..
yang paling deket dari diri kita sendiri aja,, pemanasan global yang udah mengakibatkan peningkatan suhu di bumi tentunya berdampak pada suhu tubuh kita sendiri kan..
peningkatan suhu tubuh bikin yang bikin badan terasa gerah tentunya mempengaruhi mood kita to,, orang jadi gampang naik darah,,emosian..
INTINYA pemanasan global memang gak bisa dihentikan,, tetapi sebagai makhluk yang udah memicu percepatan proses itu,, mbok ya rodo isin sama makhluk lainnya,,malu sama hewan-hewan yag innocent itu,, kurangi dosa kita dengan melakukan usaha-usaha untuk agak mengerem proses itu…gak da ruginya kan sekedar matiin lampu kalo lagi gak dipake,, jalan kaki kalo jarak tujuannya deket,, itung2 olahraga..switch ke alat tranportasi yang lebih irit bahan bakar..(btw..harga bbm kan juga naik)..
gak peduli Al Gore make moment ini utuk tujuan politisnya,,aku setuju kalo creature yag palig bertanggung jawab terhadap proses ini adalah manusia..so,, tanggung jawab dong…..
duh…
aku disuruh nyari bahan untuk tugas PLH (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP ) ttg GW..
tapi makin bingung ajah…
sebenernya GW itu akibat ulah manusia atau siklus alami saja??
truss gimana kita menyikapinya??
jadi makin bingung aja..
kalo di sekolah mah, GW itu karena gas rumah kaca yg dihasilkan oleh mobil, motor, alat trnasportasi lainnya, dll
juga karena konsevasi hutan jadi PERUMAHAN..
tapi…..
di artikel ini GW hanya siklus belaka,, yg mana yg bener???
🙁
sebenarnya apa sih penyebab dari global warming ini?????? dan apa2 ja seh fakto2yang m’pengaruhinya?
aku yang sedang belajar, untuk peduli jadi bingung, harusnya kita ngelakuin apa, prediksi pakar sangat jelas bahwa bisa jadi ada 3 juta penduduk indonesia akan mengungsi karena ROB – naikknya permukaan air laut 30 – 50 tahun lagi, banyak pulau-pulau kecil tenggelam, produksi pertanian turun karenanya ketahanan panga terancam.
gak usah mikirin luar negri, kalau ngin jadi manusia yang sempurna perdulilah pada alam, bukan hanya pada sesama mausia dan menyembah tuhan saja.
kampanyekan dong tanam pohon, setiap liter BBM yang kita keluarkan mari kita netralisir dengan satu batang pohon. yabg rumahnya kota bagaimana, masih banyak alternatif lain kan ?
KUNCINYA.., SEMUA HARUS SEIMBANG.. YANG SAYA TAU, AMERIKA ITU GA SETUJU BUAT IKUT BERPARTISIPASI DENGAN MENGURANGI PRODUKTIFITAS DARI INDUSTRINYA YANG MENYEBABKAN AMERIKA MENJADI NEGARA #1 PENGHASIL POLUSI TERBESAR DI DUNIA.. KLO KATA AL GORE KITA MULAI SEMUANYA DARI DIRI SENDIRI.., YA HRS-NYA DIA BISA YAKININ RAKYAT DI NEGARANYA SENDIRI DULU DONK.., TAPI SOAL GW.., SAYA SETUJU MA AL GORE BUAT TDK MENGKESAMPINGKANNYA.., JADI MARI KITA BERSAMA-SAMA UTK MENJAGA KELESTARIAN BUMI TERCINTA KITA..
[…] yang bisa dilakukan adalah memitigasi bukan mencegah. Diantaranya seperti pendapat di sini dan di sini. Tidak seperti kutipan Al Gore di sini bahwa The vast majority of scientists agree that global […]
sepakat, tidaklah perlu banyak memeperdebatkan apakah riset yang dilakukan al gore benar atau tidak, Global Warming sudah tidak bisa di tawar-tawar lagi, perdebatan tidak akan menyelesaikan masalah, marilah memulai dari diri kita sendiri untuk mencintai lingkungan, tidak perlu juga saling menyalahkan….saling mengingatkan itulah yang mungkin lebih tepat untuk menyelamatkan Bumi “save the earth indonesia”
Maaf nih udah ikutan nimbrung, sy masih anak sekolah,gak ngerti bener tentang ilmu alam. Sebatas yang diajarin di sekolah aja. Tapi karena itu sy ikutan soalnya apa yg didongengin pak dhe di website ini beda banget sama yang disampaikan guru2 disekolah..
Pak dhe (sorry ikutan panggil pak dhe niiihh…hehehe..), sebenernya sekarang tuh seharusnya pemanasan atau pendinganan global?? Kalo emank trandnya pemanasan, bukannya bakal tambah parah kalo kita gak hemat energi dan mengurangi emisi? Bisa gak sih siklusnya berubah? Maksudnya kalo misalnya sekarang ini trendnya pemanasan sampe katakanlah taun 2040 trus abis itu harusnya pendinginan, tapi siklus pemanasannya jadi lebih panjang dari seharusnya, bisa gak? Kalo iya, bukannya itu juga berbahaya?
JAdi, kalo menurut aku, penting juga kale pak dhe, misi mengurangi emisinya. Meski aku gak setuju juga ama ulahnya negara2 superpower yang memberi kompensasi emisi dengan bentuk HUTANG!
Oya, satu lagi pak dhe, soal skema pasar karbon yang lagi banyak diomongin itu, sbenernya skemanya itu kayak apa sih? soalnya aku udah banyak ngunjungi website2 yang bahas soal itu, tapi kok beda2? JAdi, yang bener itu yang gimana…???
Makasih ya pak dhe.. mohon dijawab…
kl menurut saya, daripada pusing2 memperdebatkan mana yang bener dan mana yang salah tentang GW,, ambil baiknya aja… lebih baik kita mulai mencintai bumi dan kehidupan kita…
hutan2 yang seharusnya dijaga kelestariannya malah ditebangin, hanya karena duit yang ga seberapa dibanding akibat yang ditimbulkannya…
insyaflah wahai penebang liar… kalo hutan kalian tebangin, dimana binatang2 itu akan tinggal?? mau tetanggaan sama simpanse?? hehehe
udara skarang juga terlalu kotor untuk mengisi paru2, mungkin suatu saat nanti kalo polusi semakin parah, ga ada yang bisa keluar rumah tanpa pake masker oksigen,, kebayang ga sih….?
cintai bumi ini,, maka bumi akan mencintaimu lebih lagi……
saVe our earth…
ga usah karena global warming, tapi untuk menjadikan bumi ini lebih indah dan nyaman untuk ditinggalin….
smangat!!
Pakdhe…:-) (sorry melu-melu Vick.. ben seru)
Abolutely setuju dengan ketidaksetujuan Anda terhadap AlGore.
Saya setuju kalau ada GW, itu ada naturally, seperti sudah tejadi ratuan juta tahun sehingaga terjadi global sea level rise and drop… makanya kita bisa mencari minyak karena ada perubahan yang abadi ini.
Yang saya tidak setuju (tapi sependapat dengan PakDhe) adalah GW itu akibat ulah manusia, atau anthropogenic. Ini yang sarat muatan politis.
Sumber CO2 di udara itu banyak. Gunung njebluk (atu bocor saja) terus memompa gas itu ke udara. Pohon dan hutan tropis kalau malam pasti melepas CO2 ke udara! dan yang lucu, a cow weighting 1329 pound produce 115 pound of manure (telethong) per day. with 1.5 billion cattle in the world, menyumbang greenhouse gas (18 % dari total global), jauh berlipat ganda dari gabungan emisi mobil, pesawat dan semua transport bersama!!
So? anthropogenic greenhouse tidak masuk akal. Saya pernah baca paper (waktu ambil kuliah Oil, Technology & War, di SU), bahwa instrument politic US untuk menekan negara lain (dunia) kedepan tidak lagi akan memakai issu Human Right, tetapi Environment. Gore itulah penjelmaan dari policy itu. [dia juga termasuk Bilderberg’s boy..:-)]
Dampak-nya kemana-mana. Dan menyengsarakan kita, terutama sedulur kita di desa-desa. Lho kok iso?
“Anthropogenic GW” –> kurangi fossil fuel –> ganti dengan biofuel & alternatif enrg–> mengurangi pangsa minyak sawit/CPO dan kedele untuk minyak goreng dan tempe –> kelangkaan kedele + CPO –> krisis pangan dunia –> GM food made Amerika masuk (Jagung hibrida by Monsanto, Cargil, dll) –> PAMAN SAM TERSENYUM –> PakDhe mengangis… (rakyat keburu sekarat).
BTW, menurut Prof Economides, cuma 20% scientist yang percaya GW karena ulah manusia.
So, coba fahami betul problemanya, baru bergerak mencari solusinya. Jangan bola-bali menyanyikan lagu orang lain…
nuwun PakDhe… salut sama sampeyan…
Saat ini memang GW menjadi issue yang hangat dibicarakan. Saya berpendapat bahwa global warming (GW) terjadi bukan arena siklus alami, tetapi karena akibat ulah manusia. GW terjadi akibat efek rumah kaca, efek rumah kaca terjadi karena peningkatan gas penyebab rumah kaca (salah satunya adalah CO2), gas penyebab rumah kaca meningkat karena aktivitas manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) terlalu berlebihan, ditambah lagi dengan penggundulan lahan hutan untuk dikonversi menjadi pemukiman dan lain sebagainya, sehingga kemampuan hutan untuk mensekuersi (mengikat) karbon menjadi semakin lemah. Hal ini mengakibatkan penumpukan karbon di atmosfer, sehingga terjadilah efek rumah kaca yag memicu GW.
Oleh karena itu, inilah saatnya manusia berhenti sejenak dan menengok ke belakang. Apakah teknologi yang diciptakan manusia sejauh ini mampu mensejahterakan manusia atau justru malah sebaliknya, mempercepat kepunahan manusia dan mahluk hidup di bumi?
Sekarang saatnya kita mempergunakan sumberdaya alam yang tersedia dengan arif dan bijaksana, agar anak cucu kita dapat tetap menikmatinya. Karena bumi ini bukan warisan nenek moyang kita, tetapi titipan anak cucu kita.
Keep green, save our forest, and save our planet for the future…
GW disebabkan oleh kita-kita juga…
karena kita kan seringkali dalam melakukan banyak hal tidak memikirkan apa dampaknya bagi kehidupan kita….
(dicerna sendiri aja ye…_;)
God Bless Us ALL
Saya yg termasuk pro terhadap global warming….dan saya berusaha diplomatis di blog ini.
Mungkin benar yang pro dan kontra dengan Al-Gore…tapi saya bisa mengambil benang merahnya dari pemikiran teman2 disini, yaitu kita manusia harus hidup SEIMBANG dengan alam.
Ingat hukum newton AKSI-REAKSI, semakin besar aksi yg diterima, semakin besar reaksi yang dikeluarkan. Hukum ini bersifat universal di semua aspek kehidupan(mungkin teman2 pernah menonton/membaca The Secret?). Baik setuju maupun tdk setuju ttg GW, intinya bahwa manusia MEMPERCEPAT proses merusak lingkungan di bumi ini. Atas besarnya AKSI manusia tsbt dalam merusak alam ini, maka alam beREAKSI dengan cepat pula untuk mencapai KESEIMBANGANNYA lagi…
Jadi kita manusia harus hidup dengan mindset bahwa kita hidup DENGAN alam, bukan hidup dengan MEMANFAATKAN alam.
Nah saya commnet sedikit beberapa comment teman2 ttg pesan dibalik Al-Gore. Pesan yang diangkat Al-Gore tidak ada hubungannya sama POLITIK dan EKONOMI.Mungkin teman2 tidak memperhatikan bagian akhir di filmnya Al-gore. Beliau tekankan bahwa ini adalah ISU MORAL kita sebagai manusia yang akan mewariskan bumi ini kepada anak cucu kita kelak! Jadi saya kurang setuju bagi teman2 yg sudah negatif thinking dgn menyangka Al-gore mengangkat isu politik buat kepentingan pribadinya.
saya setuju dengan mas. Indonesia jangan hanya memikirkan pencegahan GW atau yang seharusnya adalah persiapan mengahadapi GW, terlalu dibesar_besarkan, Indonesia juga harus memikirkan solusi dari dampak GW bukan begitu???
menurut saya yang masih awam mah pak,kalo ditelisik lebih jauh memang al gore di tunggangi kepentingan politik dan ekonomi yg luar biasa besar,seperti pemahaman negara dunia ketiga yang disalahkan atas penggundulan hutan2 dan “diwajibkan”mengurangi produktivitas produksi nya tapi negara dunia pertama yang menjadi penyumbang emisi terbesar malah tambah gila dalam produksinya karena kalo mereka mereka mengurangi produktivitas nya maka akan mempengaruhi posisi ekonomi nya,tapi gak salah juga sebagai kesadaran penduduk bumi kalau kita efisiensi energy dan pembentukan lingkungan yang ramah karena saya yg berdomisili di bdg sangat merasakan perubahan suhu yg drastis
tapi memang harus di barengi dengan tekanan kpd negara dunia pertama untuk ikut sama seperti kita….
Setelah baca artikel pak dhe, kok kesannya pak dhe negatif thinking yak??
Menurut aku siy kita gak perlu takut kemajuan peradaban akan mati klo kita disuruh hemat energi… Justru kita harus lebih maju & kreatif gimana caranya kita bisa menemukan sumber energi yg lebih ramah lingkungan.. Bukannya itu akan lebih memperluas lapangan kerja, membuat manusia lebih berpikir ke depan untuk beradaptasi dgn lingkungannya.. Karena bagaimanapun kita sebagai manusia hrs bertanggungjawab terhadap bumi yg kita tempati ini & membuat bumi ini masih layak untuk ditempati oleh anak cucu kita…
satu kata bwt pakdhe
Hebat!!!!!
oY, minta dongeng tentang “petrogenesi” dounK pakdhe.
truz tips-tips byr semangat teruz buat kuliah….
bumi adalah bagian dari diri kita, bumi bagaikan jantung kita.
dengan mengunjungi web ini sy semakin tahu global warming,,tp makasih loch dengan adanya web ini yg lengkap bgt jadi nambah bahan untuk laporan tentang keadaan bumi kita ini..tp, kemaren di jakarta ada penggalangan bebas kendaraan bermotor mmg’a bisa mnghindari globar warming untuk jangka waktu tertentu???? kalo bisa knpa kita warga indonesia g pk sepeda j semua’a!!!di jepang j yg memproduksi motor msh pk sepeda knpa indonesia g menerapkn hal spt itu???indonesia kan PARU-PARU dunia…
kontroversi yg terjadi memang membuat banyak orang bingung, namun bagiku yg pasti dan telah kita alami, kerusakan lingkungan sekitar, hutan, laut dsb, memang sebagian besar karena ulah manusia, (lihat keseharian saja masalah sampah, banjir)
kalau hal yg dilakukan manusia menyalahi hukum alam, otomatis berdampak kerusakan.
jadi fokus kita mungkin bukan pada kontroversinya tetapi melakukan hal-hal baik untuk bumi & manusia 🙂
salam kenal pak/mas atau mbak, saya terdampar disini lg googling 🙂
gue sih bener2 “bingung” deh tentang global warming ini.
Kalo pengen ngundang “ahli” yang bisa bicara ttg global warming dengan bhs yang sederhana dan mudah dimengerti siapa ya?
Pengen ngundang untuk acara seminar sehari aja di bulan Maret di Jaksel. Siapa ya?
Kabar2in dong. Ma kasih ya
AL GORE tuh nyasar pak….gak ada cara lain buat ningkatin pouplaritasnya di politik kecuali dengan meng-hiperbolakan isu global warming
sebaiknya kita ga usah berdebat pendapat al gore tu bner pa salah….
yang jelas, bumi kita semakin tidak beres.
banjir, hujan deras berari2, angin puting beliung yang mendadak datang dan ujan es yang bener2 es batu yang tiba2, itu adalah peringatan buat kita yang serakah dan suka memperlakukan alam sewenang2.
jadi menurut saya, marilah kita bersahabat dengan alam dengan arif, janganlah kita menyakiti alam. contoh kecil saja, jangan buangg sampah di sungai, jangan bikin asap (bakar sampah sembarangan), dan juga, lagi2 penghijauan kembali…. itu saja, dan masih banyak hal yang bisa kita lakukan buat alam yng notabene adalah titipan dari anak dan cucu2 kita.
makasih
Saya sudah liat filmnya. Dan dari cara pengemasan dan angle-nya, memang ada kepentingan politis di sana. Entah apa itu, saya kurang mempedulikannya. Apa yg penting adl hikmah yg bisa diambil dari filmnya.
Menurut saya, sumbangsih terbesar yg Al Gore berikan adl dlm memberikan wakeup call kpd kita semua. Lantas terkait bagaimana penyikapan atas GW sdr, di film nya sdr sebenernya kan tidak dibahas scr mendalam. Dan mari kita anggap kerja Al Gore utk itu memang belum selesai.
Jika sampean anggap usulan Al Gore kurang matang, maka ya memang benar. Penyelamatan bumi akan bawa dampak politis & sosial yg besar bagi setiap negara. Dan saya pikir Al Gore sendiri belum menemukan bentuk2 generalisasi yg bisa diterima oleh semua pihak utk saat ini.
Maka kemudian, minimal kita yg di sini sudah tersadar akan issue GW dan mulai berpikir, “Lantas skr kita bisa berbuat apa?”
🙂
Sudah ada penelitian tentang berubahnya “kemiringan” poros bumi?? Siapa tahu sekarang lebih banyak lagi bagian kutub yang disinari matahari. Besok-besok, karena “miringnya” kebablasan Khatulistiwa jadi kutub!!! Maafkan otak saya yang lagi “miring” ini. Hik..hikkk…hikk…(buru-buru ngabur)
Pak Rovicky, punya pendapat tentang REDD (reduce emission by deforestation and degradation) ? bisa ga hal itu jadi solusi buat GW?
soalnya menarik kan, kit juga dapat untung dari GW apabila skema pasar karbon jadi dilakukan.
oh ya, salam kenal nama saya yandi.
Jwb :
Wah emangnya Indonesia mau dijadiin Kakus Negara-negara yang boros energi ini ?
Ogah lah …
rdp
Benar itu, Pak. Kita ada baiknya jangan hanya melawan, tapi adaptasi juga. Lagian kan seru kalau masuk ke zaman pendinginan lagi. 😆
Kalau masalah si Al Gore, menurut saya mungkin memang iya juga kalau kita mungkin tidak bisa mengikuti beliau. Karena beda kehidupan. Penyikapan terhadap GW menurut saya perlu adanya penyesuaian wilayah.
[…] Inconvenient Truth – Aku berbeda reaksi dengan Al Gore […]
Film yang berjudul inconvenient Truth di mana Al Gore sebagai peran kunci dalam menjelaskan sebab dan dampak dari Global Warming telah mengilhami saya untuk selalu menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi emisi buangan yang telah meracuni bumi ini. Sungguh saya kagum pada kepiawaiannya sebagai seorang pemimpin yang sangat care dengan lingkungan hidup dan kehidupan generasi medatang. Mestinya hal ini juga dilakukan oleh pemimpin lainnya di muka bumi ini, jangan hanya pandai kampanye bersepeda ria, namun tetap juga membuang emisi yang berlebihan karena punya mobil banyak. Khusus di Indonesia mestinya setiap pemimpin berani bicara soal pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ingat bung! generasi mendatang juga perlu hidup dalam lingkungan yang sehat dan damai.
sory, sory,…kebanyakan komen
but, jangan lihat dari sisi negatif doank donk
coba lihat sisi positif nih film, apakah tidak ada yang merasa bumi semakin panas… Jadi haruskah kita masa bodoh dengan memakai energi sepuas2nya.
Buat para poliTIKUS, jgn hanya bisa jual aset negara tapi lihat tuh hutan Indonesia kehancurannya paling cepat di dunia…Ekspor asap ke negara jiran melu2…
kekayaan SDA bumi tidak akan pernah cukup untuk orang yang serakah.
Bagus donk ada Al Gore yang bicara tentang lingkungan daripada tidak sama sekali…
Kalo anda sayang lingkungan gk mungkin ngerusak
Saya percaya dengan global warming dan itu terbukti!!!!
Tapi bukannya kita bisa mencegah hal tersebut…
mengapa tidak dari hal2 yang kecil seperti mematikan lampu yang tak terpakai, hemat air, plastik..
lihat tuh sungai ciliwung, kagum gw kok bisa warnanya eksotik kayak gitu….
gw kesel jg di kampus gw lampu2 pada nyala, walaupun hari siang terang benderang…
sobats, dari hal-hal yang telah kita pelajari, mari kita melakukan apa yang bisa kita lakukan secara pribadi untuk bumi yang indah ini. That’s all. Jatuh cintalah pada bumi yang telah bersamamu selama ini. Show your love in reality.
ini koment bwt dion ttg Indonesia kaya gempa, emang bner ko Indonesia kaya gempa cb anda lht peta seismisitas Indonesia, dari tahun 1975 aja dah ribuan mungkn lebih titik gempa yg telah dan pernah terjadi di Indonesia. jadi kita ni emang hidup dan tidur di atas gempa. anda blg jarang ngerasa gempa wktu msh kecil. mgkn pada saat itu aktifitasnya sedikit atau pengumpulan energinya blm cukup untuk dilepaskan menjadi gempabumi. saya saja yg bru 22 tahun sdh sering dari kecil merasakan gempa yg besar atau yg kecil. bukan di jepang ja negerinya gempa. tapi Indonesia lebih rawan dan lebih kompleks daerah gempanya.terimakasih
Pak Dhe .. wah aku berpikiran negative soalny pak dhe kan bekerja di bidang minyak bumi.. dan minyak di duga biang keladi global warming.. aku sih nggak mau komentar, …. yang anti disponsori oleh exploration company lho..
Aku mau komentar soal .. bukan melawan tetapi beradaptasi.. etc..
1. i think you give wrong address : konsep mengurangi jumlah emisi CO2 berbeda dengan mengurangi jumlah energy.. kuncinya disini adalah efficiency and alternative energy…
2. alternative energy yang ada sekarang belum bisa menggatikan minyak, tetapi harus terus dilakukan research.. well seperti headline in ” memprediksi gempa” why not? we will event alot of people think it is impossible.
Global warming is believed as co factor atas Melonjaknya malaria.
[…] teringat postingan Mas Rovicky, tentang Inconvenient Truth : Aku berbeda reaksi dengan Al Gore, yang mengatakan bahwa global warming itu adalah tidak diketahui persis itu akibat human made […]
Pur: jangankan engineer,… designer aja dapet mata kuliah politik dan cultural issue lho.. harus riset sejarah dan ideologi dunia dulu baru ngedesign…
bukan masalah nasionalisme juga sih kalo kekayaan alam kita lenyap, anak yang dapet warisan dari orang tua kayapun harus bisa mengolah kekayaan orang tuanya..jangan tinggal ngabisin,lalu baru jual sana sini kalo udah melarat…
aku bingung sama global warming issue ini… kalo yg aku tangkap disini, ini cuman salah satu cara untuk mengetuk kesadaran kita menyelamati planet earth ini, bukan masalah salah atau benar dan kita dibegoin al gore….
yah kita nggak ngedoain bumi ini ancur ditahun 2040.. tapi emang sih, Indonesia boros sama listrik, nggak ngejagain hutan kalimantan..orang utan hampir punah… sampah dibiarin numpuk…padahal bisa bikin tenaga listrik..eh nyari2 nuklir yg ngatasin bencana lainnya aja belom beres…nggak disiplin dan nganggap sepele hal2 kecil…
Untuk mas Tarno:
Hebatnya lagi, yang negosiasi di Cepu itu, wakil Exxon ya orang Indonesia yang kerja disana… opo tumon…
itu kan sama saja dengan “ayo rame-rame kita rampok kekayaan kita, dan kita serahkan ke bangsa asing”…
Kl emang demikian prihatin juga saya dengan nasionalisme kita semua..
itulah Mas tarno… energi memang tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan politik…. Maka menurut saya engineer juga mesti paham politik…
->Pur
Nyak opo hiyo bisa ngusir mereka. wong baru Indonesia di embargo komponen pesawat aja sudah kelimpungan gitu. Malah ngasih minyaknya yg di Cepu lagi.
Kalau baca tulisan pakdhe viki disini :
http://rovicky.wordpress.com/2006/12/03/kemana-larinya-minyak-bumi-ini/
sudah pasti amerika paling boros. Dia aja yg disuruh ngirit, kita ini kekurangan, jangan malah dikurangi lagi donk 😉 harus di balans dulu.
maaf saya ikut nimbrung. Saya tidak punya dasar ilmu alam, apalagi kajian tt global warming. Namun justru karena awam ini, saya ikut komentar..
Jika GW memang ada, dan emisi gas buang merupakan salah satu yang mendukungnya, maka saya kira mengurangi emisi gas buang -bagaimanapun bentuknya- merupakan hal yang mulia. Saya lebih suka menyebutnya dengan “penghematan” bukan pengurangan konsumsi jumlah energi.
“Aku tidak mau menyatakan Al Gore sekedar berpolitik dalam mengatasi lingkungan yang aku juga sangat perhatikan lingkungan ini, tetapi bahwa politik sudah mempengaruhi arah gerak kemajuan peradaban umat manusia, itu sudah pasti”
Sepakat, politik memang berpengaruh dalam kemajuan peradaban manusia. Termasuk didalamnya politik energi. Energi memang menjanjikan kemakmuran bagi manusia, terutama pemilik modal. Tapi energi juga dapat dijadikan dalih dalam penindasan dan penjajahan.
#komentar untuk pak RIckk pada no. 1: oke, kejadian di bumi ini bersiklus, tapi saya kira masih ada kemungkinankan bahwa GW itu baru akan terjadi kali ini -atau sedang terjadi-, pengulangannya akan terjadi sekian ribu tahun yang akan datang.. Masuk akal nggak ya?
# buat mas sibermedik: yup beberapa politikus kita mungkin memang telah lupa bahwa kita punya kekayaan alam melimpah, tapi justru bukan bangsa kita yang menikmati… opo tumon…!!
# buat mas faris: mungkin al gore pertimbangannya untung-rugi dan para ilmuwan telah sampai pada pertimbangan benar-salah/boleh-tidak.. 🙂
#untuk komen 16: jika di ibaratkan begini, “kematian itu sesuatu yang pasti, tidak bisa dipercepat dengan global warming, dan tidak bisa diperlambat dengan menangkal global warming” 🙂
Menurut saya, kita memang harus berfikir kembali tentang konsep pergaulan kita dengan alam. Pandangan filsafat bahwa bumi layaknya wanita yang mesti kita bongkar segala rahasianya untuk kepuasan sesaat mesti kita buang. Mestinya kita kembali pada pandangan bahwa bumi itu laksana ibu yang menyusui, kita tidak boleh menyakiti/melukai…. jika bumi terluka maka dia tidak mau lagi memberi, tapi dia akan mengukum kita…
Kalau al gore mengajak ngirit, dan itu bagus, ya kita ngirit. kalau nanti ternyata surplus energi itu justru di ambil mereka, kita suruh saja perusahaan tambang mereka yang ada di indonesia untuk pulang…(ini agak anarkhis.. :))
Bisa jadi diskusi yang menarik di tempat saya nih ==> PS-Ilmu Tanah/Manajemen Sumber Daya Lahan, Univ. Brawijaya, Malang
Karena di salah satu mata kuliah ada materi tentang Pemanasan Global, di situ dikatakan bahwa GW merupakan salah satu akibat dari penebangan hutan secara liar dan besar-besaran (faktor manusia). dimana salah satu solusinya adalah Carbon Trading.
mengapa kita tidak berfikir GW itu adalah mekanisme alam dalam menghancurkan dirinya. jadi menurut ku bumi sudah ada mekanisme atau prosedur untuk memusnahkan bumi itu sendiri dan itu salah satunya melalui ini. manusia kan sebenarnya bagian dari alam, jadi kalo menurutku sih ini memang sesuatu yang tidak mungkin kita hindari… hanya karena kita masih ingin hidup enak semua pada mengkhawatirkannya dan berusaha mengurangi lajunya meski tidak mungkin dihentikan.
gejala alamnya sangat jelas, mekanisme alam lah yang mengatur pertumbuhan manusia, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
jadi biarkan lah, toh alam akan memiliki mekanisme yang tepat dalam harmonisasi gejala ini…
Salam,
erhhmm.. kalo aku sih percaya, global warming sedang terjadi.. tapi al gore kerja sama ama media untuk melebih-lebihkannya.. yeahhh… itulah politik dan taktiknya…
kalo aku sih, menilai dongengan al gore sebagai awareness campaign untuk menjaga planet bumi ini…
dan kalo dipikir being human ini emang suck… bernafas aja kita ngeluarin co2 yang ngakibatin o3 bocor juga..
katanya sih, GW ini udah terjadi sejak ribuan tahun lalu.. sejak manusia memulai agrarisnya… sejak populasi manusia bertambah dimuka bumi ini….
jumlah manusia semakin lama semakin banyak.. dari yang 1 milyar sekarang 6 milyar… kebutuhan kita juga semakin banyak yg bikin rusak bumi ini…
siapa taun seratus tahun akan datang, manusia jadi 10 milyar lalu dari bernafas aja kita udah bikin bumi ini panas… bikin malaria dinegera tropik.. (kok kita kena mulu yahh. apesss…)
mungkin dari campaignnya al gore itu kita mulai sekarang untuk sadar forestation, kampanye 3 R, recycle, reduce, reuse… architek mendesign rumah.. bikin rumah yg nggak butuh banyak energy. bikin rumah yg sejuk… peralatan listrik mulai yg enviroment friendly…
kalo menurut aku itu sih.. aku bukan ahli lingkungan tapi sekedar opini pribadi…
so lets saving gaia…. kadang we also dont know yah… whose prapaganda shall we believe….
pak rovicky, kok saya ga setuju ya dengan GW
menurut saya itu cuman propaganda negara2 maju saja
untuk menekan negara2 berkembang atau yg sedang berkembang
disamping itu juga untuk mencari keuntungan dengan akan munculnya
beberapa proyek besar seiring dengan keluarnya isu GW
menurut saya itu hanya perubahan iklim biasa
kebetulan di kampus saya itu seperti “tampak” adanya 2 kubu
dikalangan staf pengajar
yang satu percaya sedang terjadi GW, dan yang lainnya percaya
hanya perubahan iklim biasa
dan saya sendiri berkeyakinan (berdasarkan dari ilmu yg telah
saya pelajari dikampus selama 4 tahun) percaya dengan yg terakhir 😀
hehehee, kenapa dimana2 geologis selalu punya pendapat seperti ini, mudah2an bukan gara2 takut gak dapet proyek 😛
untuk informasi tentang pemanasan global yang aktual dari ahli2 iklim silakan baca http://realclimate.org. no catch, less politics, no hidden agendas, straight from horse’s mouth.
RDP:
Wah aku jadi ikutan nengok website itu dan manggut-manggut ketika baca yang disini hasil pengamatan presentasi AlGore (Thanks Pri):
survival of the fittest ya pakdhe?
penggiat di daratan memang cenderung bicara perkara how to fight. lha kalo yang di laut denger2 lebih cenderung untuk how to adapt. tetapi keduanya dalam kadar yang berbeda juga berpikir cara lain.
Wah, saya juga sependapat dengan anda loh mas. Saya selalu bilang kalau Pemanasan Global itu MEMANG TERJADI, tapi jangan terlalu panik, karena itu siklus alam. Yah, kalau memang kita atau generasi anak kita terpaksa mengalami zaman es atau semacamnya, itu sudah takdir. Tapi manusia memang mempercepat pemanasan global, saya setuju sekali.
Tapi di luar negeri ilmuwan yang bilang begini rata-rata ‘diejek.’ Karena kesimpulan seperti yang dibilang Gore memang lebih ‘keren’ dan ‘mengena ke hati manusia.’
iki jenenge siklus…pas sakdurunge tsunami aceh..aku dulu sering ngalami gempa…tapi yo ger cilik2 sih…SD…SMA …yo kiro2 5 tahun pisan ngrasake..tapi sik paling gede yo pas gempa jogja..soale aku tinggal nek klaten, mari saiki bener2 kaya gempa tenanan..gempa ne iso beberapa bulan sekali..yo sekitar 3 – 4 SR, wis lah iki memang ono sik ngatur..yo tetap eling lan waspodo…
aku kurang setuju dengan pendapat mas bahwa Indonesia “kaya” gempa karena menurutku Indonesia tidak kaya gempa. sebelum tsunami aceh, jarang sekali terjadi gempa tektonik di Indonesia, kalopun ada hanya gempa kecil-kecil. yang kaya gempa itu benernya jepang, ingat peristiwa Kobe? ratusan ribu manusia kehilangan nyawa di sana. sementara di indo, ratusan ribu mati bukan kerena gempanya, tapi karena tsunaminya. sebelum tsunami, aku hanya pernah merasakan sekali gempa tektonik dan beberapa kali gempa vulkanik. Aku ras agempa yang akhir-akhir ini terjadi di beberapa daerah hanya merupakan reaksi dari gempa tektonik yang terjadi di Aceh tahun lalu itu.
bagaimana dengan sikap USA terhadap kesepakatan Kyoto?
Pak Dhe…saya sering sekali baca tulisannya
tapi cuman sekarang sempet nulis di sini….:D
Dan mohon ijin dari Pak Dhe soalnya saya sering ngopy tulisannya Pak Dhe buat di pasang di mading
Terimakasih..:D
saya sepakat dgn mas rick, GW adalah sebuah siklus alam, bukan sepenuhnya man made lah, jd mungkin apa yg dilakukan komunitas greenpeace bener tuh.
Wah, baru tahu saya. Padahal dekade itu usia saya baru dibawah 10 tahun. Dan memang saya dulu merasakan di kampung saya yang dilewati garis khatulistiwa ga terlalu panas seperti sekarang ini. Pun waktu itu ga ada kabut asap.
Saya dah nonton trailer nya di METRO TV waktu OPRAH & di YouTube…
menurut saya terlalu banyak unsur politis..
tapi lumayan lah daripada politikus kita yang cuma ngurusin duit melulu…ndak pernah ngurusin Sains apalagi tentang kekayaan sumberdaya alam indonesia sebagi media peningkatan SDM dibidang Sains…
HIDUP SCIENCE & NATURE!!!!
Kejadian masa lalu merupakan kunci kejadian saat ini dan masa depan. Apa mungkin zaman es akan berulang lagi ya pakdhe? Kaya film holywood yg ntu tu… (judulnya lupa, kelamaan di rig sih hehehe).
Mas, saya memang sudah mengikuti issue ini sejak jaman kuliah dulu – nganti saiki malah wis dadi gawean :’)
Pro-kontra earth science ada dimana-mana, cuman yang ditakutkan ternyata sekarang malah mengarah pada batubara !
Kebutuhan energi gede-gedean ada di Cina & Amerika, sedangkan Indonesia akan menyusul dengan program pak JK – 10 gigawatt powerplant dalam beberapa tahun kedepan…
Impaknya masih belum ketauan jelas – eksploitasi & konsumsi gede-gedean bakal ngerusak alam dimana-mana sedangkan partikulat asapnya (yang tidak ada dalam pembakaran BBM / gas) dicurigai punya cooling effect yang rada lokal sifatnya, wis mbuh lah !
Yang jelas pilihan masyarakat sekarang dadi simalakama :
– industrialisasi dengan eksploitasi alam gede-gedean, berimplikasi (?) peningkatan kesejahteraan (?)
– kontra industrialisasi, yang bisa berimplikasi tidak ada pengembangan lapangan kerja (?)
Kompleksitas permasalahan bakalan ada di skala dunia, gimana kalo negara lain yang bisa menikmati industrialisasi sedangkan negara kita malah disuruh mengerem pencemarannya ???
…uenak tenannn :’)
‘ket mbiyen pancen lobby internasional awake dhewe ora tau nggenah karepe piye, jaan
pak.. saya pernah membaca di beberapa artikel.. bahwa segala sesuatu yang terjadi skarang di bumi juga pernah terjadi di masa lalu.. apabila asumsi itu benar maka global warming bukan akibat ulah manusia dunk.. tetapi lebih karena siklus.. manusia hanya membantu “mensukseskan” hal tersebut. hehe..
bagaimana menurut bapak..??