Sirna ilang kertaning bumi. Masih ingat tulisan Bencana LuSi di Jaman Majapahit (1297 Caka), kan?. Nah di. Berikut adalah ulasan seorang kawan kita Pak Awang, Tulisan beliau kali ini juga menyambung tulisan terdahulu tentang Sandhyakala ning Majapahit, meramu sejarah dan geologi. Sebelumnya juga sudah didiskusikan didalam comment bahwa arti dari sengkalan ini mungkin juga tidak hanya soal angka, tetapi juga punya makna lain.
Sepeninggal Mahapatih Gajah Mada (1364 Masehi/M) dan Raja Hayam Wuruk (1389 M), kerajaan pemersatu Nusantara, Kerajaan Majapahit, pecah menjadi Kedaton Wetan dan Kedaton Kulon akibat sengketa keluarga yang saling berebut kekuasaan. Pertengkaran keluarga terjadi. Kelompok-kelompok pendukung dibentuk untuk saling menggalang kekuatan, bersengketa untuk merebut posisi2 kunci kekuasaan. Bau permusuhan dan saling curiga-mencurigai menebar di mana-mana di seluruh wilayah Majapahit, negeri tak terurus.
Akhirnya, bisul ketegangan itu pecah, perang antar keturunan Hayam Wuruk tak terhindarkan. Perseteruan antara Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk) dan Wirabbhumi (putra Hayam wuruk dari seorang selir) menyulut sebuah perang besar yang sangat merusak sendi-sendi Majapahit : Perang Paregreg (1401-1406 M).
Apa hasil perang ? Majapahit kian melemah. Para pejabat kerajaan tak peduli lagi nasib negerinya. Alih-alih, mereka berlomba-lomba ber-aji mumpung. Korupsi merajalela, krisis multidimensi terjadi. Bertahun-tahun kondisi semacam itu terjadi dan dibiarkan terjadi. Lalu, beberapa dekade menjelang tahun 1500 M, Majapahit, kerajaan pemersatu Nusantara, runtuh setelah berada di bumi Jawa Timur hampir 200 tahun. Babad Tanah Jawi mencatat tahun keruntuhan Majapahit itu dalam suryasengkala “Sirna Ilang Kertaning Bumi” yaitu 1400 caka atau 1478 M.
Penelitian2 kesejarahan dan geologi yang pernah dilakukan di wilayah Majapahit, delta Brantas, menyimpulkan bahwa kemunduran Majapahit selain disebabkan perseteruan keluarga juga dapat dihubungkan dengan mundurnya fungsi delta Brantas yang didahului oleh rentetan bencana geomorfologis yang salah satunya pernah tercatat dalam Babad Pararaton : bencana 1296 Caka (1374 M) “pagunung anyar” yang pernah saya tafsirkan sebagai erupsi gunung lumpur (argumennya pernah saya tulis disini beberapa bulan yang lalu, silakan diklik). Bencana ini terjadi pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Hayam Wuruk. Diduga bahwa bencana serupa terjadi beberapa kali pada periode setelah Hayam Wuruk tiada. Penelitian Nash, ahli geohidrologi Belanda, dipublikasi pada tahun 1932 (James Nash -1932 , “Enige voorlopige opmerkingen omtrent de hydrogeologie der Brantas vlakte – Handelingen van 6de Ned. Indische Natuur Wetenschappelijke Congres”) bisa menjadi acuan tentang bagaimana dinamiknya bumi di bawah Majapahit itu. Rentetan bencana terjadi, sementara negeri tak terurus karena pejabatnya sibuk berkorupsi, apalagi kalau tak runtuh.
Yang ingin diulas Pak Awang kali ini adalah soal suryasengkala “Sirna Ilang Kertaning Bumi” yang dalam penafsiran saya bisa menunjukkan dan menguatkan cerita bencana seperti yang tercatat pada Babad Pararaton di atas.
Menurut ahlinya (Suwito, 2006), sengkala berasal dari kata “saka kala” (tahun saka) yang diberi imbuhan – an kemudian menjadi sengkalan. Sengkalan didefinisikan sebagai angka tahun yang dilambangkan dengan kalimat, gambar, atau ornamen tertentu. Bangsa barat menyebutnya sebagai kronogram. Mengapa untuk menyebut angka tahun digunakan kalimat ? Sebab, para leluhur kita memaksudkannya agar para generasi penerus mudah mengingat peristiwa yang telah terjadi pada tahun yang dimaksud. Jadi, sengkalan punya dua maksud : angka tahun, dan peristiwa apa yang terjadi tahun itu. Saya pikir ini suatu cara yang sangat cerdas warisan leluhur.
Karena tahun Caka/Syaka/Saka menggunakan garis edar Matahari sebagai refererensi, maka suka disebut surya sengkala. Kalau tahun Jawa atau tahun Hijriyah, maka suka disebut candrasengkala karena menggunakan garis edar Bulan sebagai referensi (candra = Bulan).
Para leluhur sudah menyusun aturan2 sedemikian rupa untuk menjadi pedoman bagaimana membuat suryasengkala. Karena sengkalan menggunakan kalimat sebagai angka, maka kata-kata tertentu punya “watak bilangan” atau “watak kata-kata” masing2. Berikut adalah aturannya (diterjemahkan dari bahasa Kawi atau Jawa).
- Angka 1 : benda yang jumlahnya hanya satu, benda yang berbentuk bulat, manusia.
- Angka 2 : benda yang jumlahnya ada dua, misalnya tangan, mata, telinga.
- Angka 3 : api atau benda berapi.
- Angka 4 : air dan kata-kata yang artinya “membuat”.
- Angka 5 : angin, raksasa, panah.
- Angka 6 : rasa, serangga, kata-kata yang artinya “bergerak”.
- Angka 7 : pendeta, gunung, kuda).
- Angka 8 : gajah, binatang melata, brahmana.
- Angka 9 : dewa, benda yang berlubang.
- Angka 0 : hilang, tinggi, langit, kata-kata yang artinya “tidak ada”.
Demikian pedoman singkat dari Suwito (2006). Aturan lainnya adalah bahwa sengkalan punya sandi, yaitu kata terakhir di kalimat sengkalan menjadi angka urutan pertama, sedangkan kata pertama di kalimat sengkalan menjadi angka urutan terakhir pada tahun sengkalan.Mari kita analisis “Sirna Ilang Kertaning Bumi”. Bila dilihat watak kata-kata dan watak bilangannya, maka “sirna” = hilang = angka 0, “ilang = hilang” angka 0, “kertaning/kerta ning” = dibuat = pekerjaan membuat = angka 4, “bumi/bhumi” = bumi = angka 1. Analisis sengkalan ini harus didampingi buku2 kamus Jawa Kuno (Kawi) susunan Poerwadarminta, Wojowasito, atau Purwadi. Suryasengkala “Sirna Ilang Kertaning Bumi” = 0041, ingat aturan sandi sengkalan, maka tahun yang dimaksud dengan “Sirna Ilang Kertaning Bumi” adalah 1400 Caka atau 1478 M. Sengkalan “Sirna Ilang Kertaning Bumi” dimaksudkan pengarang Babad tanah Jawi untuk menggambarkan runtuhnya/hilangnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1400 Caka atau 1478 M.
Ada yang menarik di sini : “Kertaning Bumi” Kerta/Karta = dibuat/dijadikan. Misalnya : Jayakarta = dibuat jaya/berhasil, Yogyakarta = dibuat baik (seyogyanya = sebaiknya). Maka, “kertaning Bumi” terbuka untuk ditafsirkan “dibuat (oleh) Bumi” atau “dibuat (di) Bumi”. Kata “ning” dalam bahasa Kawi bisa banyak punya arti sebagai kata depan atau kata pembuat kata kerja.
Apakah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” bisa ditafsirkan “Hilang Musnah Dibuat Bumi” ? “Dibuat Bumi”, kita bisa menduganya : bencana dari Bumi. Kaitkan ke Babad Pararaton, bencana itu adalah Pagunung Anyar alias erupsi gununglumpur. Wallahualam Bisawab ! Hanya Tuhan yang Tahu, tetapi kronik sejarah macam Babad Tanah Jawi, Babad Pararaton, Kunci sandi Sengkalan, dan geologi Delta Brantas kini dan dulu cukup kuat menunjuk bahwa bencana alam adalah faktor penting yang harus ditelusuri dalam Sandhyakala ning Majapahit – Senja Kala di Majapahit.
🙁 “Pakdhe emang yang paling enak kalau diartikan ‘Hilang amblas ditelan bumi‘, ya ?”
😀 “Ya memang sengkalan ini kemungkinan juga multi interpretasi. Tidak hanya bermakna angka tahun saja”
Salam Merah Putih (salam Gula Kelapa dalam terminologi Majapahit, gula merah = merah, kelapa=putih, lihat buku Moh. Yamin: 6000 Tahun Merah Putih) !
Cerita lain tentang hancurnya peradaban atau ditinggalkannya sebuah candi akibat bencana pernah dituliskan disini :
Mngalih kburkn, mngganti tukrkn, mnghpus tutupi trhdap bukti2 sjarah nusantara scra masif n sistematis oleh pnjajah+pakr2nya tlah mncapai slh 1 target yaitu bukn hnya prbdaan pndapat namun lbh parah saling mnghina antar agama,suku,dll diantara ssama anak bangsa. ‘Trlalu pintar’ tdk mngtahui ‘musuh brsama’ yaitu pnjajah2 n ‘musuh dlm slimut’ yaitu ‘antek2nya,’ccunguk2nya,budak2nya dgn braneka mcm pmbenaran diri mrk namun sesuai dgn ‘grand scenario kotor’ pnjajah. Sadarlah bangsa ini bangsa besar n scara umum adalah brsaudara sebangsa setanah air pun juga saudara2 bangsa2 lain brnasib sama yg sedang dijajah fisik n non fisik dlm smua sndi khidupan utk slalu ‘brcorak khas’ ssuai khndak2 kotor pnjajah2.
Pnjajah2 eropa trutama sangat ‘piawai’ dgn banyak brmcm2 cara mngalih kburkn, mngganti tukrkn, mnghpus tutupi bukti2 sjarah brupa apa saja dr krajaan2 senusantara. Umumnya krajaan2 yg ktrunannya tunduk takluk istana2nya dibiarkn brdiri, yg melawan perang istana2nya di hncurkn(ada bkas2 jlas rruntuhnnya), yg istana2 hilang ntah diapakn oleh pnjajah. Pakr2 indonesia mayoritas ‘trlalu pintar’ tdk mngtahui cara2 pnjajah+pakr2nya ‘mngglapkn’ sjarah.
anjing semuanya kacau
gara gara siapa ini bikin kekacauan saja di dunia
pasti kristen ini anjing
[…] Hilang amblas ditelan bumi – “Sirna Ilang Kertaning Bumi” .set-header:after{ background-image: url('http://lazionews.info/wp-content/themes/goblog/images/header.jpg');} […]
[…] Barca Beli Song untuk Gantikan KeitaTak Usah Khawatir, Bekasi Pasang 60 Rambu Portabel Untuk Arah MudikPotrójny FalcaoBantuan untuk Korban Gempa Sigi Terus MengalirKasus Jampangtengah, PDIP Minta Pemerintah Atasi AnarkismeWenger Minta Podolski Ubah Cara BermainPazzini Ingin Gantikan PeranCassan0Internet Militer AS Ngadat, Sidang 9/11 DitundaKominfo Nilai Pelayanan Telekomunikasi Cukup BaikHilang amblas ditelan bumi – “Sirna Ilang Kertaning Bumi” […]
[…] Ada yang menarik di sini : “Kertaning Bumi” Kerta/Karta = dibuat/dijadikan. Misalnya : Jayakarta = dibuat jaya/berhasil, Yogyakarta = dibuat baik (seyogyanya = sebaiknya). Maka, “kertaning Bumi” terbuka untuk ditafsirkan “dibuat (oleh) Bumi” atau “dibuat (di) Bumi”. Kata “ning” dalam bahasa Kawi bisa banyak punya arti sebagai kata depan atau kata pembuat kata kerja.http://rovicky.wordpress.com/2007/08/29/hilang-amblas-ditelan-bumi-sirna-ilang-kertaning-bumi/ […]
Wah… Bagus ni, jadi tertarik sama sejarah…
Bicara soal majapahit, memang kontroversi ya..
Bagi kebanyakan orang jawa, kerajaan yg didirikan oleh sanggrama wijawa atau raden wijaya ini mungkin sangat di agungkan,terutama saat pimpinan berada dibawah hayam wuruk dan gadjah mada sebagai patihnya. Bagaimana tidak, menurut sumber-sumber yang notabene berasal dari sudut pandang jawa, majapahit telah mengutamakan cita-cita yang luhur..yakni menyatukan nusantara.
Tapi lain halnya bila kita lihat dari sudut pandang non-jawa, misalnya sunda.
Dari sudut pandang sunda, majapahit yang didirikan oleh sanggrama wijaya, yang merupakan anak keturunan sunda-singasari (sbagian berpendapat seperti itu) tidak pernah berhasil menyatukan seluruh nusaantara, karna sunda-galuh tidak pernah bersatu(tunduk) dengan majapahit.
Majapahit dari sudut pandang sunda-galuh,hanyalah kerajaan yang ingin menjajah kerajaan lainnya di nusantara untuk disatukan dibawah pimpinan majapahit. Selain itu, majapahit juga kerap kali meminta pajak atau upeti dari raja-raja bawahan/taklukannya.
Sunda-galuh punya pengalaman pahit dengan majapaahit, yang tergambar dalam peristiwa bubat.
Perang bubat adalah perang yg terjadi antara majapahit dan sunda. Perang ini sangat tidak imbang, mengingat tujuan utama orang-orang sunda datang ke bubat adalah untuk mengantarkan putri sunda, putri diah pitaloka, yang akan dipinang oleh hayam wuruk. Tetapi gadjah mada memandang itu sebagai upeti,dan menuntut raja sunda untuk tunduk pada majapahit. Terjadilah perang akibat perselisihan tersebut, hampir semua orang sunda yang mengantar waktu itu gugur. Kejadian ini membuat kluarga kerajaan sunda-galuh murka.
(Mungkin ini pula sebabnya orang sunda dan jawa sedikit agak saling ‘sensi’ sampai sekarang).
Terlepas dari semuanya, janganlah kita terprovokasi oleh perbedaan sudut pandang pada sejarah kita. Bagaimanapun, sekarrang ini kita berdiri pada satu bangsa, dan memegang satu panji yang sama, merah putih. Serta menjungjung tinggi bhineka tunggal ika.
Demikian.
[…] Ada yang menarik di sini : “Kertaning Bumi” Kerta/Karta = dibuat/dijadikan. Misalnya : Jayakarta = dibuat jaya/berhasil, Yogyakarta = dibuat baik (seyogyanya = sebaiknya). Maka, “kertaning Bumi” terbuka untuk ditafsirkan “dibuat (oleh) Bumi” atau “dibuat (di) Bumi”. Kata “ning” dalam bahasa Kawi bisa banyak punya arti sebagai kata depan atau kata pembuat kata kerja. http://rovicky.wordpress.com/2007/08/29/hilang-amblas-ditelan-bumi-sirna-ilang-kertaning-bumi/ […]
koq ngga sama???????dapat cerita dari mana om????
waw…. benar benar membuat rasa ingin tau tentang sejarah2 negeri ini memuncak…
makasih semuanya…
Saya kan coba pelajari sejara2 ini…
Saya baru dapat berita dari seorang kawan. Sirna Ilang Kertaning Bhumi. memang berhubungan dengan Surya Sengkala. Artinya kurang lebih begini, surya atau nur dalam islam, adalah sebuah ruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Sengkala itu artinya surut. Surya ini akan terbit pada masa edarnya. 2010. Istana negara di Jakarta (yang memang dibuat oleh Soekarno untuk sementara) akan dipindah ke daerah jawa timur berbatasan dengan Jawa Tengah. Tempat kraton majapahit dulu berada.
Teman2…kita hanyalah mencoba menelusuri jalan setapak sejarah nenek moyang kita terlepas salah atau tidaknya nenek moyang kita itu, mawas dirilah (toh kita juga pasti pernah berbuat salah), bercerminlah sebelum bertutur, ingat !!! luka di tubuh bisa sembuh seketika, namun tidak demikian luka di hati. Untuk pengasuh situs yang baik ini, mohon untuk lebih bijak lagi dalam memposting komentar2, yang provokatif (hujat menghujat) lebih baik di hilangkan saja, karena memang tidak di butuhkan, yang dibutuhkan adalah komentar2 yang bersifat menambah pengetahuan dan membangun saja.
Salam satu jiwa
Sirna Ilang Kertaning Bumi = Hilang kembali menjadi tanah yaitu hakikat kehidupan manusia dari tanah kembali ke tanah….
Lawon Sapta Ngestti Aji, iku 1970 Çaka padakaro 048 Masehi dulur.
@ rajajawa :
njenengan tidak seharusnya menjelekkan salah satu guru orang jawa,Raden Mas Said putra Adipati Tuban Tumenggung Wilwatikta tidak seperti yg njenengan gambarkan, sebelum comment silahkan njenengan belajar dulu sejarah jawa dengan baik, terutama pada bagian Terbentuknya Kerajaan Mataram Islam & runtuhnya Majapahit, disitu njenengan bisa tahu siapa Sunan Kalijaga, comment njenengan juga bisa memprovokasi suatu kelompok atau golongan, apa yg njenengan sampaikan tidak mencerminkan nama yg njenengan pakai,monggo sami kitha ugemi ” Ajining dhiri ana ing wedhaling Lathi ”
buat mas Admin :
Mohon comment yg berpotensi memprovokasi suatu kelompok atau golongan TIDAK USAH di muat, kita butuh PERSATUAN agar negara kita bisa menjadi negara yg ” GEMAH RIPAH LOH JINAWI TATA TENTREM KERTA RAHARJA NIR ING SAMBIKALA ” Matur Nuwun
Sirna Ilang Kertaning Bumi artinya HILANGLAH SEBUAH NEGERI YANG ADIL MAKMUR.Secara logika kalau agama menjadi pegangan hidup atau lantera kehidupan selama menjalani hidup yang di titahkan TUHAN empunya urip.Sekarang agama ada yang mengantarkan ke SURGA dan yang ke Neraka.Agama baik bisa di tilik dari sikap para pemukanya yang digambarkan mahir atas apa yang diajarkan aganya.Disini Surya sengkala maupun Candra sengkala keduanya berarti JURU PENERANG YANG MENYESATKAN.SESAT artinya menghancurkan pemeluknya pada manusia dan menghancurkan dunia karena cara pelaksanaanya kesehariannya dan lapalannya.Adalah Sabdo Palon yang merupakan personifikasi SEMAR tanah jawa telah menerangkan hakikat ajaran KALIJAGA sebagai CANDI SUKUH.Apa yang ada di candi sukuh adalah gambaran apa yang termuat dalam kitab suci AJARAN YANG DIAJARKAN KALI JAGA.Ajaran kali jaga merendahkan wanita.Sebuah negeri yang wanitanya di rendahkan pantang bagi dewa untuk di datangi untuk di beri berkah kemakmuran.Sisi lain adalah rasakanlah olehmu napsu birahi menyergap relung hatimu bila azan telah berkumandang dari subuh hingga magrib.Pada prakteknya bila kita membaca komik porno saja efeknya pada pikiran manusia terasa meracuni fikiran yang baru sembuh bila tak membacanya lagi sebulan.sebulan baru fikiran menjadi bersih dan hening.Bagaimana dengan para ulama pengikut ajaran kalijaga yang beristri banyak.Sok memberi wejangan pada khalayak.sedang fikirannya sendiri KOTOR dan Mesum.Kesucian apa yang dibangun dari permesuman.Kesucian apa yang dibangun dari Pelecehan akan wanita.Bila para kyai/ulama istri selusin saban malam make love dengan lebih dari 1 wanita.Gimana Tuhan tidak lari tunggang langgang bila hendak di dekati manusia durjana nan kotor.Wajah buruk/buruk rupa wajah para ulama ajaran Kali jaga diperoleh dari Perbuatan yang buruk.Tak mungkin Tuhan menganugrahkan wajah buruk pada orang baik.Ajaran Kalijaga sebenarnya nabinya Dewa Kamajaya.Tanyakan pada para dalang kenapa Dewa Kamajaya dibakar menjadi abu oleh Dewa Siwa dengan mata Ketiganya.Dan Kamajaya terusir dari Surga.Rohnya berkelana di Dunia bersemayam pada jiwa yang dimabuk cinta dan kasmaran pada akhirnya.Kamajaya tak pernah masuk surga.Bagaimana para pemeluk ajaran Kali Jaga.Sudah di takdirkan para pemeluk ajaran Kalijaga berani menentang TUHAN/Dewa Siwa sang Dewa Pemusnah.Sebagai kedurhakaan Dewa Kamajaya mengusik semadi Dewa Siwa.Sebagai halnya keberanian para Penjihad menantang Maut.Dalam Candi Sukuh termuat neraka membuat mahluk mengalami penurunan derajat.Dari Dewa menjadi Manusia.Dan dari manusia menjadi binatang karena AJARAN KALI JAGA.Surya sengkala agama yang menyesatkan.Terciptakan oleh Tuhan bagi roh terbelenggu dosa.
KERUNTUHAN MAJAPAHIT KARENA DATANGNYA SURYA SENGKALA.YANG MENYEBABKAN SIRNA ILANG KERTANING BUMI.SURYA SENGKALA ARTINYA AGAMA YANG MENGANTARKAN PADA KEHANCURAN.SURYA DIARTIKAN SAMA DENGAN AGAMA.SENGAKALA ARTINYA KEHANCURAN ATAU KIAMAT.SURYA SENGKALA SEBUTAN AGAMA YANG DI SEBARKAN KALI JAGA DAN PUTRI CAMPA.AKIBAT SURYA SENGKALA YA KIAMAT.TIDAK ADA KEHIDUPAN
ya….kalau dalam konteks relasinya dengan geologi bisa jadi demikian. tetapi, kalau dalam ilmu militer bisa jadi di maknai bahwa Majapahit dihancur-leburkan itu pada tahun 1478 itu… tatkala perang saudara mendera Majapahit, kemudian musuh di luarnya menyerang…. dan kata-kata “bumi” disitu memang menimbulkan interpretasi kenapa harus pakai kata “bumi” bukan yang lainnya…………..
Pak,kalo sengkalan taun kelahiran saya,1991,kalimatnya bgmana y?
Truz maknanya bgmna bguznya?
Mhon bntuannya..
Tlg dblz ke e-mail saya
Mkasih
Majapahit adalah kerajaan Rapuh,karena dipenuhi intrik kotor para kesatrianya.Dan raja yang lemah pula. ini yang harus diakui sebenarnya. seperti perang2 jaman Hindia Belanda. tak ada peperangan yang kita menangkan. sebut saja perang jawa(Dipanegoro],Padri Imam Bonjol,sebut perang apalagi….semuanya keok.Kita mesti menyadari bah wa sifat daripada masyarakat kita kini Indonesia adalah iri dan dengki,hianat dan jelasnya tidak ikhlas hati. ini yang membuat bangsa kita masih lama menjadi bangsa besar.ini kenyataan loh…
Majapahit adalah kerajaan lemah,karena dipenuhi intrik kotor para kesatrianya.Dan raja yang lemah pula. ini yang harus diakui sebenarnya. seperti perang2 jaman hindia belanda. tak ada peperangan yang kita menangkan. sebut saja perang jawa(Dipanegoro],padri Imam BOnjol,sebut perang apalagi….semuanya keok.Kita mesti menyadari bah wa sifat daripada masyarakat kita kini indonesia adalah iri dan dengki,hianat dan jelasnya tidak ikhlas hati. ini yang membuat bangsa kita masih lama menjadi bangsa besar.ini kenyataan loh…
situs ini baik , mengupas sejarah bangsa
majapahit adalah kerajaan lemah,karena dipenuhi intrik kotor para kesatrianya.Dan raja yang lemah pula. ini yang harus diakui sebenarnya. seperti perang2 jaman hindia belanda. tak ada peperangan yang kita menangkan. sebut saja perang jawa(Dipanegoro],padri Imam BOnjol,sebut perang apalagi….semuanya keok.Kita mesti menyadari bah wa sifat daripada masyarakat kita kini indonesia adalah iri dan dengki,hianat dan jelasnya tidak iklas hati. ini yang membuat bangsa kita masih lama menjadi bangsa besar.ini kenyataan loh…
wah.. bahasannya udah lama yah?
ikut nanya ah..
ada kemungkinan, gak.. yang dimaksud dgn Pagunung Anyar itu adalah suatu keagungan baru, dalam arti tatanan kekuasaan atau kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai keTuhanan yang baru?
Maaf nih, sejarah bukan bidang yang saya kuasai, tetapi mulai menarik minat saya..
Kemudian, saya pernah dengar mengenai asal-usul Gajah Mada, yang dikatakan berasal dari kerajaan Champa (atau sekitarnya..) dan melakukan penaklukan bukan dengan peperangan, tetapi dengan taktik dan strategi yang jitu tanpa pertumpahan darah. Pengerahan pasukan hanya untuk menggertak dan bagian dari tekanan untuk pencapaian tujuan penaklukan.
Salam..
bagaimana mau menghargai sejarah, jika tidak mengerti ilmu sejarah.mau buat sejarah tapi gak nyadarin bahwa dimasa lalu sejarah lah yang membuat kejayaan, jadi jangan sekali kali melupakan sejarah.
itulah kalau belajar sejarah jangan separo-separo sehingga komentar tidak ngawur jelajahi internet kumpulkan uraian para ahlinya dan yang penting jangan sok sudah tahu semua
yakalau sejarah itu kan harus diungkatkan tidak boleh di tutup-tutupi dan harus akurat dan valid datanya
eh mas/mbak “boten” seharusnya sampean tuh yang ati2 klo ngomong jangan asal njeplak pake nyebut inlander segala,btw perang merupakan pilihan terakhir demi mewujudkan kasatuan nusantara. Laen kali klo baca buku sejarah tuh yg update jangan yang rombengan/bajakan… Mohon koreksinya
majapahit pemersatu nusantara ???…
ya itu kata kalian aja yang gila….
gajah mada itu seorang penjajah…inlander….
memaksa menaklukan seluruh kawasan dengan cara perang
ingat dengan cara perang…..
banyak darah berceceran, banyak nyawa jadi korban..
udah gitu WAJIB negara yang ditaklukan ngasih UPETI kepada majapahit…UPETI !!!
eh, kalian orang gila masih nganggap majapahit dan gajah mada pemersatu nusantara ???….
loe kalo mau belajar sejarah, yang bener dong…
akuin saja kalo emang penjajah…ya penjajah….
dasar kutu kupret !!!!
emmm… Salam kenal. Saya tertarik dengan postingannya. Terimakasih.
Salam,
Neeh
Salam kenal, saya suka ulasan sejarah dan komentar-komentarnya.
Salam,
Ranureja
untuk akhmad kabul.
yang anda tafsirkan memang benar, tapi rovicky juga nggak salah. sengkala itu selain arti harfiah di angka tahunnya, makna yang terkandung mang multi entrapertasi.
sedang erupsi pagunung anyar yang disertai gempa memang kenyataan sejarah yang pernah terjadi, walau gunung yang dimaksud tidak begitu jelas. hal itu bersamaan dan menandai lahirnya hayam wuruk.
kejatuhan majapahit sendiri mang seperti yang anda sebutkan. girindhrawardana kemudian memindahkan istana majapahit ke kediri.
Konon Gajah Mada berasal dari kepulauan Sangir Talaud, makanya profil wajahnya seperti orang Sulawesi Utara atau Filipina, muka bulat, bibir tebal, mata agak sipit, rambut lurus (tidak keriting).
Btw, saat Gajah Mada menghilang, kemungkinan kembali ke tempat kelahirannya , Sangir Talaud.
wah jan marem tenan maos seratan kados mekaten.
saged nambah jembaring wawasan. matur suwun
matep tenan kalo pakdhe nek lagi memberikan ulsanan sejarah Majapahit vs Geologi
sLAM Succes
salut..salut untuk ulasan-ulasannya mas..
Terima kasih pak Rovicky, setiap kali membaca tulisan bapak saya jadi mikir lagi, selama ini saya baca buku apa aja ya? hahahaha…jadi minder…
Sirna nya Majapahit di tahun 1400 Caka atau 1478 M mungkin akibat “Pagunung anyar” berupa semburan lumpur juga akibat gempa bumi dari ” Bumi Mataram ” yang membelah sebagian daerah kekuasan Mataram di sebelah kidul Keraton ( yang belum lahir itu )??. Dimana letak Pagunung anyar itu ?
Apa persis di Trowulan pusat ibukota Majapahit ?
Sengkala ” Sirna Ilang Kertaning Bhumi… tadi bisa dibaca di Babad Tanah Jawi halaman berapa ? Versi siapa ?
Babad ini menceritakan mulai dari silsilah turun temurun ( anak beranak ) para Dewa, hingga cerita nabi Adam hingga nabi Muhammad. Dikarang bukan saat Majapahit masih ada, tapi jamannya Sunan Pakubuwono III. atau malah ada versi sebelum Sunan PB III. Sebenarnya banyak perdebatan tentang Babad Tanah Jawi ini oleh para ahli sejarah, apalagi karangan ini merupakan tembang jawa. Juga ada beberapa versi katanya.
Aku nggak sependapat bahwa “kertoning bhumi” artinya dibuat bumi…Kerto atau Karta arti tepatnya Sejahtera, Selamat sentosa, atau kemakmuran. Banyak kota menggunakan kata ini, Yogyakarta, Surakarta, Mojokerto, puwokerto, purwakarta, dsb.
Jadi Sirna Ilang kertaning bhumi ya…Hilang sudah kemakmuran bumi,…jadi bukan Ilang dibikin bumi !alias ditenggelamkan lumpur bumi !!
Situs Trowulan apakah juga mengindikasikan adanya lumpur yang menenggelamkan ibukota Majapahit ?? Nggak ada tuh..yang ada malah pasir vulkanik yang menimbun reruntuhan batu bata keraton Majapahit, itupun hanya lantai dasar dan parit-parit irigasi. Bahkan salah satu gerbang/tugu masuk keraton masih tegak hingga sekarang.
Tidak ada tanda-tanda Lumpur “Mojolapindo” menenggelamkan Majapahit !!hehehe..
Jadi mundurnya atau kebangkrutan Majapahit murni peperangan saudara, juga munculnya kerajaan Islam Demak dan Malaka. Salah satu putra keturunan pejabat Majapahit ( di Tuban ) ada yang jadi Wali yaitu Sunan Kalijaga ( Raden Mas Said ) putra dari Adipati Tumenggung Wilatikta, hingga R.M. Said menjadi wali saat Majapahit runtuh dan digantikan Kesultanan Demak ( Adipati Unus ). Islam kala itu sudah merasuk ke kerajaan Majapahit menjelang akhir keruntuhan saat Brawijaya V berkuasa yang isterinya seorang muslimah.RM. Said sudah aktif berdakwah kala itu dan turut meng Islamkan Brawijaya V. Banyak ditemukan koin uang mas bertuliskan arab sebagai mata uang perdagangan yang berlaku di kerajaan Majapahit. Saat Girindrawardhana membalas dendam dan menyerang Trowulan kala Brawijaya V bertahta, maka Brawijaya V melarikan diri ke Demak !!! Saat itulah Majapahit mundur dan bangkrut drastis…bukan ditenggelamkan oleh “LUMPUR MOJOLAPINDO” !!Nah lalu Brawijaya V menetap di Demak, putranya yang bernama Raden Fatah meneruskan kerajaan di Demak, maka berdirilah Kesultanan Demak yang Islam itu….dsb..dsb…
Jadi, jika Majapahit dikait-kaitkan dengan Lumpur..wah keterlaluan…wong mau ngomong Lumpur lapindo akibat bencana alam gempa bumi Bantul aja harus lari ke Majapahit…Emang waktu itu, ada gempa Bantul ( sesar Opak ) juga yang menyebabkan pagungung anyar dan menenggelamkan Trowulan ??? Aiiyakk sing mboten-mboten mawon…
wah….cerita yang amat sangat bagus Pak Dhe…
dikemas dalam bahasa yang menarik, jadi gak bosen mbacanya…
trims.
menarik juga kalo dibikin filem macam davinci code versi majapahit 😀
salut atas tulisan dan komentar-komentarnya. Cerdas, edukatif dan lugas.
Episode 2 nya kapan rilis?
Minta diulas sejarahnya Mataram Hindu terutama borobudur.Yang “katanya” hancur akibat erupsi merapi.
Salam Merah Putih
Salam kenal Pak De Rovicky
Wah salut dan kagum sama ulasannya Pak De…
Jadi nambah pengetahuan bagi orang awam seperti saya ini.
Pak De saya mau minta izin nglink blognya Pak De ke blog saya.
Terima kasih Pak De
Semoga Lancar dan Sukses Selalu untuk Pak De Rovicky
Salam kenal Pak De Rovicky
Wah salut dan kagum sama ulasannya Pak De…
Jadi nambah pengetahuan bagi orang awam seperti saya ini.
Pak De saya mau minta izin nglink blognya Pak De ke blog saya.
Terima kasih Pak De
Semoga Lancar dan Sukses Selalu untuk Pak De Rovicky
Ha…ha..ha… menghargai sejarah? buku sejarah saja ditarik peredarannya kok. Jadi ngga usah heran kalau bangsa kita jadi bangsa yang bingung, karena selain kita masih memandang rendah sejarah dan belum memahami sejarah sebagai ilmu.
mohon maaf itu cucuku norman nulis nama terus diposting
norman
Saya masih belum mengerti, bagaimana Majapahit mempersatukan Nusantara dengan bahasa Jawa Kuno,
dengan alat transportasi dan komunikasi/ perhubungan sederhana antar pelosok wilayah Nusantara yang demikian luas?
Apakah ada yang bisa menjelaskan?
Menarik sekali sejarah yang disampaikan. Bisa sebagai langkah awal untuk mempelajari sejarah dengan cara yang benar yang tidak hanya menghafal seperti menghafal “1825-1830”.
sebagai bangsa yang lahir dari sejarah memang perlu untuk melihat sejarah masa lalu untuk kita ambil hikmah dan sisi positifnya. bangsa kita masih jauh muda dibandingkan kerajaan majapahit. nah,,mengapa kerajaan majapahit bisa sampai berumur 200an tahun?
Makasih ompapang atas koreksinya. Apa yang ompapang memang benar, Kesulatanan Surakarta dipimpin oleh seorang Pakubuwono begitu juga tempat kerajaan pajang.
Saya ingat ada pepatah yang mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Dan di Indonesia sangat kaya akan sejarah anatara lain:
1. Sejarah geologi (dimana geologi bumi Indonesia sangat dinamis karena bearada dipertemuan bebarapa lempeng benua dan berada di jalur ring of fire ).
2. Sejarah arkeologi dan antrophologi dengan banyaknya temuan2 fosil terutama disangiran, mojokerto dan tulung agung.
3. Sejarah kerjaan-kerjaan terdahulu dimana kita pernah mempunyai 2 kerajaan maritim besar yaitu kerjaaan sriwjiaya dan majapahit. Semenatara di tanah jawa sendiri juga banyak terdapat kerjaaan2 yang urut2annya bisa dipelajari dalam buku2 sejarah kerajaan misalnya buku babad tanah jawa.
4. Sejarah kemerdekaan yang menceritakan perjuangan pahlawan2 yang melawan penjajah hingga akhirnya Indonesia Merdeka sampai sekarang.
Pertanyaannya adalah apakah kita sudah bisa benar2 menghargai sejarah2 tersebut?
Contoh paling hangat adalah mengenai sejarah lagu kebangsaan. Banyak dari kita yang terkejut mengetahui bahwa lagu Indonesia Raya terdiri dari 3 Stanza dimana syair2 stanza 2 dan 3-nya seolah menghentak kesadaran kita mengenai bebangsa dan bernegara dengan melihat kondisi bangsa saat ini.
Mengapa selama berpuluh2 tahun generasi bangsa ini tidak pernah diberi tahu kalau lagu kebangsaan kita aslinya dulu ada 3 stanza?
Lha hubungannya apa dengan lumpur lapindo yang telah membuat pusing bahkan frustasi banyak ahli diberbagai bidang termasuk pemerintah.
Dalam mengendalikan baik itu semburannya itu sendiri maupun dampak sosialnya para ahli terutama ahli geologi harus mengetahui sejarah geologi daerah itu dari waktu ke waktu sehingga nantinya juga akan bersinggungan dengan sejarah kenegaraan atau kerajaan terdahulu begitu juga ahli2 lainnya terutama yang berkaitan dengan dampak sosialnya, dimana mereka harus melihat sejarah sosiologi, psikologi dan lain2nya masyarakt setempat.
Saya kira lumpur lapindo ini memberi kita pelajaran dan pengetahuan tentang banyak hal dan penyelesaian masalah ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk menyelesaikan persoalan bangsa2 yang lain. Lumpur lapindo ini telah membuat frustasi banyak orang terutama korban lumpur. Ilmuwan juga banyak yang frustasi dengan mengatakan ini adalah mud volcano yang tidak bisa dihentikan dengan campur tangan manusia dan hanya waktu yang bisa menghentikannya yang mungkin sekali bisa memakan waktu bartahun2 ataupun berpuluh2 tahun.
Betul-betul enak dibaca dan perlu untuk menambah wawasan. Salah yang menarik adalah pedoman untuk mengartikan sengkalan tahun itu lho pak Dhe. Terimakasih dan salam eksperimen.
ah, baca cerita ini ngebuatku jadi pengen ngelanjutin bikin “time machine” nich…
pengen liat fakta di masa lalu…
Asyik banget baca cerita sejarahnya.
Pak Makruf, maaf tak koreksi sedikit, kerajaan Pajang tidak di Kabupaten Boyolali, tetapi di Kecamatan Kartosuro sekarang, namun tidak selokasi Kraton Mataram Kartosuro.Lokasinya di desa Pajang arah sebelah timur Markas Kopasus, sekarang masuk wilayah Kab.Sukoharjo.Juga di Surakarta rajanya bukan Paku Alam, tetapi Pakubuwono.Paku Alam adalah Adipati (setingkat lebih rendah dari raja)di Yogyakarta.Di Surakarta juga ada Adipati, namanya Mangkunegoro.
ehh…ehh.. rumah sayah ada di candi gebang..
ituh candi kok kecil banget..
mantab Pak Rovicky.
saya ingat dapat pelajaran sangka kala ini ketika masih SD, namun sekarang sudah lupa.
btw, untung jaman majapahit belum ada donat ya. kalo sudah ada, tentu orang lebih sering nyebut donat sebagai pengganti angka 9 he.he.
Kalau belajar sejarah bagiku sangat menarik.
Coba kita pelajari. Kejayaan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7, disusul kemudian kejayaan kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
Pertanyaannya adalah apakah pada abad ke-21 selang 7 abad dari dua kejayaan nusantara terdahulu yang juga berselang 7 abad akan ada kejayaan nusantara baru? Taruhlan misalnya namanya kerajaan Indonesia atau Kerajaan Indonesia Raya?
Coba kita pelajari juga abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya agamanya mayoritas Budha, pada abad ke-14 Kerajaaan Majapahit agamanya Hindu dan pada abad ke-21 ini semoga benar2 cepat terjadi yaitu Indonesia Raya yang Islam & Islami.
Coba kita pelajari juga maksud atau hikmah mengapa gempa yang pusatanya terjadi di imogiri dekat dengan makam-makam Raja Mataram kok muncratnya lumpur di siodarjo dekat dengan pusat kerajaan kahuripan jaman dahulu. Pertanyannya adalah adakah hubungan antara Mataram dengan Kahuripan. Kalau kita perhatikan silsilah kerajaan2 tanah jawa dalam babad tanah jawi, diketahui bahwa dulu terdapat perpindahan pusat kerjaan dari mataram kuno di jawa tengah ke Jawa timur tanpa sebab yang jelas yang kemudian di duga disebabkan oleh adanya letusan gunung merapi yang sangat dahsyat.
Perpindahan ini diketahui dengan adanya kerajaan Kahuripan ( arti kahuripan adalan kehidupan). Kahuripan saat dipimpin oleh Airlangga pernah menjadi negara yang cukup makmur. Kemudian kahuripan dipecah menjadi jenggala dan panjalu yang diikuti oleh munculnya kediri, singosari kemudian majapahit dengan pusatnya di mojokerto, kemudian majapahit mundur dan pusat kekuasaan di jawa bergeser ke Demak Bintoro, tapi Demak Bintoro tidak bisa menikmati masa kejayaannya karena adanya konflik diantara penerus2nya dengan puncaknya konflik anatara Arya Panangsang dan Joko Tingkir yang kemudian mendirikan kerajaan Pajang di daerah Boyolali. Putera Joko Tingkir, pangeran Benowo tidak mau menjadi penerus pajang sehingga pusat kekuasaan saat itu pindah ke Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati, sutawijaya, Sultan Agung, dst. Kerajaan Mataram walaupun secara simbolis, terus eksis sampai sekarang dengan adanya Sultan Hamengkubuwono di Yogya dan Pakualaman di Surakarta. Tapi sejak adanya gempa yogya kemaren yang ditandai dengan robohnya bangsal trajumas (tempat penyimapanan pusaka2 kerjaaan termasuk pusaka2 dari jaman Majapahit) dan robohnya gapura serta rusaknya makam2 imogiri maka hal ini dilambagkan sebagai runtuhnya Kerajaan Mataram secara simbolis. Karena kedua tempat tersebut dibangun pada masa panembahan senopati dan sudah bertahan selama ratusan tahun. Pada saat bersamaan juga merapi sedang batuk2 (Batuk besar merapi abad ke-10 telah memindahkan pusat kerajaan mataram kuno ke jawa timur).
Lha ndilalah kok setalah gempa yang disertai robohnya dua tempat paling keramat Kerajaan Mataram kok muncrat lumpur diseretai dengan air asin di sidoarjo dekat dengan pusat Kerajaan Kahuripan dulu kala. Berdasarkan cerita timun emas diketahui bahwa jaman dulu ada raksasa yang menyebabkan gempa (mungkin gunung merapi), terus garam yang jadi lautan (air asin) dan trasi yang menjadi lumpur (Lumpur lapindo) mungkin memang jaman dulu sudah ada mud volkano, cerita ini katanya juga terjadi pada masa kerajaan kahuripan.
Lha kok parameter2 atau kejadian2 diatas kok kelihatannya sama atau berulang maksudnya apa?
Kita ambil sisi postifnya yaitu maksudnya Indonesia sedang memasuki pintu2 awal kebagkitannya untuk kemudian menjadi Majapahit Baru abad 21.
Lha kok bisa? piye carane/critane?
Critane agak panjang nanti kalau waktu akan saya tuliskan.
Tapi yang jelas kita harus optimis bahwa dalam waktu tidak terlalu lama lagi bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar dan bermartabat sesuai lagu Indonesia Raya Stanza 2 dan Stanza 3 dimana segala macam bencana dan kekacauan2 yang kita alami selama ini semakin mendewasakan kita dan membuat kita terus berfikir untuk maju.
kalo boleh sedikit berhikayat, kejadian tenggelamnya harta benda yang pernah dikisahkan adalah Harta Qarun yang ditelan bumi karena menolak membayar pajak atau sedekah (semacam itulah)…….. Adakah korban Lumpur di Sidiarjo juga melakukan hal yg sama? Tentunya perlu survey untuk memastikannya!
pakde, sebetulnya majapahit tu lokasinya ndik mana sih? bolak-balik nang trowulan ning ora ono keraton.
Mendengar kata “lumpur” saya jadi ingat Lapindo, mungkinkah itu prototype kecil2an yg dibuat Tuhan utk kita perhatikan dan tindak lanjuti??
Salam kenal Pak, saya suka tulisan anda… 😀
MRANANI kalo wong jowo bilang…saya ikuti terus ulasan – ulasan pakne Rovicky…aku sependapat dgn Mbah Suparka ttg “Digital Book”…krn bisa utk warisan anak cucu cicit…NUWUN Pakne
analisis yang menarik dan enak dibaca 🙂 di buku sejarah sekolah ada beberapa kerajaan yang “tutup buku”, berarti masih banyak bahan untuk dianalisis….
Pak dhe, menurut aku, pertanyaan alpha omega jawabnya kira-kira 1870,tapi gak tahu masehi atau bukan. Ngetungnya : LAWON = kain PUTIH =0,SAPTA = tujuh, Ngesti (dari kata ESTI =GAJAH) = 8, AJI = raja = 1, jadi 0781,dibaca dari belakang =1870.
Pakdhe, kalo gitu, bencana yang terjadi berkali-kali di Indonesia juga mungkin bisa bikin ambruk negara ya? semoga bisa diatasi oleh pemimpin yg di amanah…
Mohon tanya,..kalo LAWON SAPTA NGESTI AJI,..tahun berapa?…banayak pendapat yg berbeda,..bahasa Indonesianya,..thn berapa?
Wah terimakasih sekali sudah dikunjungi Pak Suparka yang juga Wakil Kepala LIPI. Pak Suparka ternyata sekarangpun beliau juga ngeblog mendongeng di Multiply. http://aki2005.multiply.com/
Saya senang baca ulasan anda. Mudah dicerna pembacanya, memotivasi untuk lebih tahu, dan tidah terbatas hanya bidang ilmu kebumian saja. Teruskan menulis, dan terbitkan dalam bentuk “digital book”.