Mengapa lumpur meledak ?

0

bum.gif

Hari sabtu kemarin terdengar ledakan dari “kawah” bukit lumpur ini. mengapa terjadi ?

Menurut GM Lapindo Rawindra kejadian itu merupakan hal biasa. bagi awam, “Ah biasa gimana wong muncrat sampai setinggi 30 meter kok biasa, kan biasanya hanya 2 meter saja”. Nah, permasalahan ketidak tahuan masyarakat ini karena tidak ada dari pihak Lapindo yg berusaha menjelaskan secara mudah kejadian-kejadian ini. Mungkin juga mereka sudah kewalahan menjawab serta menangani lumpur ini.

Hampir seluruh penjelasanya berupa penjelasan teknis ilmiah ndakik2 tanpa terlihat adanya usaha menjelaskan dengan bahasa awam, gae bhoso suroboyoan ae yok opo seeh !. tentusaja semua akan lebih terlihat hebat ketika menjelaskan secara ilmiah. Dan ini juga ndak salah wong masih ada juga yg sampai menginginkan bantuan asing karena melihat orang Indonesia belum terlihat kemampuan menyumbatnya seperti komentar #3 disini.

Memang di dalam pameran dalam acara konvensi ahli perminyakan di Jakarta pertengahan bulan Agustus lalu di JHCC, Lapindo memiliki stand dengan memasang poster-poster tentang banjir lumpur panas ini. Namun itu hanya menjangkau orang-orang yg mengerti secara teknis operasi perminyakan. Dan walaupun cukup ramai dikunjungi, stand yg adapun dianggap hal biasa bagi pengunjung. Ya karena bagi semua ahli kebumian dan perminyakan hal itu adalah hal biasa tidak berbeda seperti kata Rawindra diatas. Namun yang ditulis oleh Jakarta Post juga harus disimak, bahwa “masyarakat dan korban berhak tahu” dan mengerti apa konsekuensi dari semua itu. Dengan bahasa dan tingkat pengetahuan mereka saat ini.

Disinilah pentingnya seorang “story teller“, pendongeng masyarakat, bukan hanya public relation untuk kepentingan wartawan dengan menjelaskan teknis ilmiahnya saja. Dalam kondisi saat ini “pendongeng” juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat yg terkena bencana. Tapi jangan aku looh, aku ngga punya data-data otentiknya, kecuali dari media.
Wis ah aku kok jadi nggrundel sendiri. Aku hanya mau crita kenapa ada ledakan ini terjadi, dengan bahasa yg mudah saja.

Ledakan yg muncul dipermukaan ini mirip dengan ledakan “plupuk-plupuk” ketika kita menjerang air, ketika air sedang mendidih. Dibawah sana tentunya air tanahnya juga panas. Akibat geothermal gradien, atau panasnya bumi maka rata-rata suhu akan meningkat 3-4 derajat tiap 100 meter. Nah misalkan kedalaman sumber air ini diperkirakan berasal dari kedalaman 6000-9000 feet (sekitar 3 000 meter). Kalau suhu permukaan sekitar 25 derajat, penambahan suhunya mencapai 120 derajat cencius, sehingga suhu air tanah ini pada kedalaman 9000 feet (3 Km) sana dapat mencapai 150 derajat celsius. Tentunya sudah diatas 100, diatas suhu air mendidih kan ? tetapi karena tekanan hidrostatis tinggi, dibawah sana tidak mendidih seperti dipermukaan. Namun ketika berjalan keluar tentusaja tekanan berkurang, dan air tersebut bisa saja mendidih. Sehingga terlihat kepulan uap air keluar dari lubang.

Letusan gunung lumpurDi dalam semua air sebenarnya terdapat gelembung- gelembuang udara yang terlarut. Gelembung udara ini akan membesar karena pemanasan. Seperti ketika kita mendidihkan air maka akan timbul gelembung-gelembung air (blekutuk-blekutuk). Sekarang bayangkan gelembung yg membesar karena dipanaskan ini keluar ke permukaan. Selain memiliki tekanan keatas karena gaya keatas (udara kan cenderung naik, selalu berada di atas air kan ?), maka gelembung ini akan dengan cepat menuju keatas.

Volume udara didalam sana mungkin kecil karena tekanan, semakin keatas tekanan hidrostatis akibat cairan itu juga berkurang karena kolom airnya juga berkurang. Dengan demikian volume udara ini dapat saja terkumpul kalau ada penyumbatan. Kenapa tersumbat ? Ya sangat mungkin dinding yg dilewati lumpur itu sendiri tererosi dan akhirnya runtuh. Runtuhan ini yg merupakan pengumpul tenaga letusan.

Kalau biasanya hanya mampu muncrat hingga 2 meter karena tekanan permukaan saja, maka kalau terjadi penumpukan gelembung udara akan sangat mungkin letusannya hingga mencapai 30 meter seperti yang terjadi pada hari sabtu lalu.

Akan sangat bermanfaat apabila ada usaha untuk merekam setiap kejadian-kejadian ini sebagai bahan pembelajaran. Mungkin saja dengan cara menempatkan geophone atau semacam seismometer akan sangat berguna. Seismometer ini berguna untuk merekam kejadian-kejadian dibawah tanah sana. Mirip seperti pak dokter menggunakan stateskop. Mirip seperti me-monitor gunung berapi saja. Saya rasa, ahli volkanologi-pun dapat membantu mengamati perubahan-perubahan perilaku bawah tanah sesuai dengan keilmuan yg dimilkinya. Siapa tahu kita mampu mendeteksi kemungkinan munculnya rekahan-rekahan lain. Atau kemungkinan re-aktivasi lubang-lubang lama. Ingat kan ? Sebelum ini ada 5 lubang tempat keluarnya lumpur yang tentunya harus diamati juga, kan ?

Jadi memang benar bahwa peristiwa meletusnya gunung lumpur ini bukan kejadian aneh, bagi yg terbiasa dengan mengalami atau mengerti penjelasan secara ilmiahnya. Namun bagi masyarakat tentunya perlu dijelaskan juga dengan bahasa awam, sehingga masyarakatpun dapat mengantisipasi untuk keperluannya. Tidak harus panik, tetapi mengerti mengapa terjadi peristiwa ini.

Ada info baru dari kawan yg ada di MetroTV bahwa hingga saat ini sudah terjadi amblesan hingga 30 20 cm. Artinya sangat mungkin dugaan bahwa beban batuan diatasnya menjadi sumber tekanan keatas air keatas. Kalau tekanan ini turun perlahan-lahan maka muncratnya perlahan. Namun kalau ini ambleg tiba-tiba ya tentunya menyebabkan muncrat yang hingga 30 meter itu. Namun jangan takut, amblesnya ini ndak akan mak blug. kenapa ? Karena kita bisa berhitung dari berapa material yg sudah keluar. Jumlah yg keluar harus sama dengan runtuh, kan ? Kalau kita bisa mempertahankan balance atau keseimbangan, maka yg terjadi seperti hanyalah memindahkan material saja, seperti yg digambarkan disini.

collapsebpj.jpg

Jadi skali lagi tidak perlu panik, tetapi kita mengerti apa-apa yang sudah, sedang dan akan terjadi nantinya. Yang perlu dilakukan adalah mengambil langkah-langkah yg tepat dalam menghadapi gejala-gejala alami ini.

Ngga pelu takut dengan issue tenggelamnya jawa akibat collapse ini. Kan dulu pernah terjadi juga di sekitar lokasi Sumur Porong-1 (7 Km dari Bpj-1), dan Pulau Jawa juga masih ada kan ? Namun yg kita antisipasi adalah bagaimana bermain silat dengan alam. Harus pandai-pandai untuk menghindar … eits !

porong-1.jpg

Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon!

1 KOMENTAR

  1. Menurut saya agar lumpur lapindo tidak cepat jebol harus di buat menggunakan teori fisika/tekanan hidrostatis . gimana ga mw ancur tanggul nya klo di buat bentuk datar gitu???,jangan di tambah bola beton lumpur nya itu malah buat volume lumpur nya membesarcdan ga bisa di bendung,kok yang aneh2 aja ya??,seharus nya yang menangani lumpur lapindo itu orang yang ahli fisika seperti guru saya hehehe..

    dari HL di bekasi biar indonesia ga cpet ancur saya ksih saran ini hahaha ^_^

  2. Lia, perlu diketahui bahwa lumpur itu bukannya libah yg dikonotasikan sisapabrik. jadi yg keluar itu sebenernya bahan yg sangat alamiah. namun karena jumlahnya suangat buanyak maka harus dikelola.
    yg paling baik menurut saya, dipisahkan air dan padatannya. trus dibuang airnya. padatannya dimanfaatkan utk menjaga kalau ada subsidence/amblesan, sebagai pengisi.

  3. BUDIPEKERTI versi 3K

    Pergantian zaman menyebabkan perubahan di pola pikir, pola ucap dan pola tindak. Puncaknya, ketika terjadi akumulasi krisis kepercayaan nasional, tak ada panutan, tak ada lembaga yang dihormati dan disegani – semua orang merasa bebas. Demokrasi diartikan sebagai kebebasan dalam segala bentuk.

    Interaksi yang terjadi sesuai kontak, ada interaksi sosial, interaksi politik, interaksi usaha, dsb. Landasan hukum interaksi nyaris hukum rimba. Terlebih dalam interaksi politik, siapa yang memiliki modal 3K (kaya, kuat, dan kuasa) akan mendominasi jalannya politik.

    Sebagai contoh, bencana alam lokal berupa semburan, luapan, luberan lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006 – dampaknya berkelanjutan sampai pihak berkepentingan mau turun tangan.

    Produk volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 meter kubik per hari. Bahkan pernah mencapai 50 ribu meter kubik per hari. Produk ini nyaris sama dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar. Jika stamina dan kinerja semburan lumpur Banjar Panji-1 terus bertahan pada kisaran 50 ribu itu, pada 31 Oktober, jumlah lumpur akan mencapai 7,1 juta meter kubik. Pada pergantian tahun, volumenya bakal menembus angka 10 juta meter kubik. Ini dua kali lebih banyak dari volume kubah lava di puncak Merapi saat letusan.

    Artinya jika produk lumpur ini dibuang ke laut, bisa untuk membuat tanggul yang menghubungkan Jawa dengan Madura atau Jawa dengan Bali. Kalau kurang, tunggu waktu peridoe 2004-2009.

    Kesimpulan, siapa pelaku berbasis budipekerti yang seperti apa. (hn)

  4. Mengenai turunnya daerah Siring hingga 20 cm, saya masih bertanya-tanya bagaimana mendapatkan angka itu, dan dibandingkan dengan hasil pengukuran yang kapan dan menggunakan metode apa. Kalau yang sekarang ini kan pakai GPS yang setahu saya akurasi altimeter-nya sangat rendah, +/- 10ft. Altimeter itu kan hanya mengandalkan tekanan udara. Padahal tekanan udara itu berubah-ubah meskipun pada ketinggian (elevasi) yang sama.

    Pengalaman saya, untuk menentukan titik nol (mean sea level), itu saja selain sukar juga penuh kelemahan. Beda metode beda pula hasilnya.

    Memang logis juga sih kalau daerah Siring itu kemudian turun setelah mengeluarkan lumpur, tetapi menjadi naik pun logis, tergantung bagaimana menjelaskannya.

    Mungkin anda yang yang masih sangat energik, bisa melacaknya. Ini penting karena dampak dari statement itu kan sangat luas ke depan seperti pemindahan jalan tol, rel kereta dsb.

    Thanks.

  5. Trmis masukkannya Pak Hasto,
    sepertinya fenomena BPJ-1 ini sangat kompleks sekali. Banyak fantor yg bisa diperhitungkan. Salah satu saran yg paling logis daro pak Hasto adalah “mencatat setiap kejadian” termasuk seberapa sering letusan, seberapa tinggi, juga berapa debit dari waktu ke waktu. Perubahan dari setiap pengamatan ini tentunya sangat membantu analaisa.
    Dimana ya memperoleh catatan2 ini ?
    eh ada yg nyatet ngga nih ?

  6. Hallo Rovicky

    Mengapa lumpur meledak? Saya ingin memberi masukan sedikit.
    Pada dasarnya tekanan di bawah permukaan itu bersifat fluktuatif terutama jika dalam sistem volume fluida yang sangat besar. Sama dengan lautan yang mengalami pasang surut oleh pengaruh gaya tarik bulan. Oleh sebab itu seperti di Bledug Kuwu, tingginya letusan pada sore atau malam hari lebih tinggi dibandingkan pagi-siang hari yang oleh penduduk kemudian dikaitkan dengan bergolaknya perairan laut selatan. (Konon, ceritanya Joko Linglung yang membangun terowongan yang menghubungkan Kuwu dengan tempat Nyi Roro Kidul bersemayam).

    Mengenai lumpur Sidoarjo, pada mulanya kan keluar pada beberapa titik, kemudian beberapa minggu kemudian kekuatan semburannya melemah dan tinggal satu titik yang masih aktif. Orang mengira bahwa pressure di bawah telah reda. Tapi ternyata sekitar 10 hari kemudian semburan menguat kembali tetapi hanya pada satu titik saja (memilih saluran yang paling besar) dengan kekuatan semburan yang lebih kuat dan terus meningkat dari hari ke hari, dan belakangan terjadi letusan.

    Ini semua merupakan bagian dari irama bawaan dari semburan lumpur sidoarjo. Tapi sayangnya fluktuasi ini tidak diukur. Namun bagi saya, melemah dan menguatnya semburan menandakan bahwa bahwa kita sedang berurusan dengan volume fluida yang sangat besar dan mobile di bawah sono. Lumpur yang sekarang keluar, sekitar 4-5 jutaan m3, menurut perkiraan saya hanya sebagian kecil saja.

    Thanks

  7. Mas Amien.
    Memang banyak gas-gas terkandung dibawah sana. Salah satunya jelas H2S yg selama ini menjadi “bumbu penyedap” bau lumpur. Namun H2S tidak akan besar hingga menyebabkan meletup. Karena kalau hanya gas H2S saja tentunya konsentrasinya sangat besar. Gas-Gas ini bisa saja “steam” (uap panas) akibat pemanasan dari dalam bumi. Mirip seperti dalam geothermal. Ketika air berubah fasa menjadi gas (steam) maka akn terjadi perubahan volume cukup besar.

  8. Pak Rovicky

    Apa nggak gini :
    Terjadi runtuhan dinding saluran dan menutup sementara saluran sehingga air lumpur + gas H2S terkumpul
    cukup kuat dan mendorong keatas runtuhan itu sehingga timbul suara gemuruh sebelum letusan setinggi
    20 m tsb. Gas H2S yang besar menyebabkan sesak napas 2 orang yang ada di dekat semburan.

    AW Suroboyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here